PART 12

34.2K 2.9K 12
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------------
MENJAUH


Kejadian semalam membuat Manda memutuskan untuk menjauh dari Dimas dan juga keluarganya. Meski respon kedua orang tua, om, tante, dan juga kakek nenek lelaki itu baik, Manda tetap memilih menjauh. Selain itu, ada alasan lain yang membuat Manda memutuskan hal tersebut. Dan hal itu tentu saja hanya Manda sendiri yang tau.

Ketika pulang kemaren pun Manda langsung keluar dari mobil milik Dimas tanpa berpamitan kepada sang pemilik. Dan itu langsung membuat lelaki tersebut sedikit frustasi karena sikap Manda yang berubah kepadanya.

Hari ini pun semua pesan atau telepon yang berasal dari Dimas selalu di abaikan oleh Manda. Hal itu membuat Dimas menjadi uring-uringan di tempat kerjanya. Bahkan, lelaki itu sampai tidak fokus ketika berbicara dengan orang lain.

Setelah pulang dari kantornya, Dimas langsung pergi untuk menemui Manda. Namun, Dimas harus menahan hasratnya untuk bertemu dengan Manda, karena gadis tersebut saat itu tidak berada di rumah. Asisten rumah tangga yang Dimas kenal sebagai mbok Ami itu mengatakan jika Manda tengah pergi ke lokasi cabang butiknya di sini untuk melakukan pengecekan. Namun, Dimas lagi-lagi harus menelan kepahitan ketika dia bertanya di mana lokasi butik tersebut, mbok Ami hanya menggelengkan kepalanya lemah dan menatap orang nomor satu dengan tidak enak. Dengan segala kegagalannya bertemu dengan Manda, Dimas memutuskan untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya di banding ke rumah dinasnya.

*****

Manda yang masih berada di lokasi butiknya itu baru saja mendapatkan telepon dari orang rumahnya yang mengatakan jika Dimas baru saja pulang ketika tidak mendapatkan dirinya di rumah. Manda yang mendengar itu hanya bisa terdiam dengan segala macam pikiran yang berada di kepalanya. Jika bukan karena ada hal lain yang membuatnya menjauh seperti ini dari lelaki itu, Manda tidak akan menjauhkan dirinya sendiri dari lelaki tersebut.

"Amanda ..."

Manda yang saat ini tengah berdiri di samping mobilnya langsung mendadak kaku ketika mendengar panggilan tersebut.

Benar saja, ketika Manda menolehkan kepalanya ke samping dia melihat seorang lelaki tinggi tengah menatapnya dengan tersenyum. Manda yang melihat itu hanya menatap si lelaki dengan tatapan datar.

"Amanda? Ternyata ini benar kamu."

Manda yang mendengar ucapan lembut itu hanya bisa terkekeh sinis di dalam hatinya. Manda yang muak melihat keberadaan lelaki itu pun langsung membuka pintu mobilnya. Namun, gerakan tangan Manda kalah cepat dari lelaki itu. Pasalnya, lelaki tersebut dengan cepat menahan pergerakan Manda.

"Lepas!" tekan Manda.

Lelaki itu sontak melepaskan tangannya karena melihat kilatan marah dari Manda. "Maaf."

"Amanda, apa gak ada lagi kesempatan untuk aku di hati kamu?"

Mendengar pertanyaan dari lelaki itu sontak membuat Manda mengeluarkan tawa paksanya. "Kesempatan? Buat apa? Gak ada kesempatan buat laki-laki brengsek kaya lo gini, Bian."

Abian Devan Sanjaya, laki-laki yang pernah mengisi hati Manda selama tujuh tahun lamanya. Laki-laki yang menghilangkan kepercayaan Manda dan laki-laki brengsek yang tega berselingkuh dengan sahabat Manda sendiri sampai mantan sahabatnya itu mengandung anak dari lelaki tersebut.

"Lo gak sadar dengan kelakuan bejat lo itu? Lo pikir aja, apa gue masih mau ngasih kesempatan buat laki-laki brengsek kaya lo ini? Dan di saat selingkuhan lo itu hamil anak lo sendiri, lo masih berani ngasih pertanyaan yang gak bermutu itu buat gue? Waras lo?" sinis Manda.

"Dari pada lo ngasih pertanyaan yang gak bermutu itu, lebih baik lo tanggung jawab sama selingkuhan lo itu terus lo nikahin dia. Jangan mau enaknya aja lo jadi cowok. Pas udah hamil gini malah mau lepas tanggung jawab. Gak beres emang" lanjut Manda.

"Aku udah nikah sama Sarah."

Ucapan itu membuat Manda rasanya ingin menghajar lelaki itu habis-habisan. "Lo! Emang cowok gak beres dan yang paling penting, lo itu brengsek!"

Setelah mengucapkan itu, Manda langsung menaiki mobilnya dan dengan cepat meninggalkan tempat tersebut. Berlama-lama di sana membuat Manda rasanya tidak betah, apalagi harus berbagi udara yang sama dengan lelaki tersebut.

Bian, yang di tinggalkan oleh Manda hanya bisa menatap kepergian perempuan itu dengan tatapan yang sendu. "Maaf, Amanda."

-bersambung-

MAS BUPATI (END) || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang