PART 14

33.5K 3K 11
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------------
ALASAN MANDA

Manda kini duduk di balkon kamarnya dengan pakaian yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Pikiran Manda seketika melayang pada obrolannya bersama Rian Tadi.

Kedekatan dirinya dan keluarga Sarah sudah tidak bisa di ragukan lagi. Dulu dirinya begitu dekat dengan kedua orang tua Sarah dan juga Rian. Namun, kedekatan mereka itu seketika berubah ketika dirinya mengetahui tentang perselingkuhan sang pacar dan juga sahabatnya. Tidak ada lagi kehangatan yang Manda berikan kepada Sarah. Dan itu juga berimbas pada kedekatannya dengan kedua orang tua dan juga adik dari Sarah.

Sejak perselingkuhan dan kehamilan Sarah terkuak, dirinya memutuskan untuk meninggalkan dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang berhubungan dengan kedua orang tersebut. Bahkan, segala bentuk komunikasi apapun, dirinya sebisa mungkin untuk tidak terlibat dengan mereka. Meski dirinya tau orang tua Sarah dan juga Rian tidak ada sangkut pautnya dengan perselingkuhan tersebut, berhubungan dengan orang terdekat dari seseorang yang sudah menyakiti hatinya membuat dirinya sangat enggan untuk bertemu ataupun menjalin komunikasi. Entah, ini adalah salah satu bentuk untuk mempertahankan kewarasan dirinya sendiri dari orang-orang tersebut.

Manda yang asyik melamun tidak menyadari jika sedari tadi seseorang terus memperhatikannya. Sampai pada akhirnya, Manda yang menolehkan kepalanya ke samping sontak terkejut ketika melihat orang yang sejak kemaren sengaja dia jauhi kini berada di dalam kamar miliknya.

"Kenapa bisa masuk kesini?" tanya Manda.

"Kakek dan nenek yang kasih izin" jawab Dimas.

"Ini kamar aku. Jadi, siapa pun yang masuk kamar ini harus ada izin dari aku sebagai pemilik kamar" tekan Manda.

"Stop di situ" cegah Manda ketika melihat Dimas melangkahkan kakinya ke arahnya.

"Kita perlu bicara Manda" tegas Dimas.

"Apa yang harus kita bicarain mas? Apa ucapan aku kemaren sama mas gak jelas?" sahut Manda.

"Jangan begini, Manda. Mas gak bisa kalau tanpa kamu" lemah Dimas.

"Masih banyak perempuan di luar sana yang lebih dari aku, mas. Karin anak tante Eci contohnya" sindir Manda.

"Sebanyak apapun perempuan di luar sana, baik itu Karin atau siapa pun itu, mas gak akan pernah suka dengan mereka. Mas hanya mau kamu, Manda. Hanya kamu" ungkap Dimas.

"Kenapa harus aku mas? Mas tau sendiri ada salah satu keluarga mas yang gak suka sama aku. Apalagi orang itu menginjak-injak harga diri aku. Apa yang bakal mas lakuin? Apa mas bakal balas mereka demi aku? Apa mas bakal belain aku? Apa mas?" tuntut Manda.

"Kenapa harus kamu? Karena hanya kamu yang mas mau Manda, gak ada yang lain. Dan mas gak peduli sekalipun dengan tante Eci dan Karin. Selagi orang tua mas, kakek nenek serta om dan tante merestui kita berdua, mas gak peduli dengan pendapat mereka tentang kamu. Lagi pula, tante Eci dan juga Karin itu hanyalah orang asing yang tiba-tiba saja masuk ke dalam keluarga kami" sahut Dimas.

"Maksud kamu apa mas?" tanya Manda bingung sekaligus terkejut.

"Jika bukan karena om Bram, adik dari Papa yang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menemui istrinya itu tak sengaja menabrak suami tante Eci ketika di perjalanan, mungkin om Bram tidak akan pernah menikahi tante Eci. Om Bram saat itu terpaksa menikahi tante Eci karena rasa tanggung jawabnya yang menyebabkan suami tante Eci yang meninggal. Dan bersamaan dengan itu pula, istri dari om Bram saat itu juga meninggal dunia karena penyakit kronisnya. Dan Karin bukanlah anak dari om Bram. Karin adalah anak dari suami tante Eci terdahulu" beritahu Dimas.

Manda yang mengetahui fakta itu tentu saja terkejut. Pantas saja wanita paruh baya itu ingin sekali menjodohkan anaknya dengan lelaki di depannya ini. Ternyata mereka tidak mempunyai hubungan darah sekalipun pikirnya.

"Jadi Manda, tolong jangan menjauhi mas lagi karena mereka. Sudah cukup selama dua hari ini kamu menjauhi mas. Mas gak sanggup kalau kamu terus bersikap seperti ini kepada mas" mohon Dimas.

"Aku mau nanya satu hal sama kamu mas" ucap Manda serius.

"Silahkan" sahut Dimas.

"Apa kamu benar-benar serius sama aku?" tanya Manda.

"Mas benar-benar serius kepada kamu, Manda. Bahkan, mas ingin segera meminang kamu" jawab Dimas dengan nada yang tegas di dalamnya.

"Ayo" ucap Manda.

Dimas yang mendengar penuturan itu tentu saja merasa bingung. "Maksud kamu apa? Mas gak ngerti?"

"Katanya mau meminang. Yaudah, ayo" jelas Manda.

"Manda? K-kamu serius?" kaget Dimas.

Manda sontak menganggukan kepalanya. "Aku serius."

"Mau tau satu hal gak?" lanjut Manda.

"Apa?" sahut Dimas.

"Sebenarnya aku kemaren sengaja ngejauhin mas. Aku ngelakuin itu karena aku pengen lihat gimana perjuangan mas untuk bisa ngeyakinin aku. Dan setelah ngeliat bagaimana usaha mas untuk bisa ketemu sama aku dan ngejelasin semuanya, aku jadi semakin yakin sama mas. Aku percaya mas bisa menjaga dan melindungi aku" ungkap Manda.

"Jadi, yang kemaren itu sengaja?" sahut Dimas tak percaya.

Manda pun menganggukan kepalanya seraya terkekeh. "Maaf ya, mas."

Dimas yang mendengar itu langsung membawa Manda ke dalam pelukannya. "Kamu tau? Gara-gara kamu ngejauhin mas kemaren, mas jadi uring-uringan dan gak fokus kerja."

"Kapan lagi coba bisa bikin pak bupati uring-uringan dan gak fokus" kekeh Manda.

"Untung sayang. Untung cinta" gumam Dimas.

Manda yang mendengar itu sontak melepaskan pelukannya dan tersenyum menggoda. "Ciye, sayang dan cinta sama aku. Jadi, kapan nih ngelamarnya?"

"Secepatnya" jawab Dimas mantap.

"Di tunggu ya" ucap Manda sambil mengedipkan sebelah matanya.

-bersambung-

MAS BUPATI (END) || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang