Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...----------------------------------------
GAGAL PULANGAkibat kejadian kemaren, Manda akhirnya nekad mengakhiri masa liburannya di kampung halaman kakek dan neneknya hari ini. Namun, rencana kepulangannya itu belum dia beritahukan kepada kedua orang paruh baya tersebut. Dan dengan tekad yang kuat, Manda pun mencari keberadaan kakek dan neneknya untuk memberitahukan rencananya tersebut.
Kening Manda seketika mengkerut ketika tidak menemukan keberadaan kakek dan neneknya di meja makan ataupun di ruang keluarga. Biasanya kedua orang tersebut pagi-pagi sekali pasti sudah menampakkan diri mereka di sana. Namun, tidak seperti biasanya kakek dan neneknya itu kini tidak berada di sana.
"Mbok Ima, kakek sama nenek kemana ya? Kok tumben gak keliatan?" tanya Manda kepada salah satu asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah kakek dan neneknya.
"Bapak sama Ibu lagi di kamar, non Manda. Ibu lagi demam, makanya Bapak nemenin Ibu di kamar."
Manda yang mendengar itu sontak terkejut dan langsung berlari menuju ke kamar kakek dan neneknya.
Ceklek!
"Manda?" kaget kakek Haris.
Mata Manda langsung bisa melihat jika neneknya itu kini tengah berbaring dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Di saat sakit seperti ini pun, neneknya itu masih bisa melemparkan senyum ke arahnya.
"Sini sayang" ucap nenek Mira lembut.
Manda langsung melangkahkan kakinya dan kemudian merebahkan tubuhnya di samping kiri sang nenek seraya memeluknya. "Nenek kenapa? Kok bisa kaya gini sih? Aku gak suka ngelihat nenek sakit kaya gini."
"Nenek cuman kecapean aja sayang. Di bawa istirahat juga nanti sembuh" sahut nenek Mira seraya mengelus kepala sang cucu.
Manda sontak menjauhkan sedikit kepalanya agar bisa menatap wajah neneknya itu. "Aku kan udah sering bilang sama nenek gak usah terlalu cape. Apalagi sampai nenek turun tangan buat beres-beresin rumah. Di rumah ini ada beberapa orang yang bisa ngeberesin itu semua, nek. Nenek tau sendirikan? Kalau nenek kecapean, nenek bakalan jatuh sakit kaya gini. Mulai sekarang atau besok-besok, nenek gak perlu lagi ikut beres-beres rumah."
"Tuh, dengerin apa kata cucunya" sahut kakek Haris yang membuat nenek Mira mendelik kesal ke arah suaminya itu.
"Manda, liat deh nenek kamu. Di kasih tau malah mendelik-delik gitu sama kakek" adu kakek Haris.
"Kakek juga sama, jangan terlalu cape-cape kerja. Kakek kan kalau udah sakit biasanya lebih parah dari nenek. Sampai-sampai ngumpulin semua keluarga" ucap Manda yang membuat sang kakek menjadi terdiam.
"Tuh, dengerin apa kata cucunya" ejek nenek Mira membalas suaminya.
Kakek Haris memilih diam. Dia takut akan semakin terkena omelan dari cucu tersayangnya itu.
"Manda di kasih tau siapa kalau nenek sakit?" tanya nenek Mira.
"Di kasih tau mbok Ima. Soalnya tadi aku nyari-nyari kakek sama nenek di meja makan sama di ruang keluarga gak ada" jawab Manda yang kini sudah mengganti posisinya menjadi duduk.
"Loh? Ngapain nyari-nyari nenek sama kakek?" tanya nenek Mira.
"Sebenarnya tadi aku mau ngasih tau sama kakek dan nenek kalau hari ini aku mau pulang ke Jakarta."
Jawaban Manda itu langsung membuat kedua orang paruh baya itu terkejut.
"Kok cepat banget pulangnya? Manda gak kasian sama nenek? Nenek lagi sakit loh, masa Manda mau ninggalin nenek. Nanti aja ya pulangnya? Temenin nenek di sini aja" sedih nenek Mira.
"Kamu baru sebentar di sini, masa kamu sudah mau pulang. Kamu gak betah tinggal sama kakek dan nenek?" timpal kakek Haris.
"Manda tinggal lebih lama ya di sini? Temenin nenek sama kekek. Nenek nanti yang akan bilang sendiri sama orang tua kamu kalau kamu bakal tinggal lebih lama di sini? Mau ya sayang? Nenek bakalan kesepian kalau kamu tinggal. Di sini dulu ya?" ucap nenek Mira lagi.
Manda yang melihat wajah neneknya itu pun menjadi tak tega. "Aku gak jadi pulang hari ini. Aku bakal lebih lama lagi di sini. Nenek jangan sedih lagi."
"Nenek gak bakal sedih kalau Manda gak ninggalin nenek" ucap nenek Mira.
"Manda, kamu mau pulang gara-gara kejadian kemaren?" tanya kakek Haris menebak.
Manda yang mendengat itu sontak menatap ke arah kakeknya dengan wajah terkejut.
"Kejadian apa?" tanya nenek Mira penasaran.
"Nanti mas ceritain" jawab kakek Haris pada sang istri.
"Gara-gara kejadian itu ya?" ulang kakek Haris pada sang cucu.
"E-enggak kok. Orang aku pulang gara-gara banyak kerjaan yang numpuk di Jakarta" elak Manda.
"Kakek kira gara-gara itu. Kamu tau? Nak Dimas kemaren ngomong apa sama kakek?" ucap kakek Haris.
"Ngomong apa?" tanya Manda.
"Dia minta izin sama kakek buat dekatin kamu."
Manda sontak melebarkan kedua matanya ketika mendengar jawaban kakeknya tersebut. "Yang benar aja, kek? Ngapain coba dia minta izin kaya gitu. Orang aku gak kenal sama sekali sama dia."
"Kakek serius, Manda. Kemaren nak Dimas ngomong kaya gitu sama kakek. Kalau kamu penasaran kenapa dia meminta izin seperti itu pada kakek, kamu bisa tanyakan langsung kepada orangnya sendiri" sahut kakek Haris.
Manda pun menjadi terdiam mendengar perkataan kakeknya itu. Jujur saja, Manda saat ini tengah di landa kebingungan dengan maksud lelaki bernama Dimas tersebut meminta izin kepada kakeknya untuk mendekati dirinya. Di bilang dekat? Dia dan lelaki itu hanya beberapa kali bertemu dan itu pun hanya berbicara seadanya saja. Aneh pikirnya.
"Nak Dimas katanya hari ini mau ke sini buat ketemu sama kamu."
Manda langsung menatap kakeknya dengan wajah terkejut. "Kek!"
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BUPATI (END) || SUDAH TERBIT
RomanceOpen Pre-Order novel "MAS BUPATI" dari tanggal 22 September 2023-1 Oktober 2023 💖 Niat awal berlibur singkat ke kampung halaman sang kakek dan juga neneknya, membuat Amanda Putri Hartono harus tinggal lebih lama di sana karena paksaan dari pasangan...