Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------------------
LDRDua hari setelah pertemuan Manda dengan kedua orang Dimas, dengan sangat berat hari ini Manda harus kembali pulang ke Jakarta. Selain karena pekerjaan di butiknya yang menumpuk, Papi dan Maminya pun menyuruhnya untuk segera pulang karena mereka sudah merindukan anak semata wayang mereka itu.
Dan di sinilah Manda berada, di depan rumah berpamitan dengan kakek serta neneknya. Dimas? Lelaki itu juga berada di sana untuk mengantarkan kepergiaan sang gadis.
Yeah, sang gadis. Dimas sudah sejak lama menganggap Manda adalah gadisnya. Gadis yang akan menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.
"Kakek sama nenek jaga kesehatan ya. Nenek jangan cape-cape, terus kakek harus banyak istirahat, jangan kerja terus. Kerja boleh, tapi harus ingat istirahat juga. Ingat, kakek itu udah tua, harus lebih jaga kesehatan" nasehat Manda.
"Iya cucu kakek. Cerewet banget kamu" gemas kakek Haris.
"Kalau berhubungan sama kakek dan nenek itu harus cerewet. Kalau gak di cerewetin mana bakal nurut" sahut Manda.
"Iya, sayang. Kamu juga di sana jaga kesehatan ya. Kata Mami kamu, kamu kalau keasyikan kerja sampe lupa makan. Gak boleh loh sampe gak makan. Entar masuk rumah sakit lagi kaya waktu itu gara-gara telat makan" ucap nenek Mira.
"Loh? Manda pernah masuk rumah sakit, nek?" kaget Dimas.
"Iya loh, nak. Manda ini sudah tau punya asam lambung tetap aja suka telat makannya" adu nenek Mira.
"Nenek, jangan di kasih tau dong" cemberut Manda.
"Biarin aja. Biar nak Dimas tau kelakuan kamu" acuh nenek Mira.
"Kalau gitu mulai sekarang biar saya aja yang ingetin Manda makan. Biar dia gak lupa terus" ucap Dimas.
"Nah, bagus. Kalau dia bandel marahin aja" dukung nenek Mira.
Manda hanya bisa pasrah mendengar ocehan neneknya yang sekarang mendapatkan pendukung itu.
Manda yang ingat akan sesuatu pun langsung menatap Dimas meminta penjelasan, apalagi melihat salah satu ajudan kepercayaan lelaki itu tengah berdiri di samping mobil miliknya. "Mas, ini aku beneran di setirin sama pak Edy?"
Dimas merespon dengan menganggukan kepalanya. "Iya, mas khawatir kalau kamu nyetir sendiri."
"Kalau pak Edy sama aku, terus mas gimana?" tanya Manda.
"Masih banyak yang bisa gantiin Edy sementara" jawab Dimas.
"Padahal gak usah di setirin juga gak papa. Kemaren pas kesini aku juga nyetir sendiri" gumam Manda.
Dimas yang memiliki pendengaran tajam itu pun sontak menyahut. "Kalau dari dulu kamu ketemu sama mas, mas juga gak akan biarin kamu nyetir sendiri. Apalagi jarak yang kamu tempuh itu jauh."
"Tuh, dengerin. Kakek juga kalau tau kamu kesini kemaren sendirian gak bakal kakek izinin buat nyetir sendiri" sahut kakek Haris.
"Iya-iya. Udah ah ngomelnya" rajuk Manda.
"Gak ada yang ngomelin kamu. Kita di sini cuman ngasih tau kamu" ucap Dimas.
"Iya deh salah. Yaudah, aku berangkat dulu. Takut nanti sampe di Jakarta malam. Kasian pak Edy yang nyupirin" sahut Manda.
"Hati-hati ya, sayang. Kalau udah sampe hubungin nenek" ucap nenek Mira.
Manda pun langsung memeluk neneknya itu dengan sayang. "Iya nenekku."
Pelukan Manda lalu beralih pada kakeknya. "Manda berangkat ya, kek. Ingat loh pesan Manda tadi."
"Iya Manda sayang. Kamu hati-hati. Jangan lupa hubungin kakek atau nenek" sahut kakek Haris.
Setelah selesai dengan kakek Haris, Manda beralih menatap Dimas dan kemudian memeluk lelaki tersebut. "Aku pergi dulu ya, mas. Mas jaga kesehatan di sini. Ingat istirahat. Maaf ya kita harus ldr dulu. Salamin juga buat Mama, Papa. Maafin calon menantunya ini harus balik kandang dulu."
Dimas yang mendengar ucapan Manda itu sedikit terkekeh. "Iya, nanti di salamin. Kamu hati-hati ya. Kamu juga jaga kesehatan dan jangan telat makan."
Setelah beberapa saat, Manda pun melepaskan pelukannya dan menatap kakek, nenek dan Dimas dengan tersenyum. "Aku berangkat."
Manda lalu melangkahkan kakinya ke dalam mobil dan setelah masuk Manda membuka sedikit kaca mobilnya. "Dadah semuanya ..."
"Edy, hati-hati bawa mobilnya" peringat Dimas.
"Siap, pak" sahut Edy.
Tit! Tit!
Mobil milik Manda pun akhirnya berjalan meninggalkan halaman rumah kakek Haris.
Puk!
Tepukan di bahu kanannya membuat Dimas sontak menolehkan kepalanya ke samping.
"Lanjutkan!"
Ucapan kakek Haris yang penuh makna itu sontak membuat Dimas mengeluarkan senyumnya. "Siap, kek."
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BUPATI (END) || SUDAH TERBIT
RomanceOpen Pre-Order novel "MAS BUPATI" dari tanggal 22 September 2023-1 Oktober 2023 💖 Niat awal berlibur singkat ke kampung halaman sang kakek dan juga neneknya, membuat Amanda Putri Hartono harus tinggal lebih lama di sana karena paksaan dari pasangan...