~ ga semua hal harus sesuai dengan apa yang kita mau. sabar, semua ada waktunya ~
"Bunda. Abang pulang" kini mereka Kenzo dan Ara berada di kediaman Kenzo. Karna bundanya meminta Ara untuk makan bersama, Ara tidak enak untuk menolaknya karna sudah di berikan alat bantu dengar buat Ara.
"HALLO, KAKAK CANTIKKK"seorang bocah laki-laki sekitar berusia 6 tahun berlari dan memeluk Ara yang baru memasuki rumah Kenzo.
"Hai, Arka. Apa kabar?" Ara berjongkok untuk menerima pelukan dari bocah itu.
"Aka udah baikan kak. Kakak engga kenapa-kenapa kan?"tanya balik bocah itu.
"Kakak udah aga kenapa-kenapa, nih liat udah di obatin lukanya"sembari menunjukkan plaster yang berada di kakinya.
"Abang udah pulang?. Dara kamu gimana kabarnya?"kedatangan bunda Kenzo membuat Ara melepaskan pelukan Arka dan berjalan menyalimi bunda Kenzo.
"Aku udah baikan tan"
"Panggil bunda Lisa aja kaya Kenzo"di usap lembut kepala Ara. Melihat bundanya sedang asik dengan Ara, Kenzo berjalan keatas menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
"I-iya tan, eh bun"melihat Lisa yang bergitu hangat padanya membuat dia bersedih mengingat dengan mamanya, Fania.
"Kamu kenapa sedih? lagi ada masalah?"sudah tidak bisa Ara menahan tangisan mendengar suara lembut dan khawatir Lisa. Karna melihat Ara bersedih Lisa langsung memeluknya, menguatkan Ara.
"Hiks... bu-bunda ingetin a-aku sama mama"jadi begini pelukan dari seorang ibu. Begitu hangat dan menenangkan. Bahkan Ara baru merasakan pelukan seperti ini. Ara ingin di peluk mamanya. Ara ingin merasakan kehangatan ini dari mamanya.
"Kamu kenapa? cerita sama bunda"semakin dieratnya pelukan Ara serta mengelus kepala Ara dengan sayang. Dia tidak tega melihat gadis cantik dan baik itu menangis, rasanya dia ikut bersedih juga.
"Ma-mama Ara benci sama Ara. Ma-mama ga pernah sayang sama Ara. hiks.. Ara capek bun"semakin jadi Ara menangis bahkan tanpa sadar dia memanggil namanya Ara. Kenzo yang sedang berjalan turun untuk menemui Ara mendadak berhenti di atas tangga. Lisa yang melihat anaknya turun segera menyuruhnya untuk membawa Arka ke kamar nya sebentar. Kenzo yang mengerti keadaan segera membawa adiknya untuk masuk kamar.
"Setiap orang tua pasti sayang sama anaknya. Kamu itu anak kuat makanya sedang di uji oleh tuhan. Kamu jangan menyerah ya, disini ada bunda. Kamu bisa anggap bunda mama kamu sendiri. Kapanpun kamu bersedih bunda selalu ada buat kamu. Kamu anak yang kuat"dikecupnya puncak kepala Ara beberapa kali. Mendengar ucapan Ara, lisa jadi mengerti betapa kuatnya gadis yang didepannya ini.
"I-iya, maafin aku bun jadi nangis didepan bunda"menunduk Ara setelah melepaskan pelukannya.
"Gapapa, bunda ini bunda kamu juga. Kamu kalo butuh temen cerita bisa cerita ke bunda"
Ara senang bisa mengenal bunda Lisa. Ara bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang orang tua langsung dari mama Kenzo. Betapa beruntungnya Kenzo memiliki orang tua yang sayang dengan anaknya. Ara iri. Ara ingin mamanya seperti ini. Ara berharap suatu hari nanti mamanya bisa bersikap hangat dengan dia. Ya, Ara selalu bermimpi seperti itu setiap hari.
"Kakak cantik kenapa nangis?"di genggam tangan Ara yang sedang melamun oleh Arka. Senyum Ara lembut melihat kedatangan Arka.
"Kakak ngapapa Arka"di balas gengamnya bocah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear mama
Roman pour Adolescents[On Going] "Ara hanya butuh tangan mama buat peluk Ara mah, bukan untuk menuangkan semua rasa benci mama kepada Ara" _________________________________________________________________________ "Jika kepergian Ara bisa buat mama meluk Ara untuk terakhi...