02 - Memulai

90 4 0
                                    

~ yakinlah pada diri sendiri, bahwa semua bisa dilewati sendiri ~

Hari - hari terus lah berlalu. Luka demi luka selalu Ara rasakan. Ara ingin seperti yang lain. Ara ingin mempunyai sosok teman, sahabat serta orang-orang yang sayang dengannya. Dikurung setiap harinya didalam rumah, membuat Ara tidak dapat mengenal dunia luar bahkan seorang teman pun Ara tak punya.

Hanya bintang dan bulan lah yang selalu menemani disetiap keluh kesah seorang Adhara Ghaziya. Langit malam selalu menjadi saksi rasa lelah yang selalu Ara rasakan.

"Kakek, nenek, Ara pengen sekolah. Ara pengen punya temen"ditatapnya langit malam yang sejuk itu, menjadi kan tempat curhatan yang selalu ingin ia tumpahkan.

Selalu di kekang untuk terus menerus belajar, tanpa adanya istirahat. Dijadikannya seorang gadis cantik itu menjadi tempat pelampiasan atas tidak terimanya akan takdir yang merengut nyawa sang papa.

Sakit. Satu kata yang selalu di rasakan. Bahkan batin dan fisiknya pun sudah tidak kuat untuk menerima nya lagi. Ingin menyerah, akan tetapi semua mimpi dan cita-cita yang diinginkan belum tercapai.

"Bulan, kamu tau ga? Aku tuh punya mimpi bahwa suatu hari mama bakal sayang sama aku. Aku percaya bahwa suatu hari nanti mama akan anggap aku itu anaknya"setetes air mata pun jatuh. Diangkat nya tangan cantik itu ke langit, seraya mengelus bintang-bintang yang menyinari malam harinya.

"Aku percaya kalo mama sayang sama aku. Aku harap suatu saat nanti harapan aku bakal terkabul".

~~🌙~~

Tepat hari ini merupakan kelulusan Ezhar Barhan, abangnya. Dan tepat hari ini juga Ara akan memulai sekolah barunya, atas ijin sang abang kepada mamanya.

"Selamat ya anak ganteng mama. Mama bangga sama kamu"dielusnya kepala anak tercintanya.

"Iya makasi mah. Ezhar boleh minta sesuatu ke mama?"dengan harap permintaan ya itu dikabulkan oleh sang mama.

"Apa pun itu buat anak mama, akan mama kabulkan"ucap Faniya.

"Ezhar mau Ara sekolah di sekolah Ezhar mah. Ezhar mohon kali ini aja mama turutin mau Ezhar"mohonnya.

"Mama akan turutin mau kamu, asal kamu setelah ini ikuti program kuliah di Amerika"diberikannya lembaran surat pendaftaran kepada anaknya.

"Tapi mah, ini jauh banget"

"Kalo kamu ga mau, mama juga ga akan turutin mau kamu"tegas Faniya.

Dengan segala pemikiran, membayangkan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi jika ia meninggalkan adik kecilnya seorang diri dengan sang mama.

Detik demi detik Ezhar terdiam memikirkan semua ini. Ezhar sayang kepada adiknya, Ezhar mau adiknya hidup normal layaknya manusia pada umumnya. Jika ini bisa membuat keinginan adiknya terpenuhi, Ezhar rela melakukan nya demi sang adik tercinta.

"Iya mah, Ezhar mau"akhirnya dengan pertimbangan - pertimbangan yang dia pikirkan.

Ezhar berharap ada seseorang yang dapat menjaga adiknya, jika nanti dia sudah pergi. Ezhar ingin semua mimpi dan cita-cita adiknya terkabul satu demi satu.

~~🌙~~

Kehidupan baru Ara rasakan. Impian yang ia inginkan sekarang tercapai. Ini pertama kalinya ia berdiri seorang diri didepan pintu gerbang yang menjulang tinggi. Ara merasakan senang dan sedih sekaligus. Mengingat kepergian abangnya membuat Ara merasa sedih.

Dear mamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang