04 - Kuat

59 5 0
                                    

~ ucapanmu menyakitkan, bahkan kali ini aku tak bisa menutupinya dengan senyuman ~

Hari weekend ini Ara gunakan untuk pergi keluar mencari pekerjaan yang dapat menerima seorang siswa dan terutama menerima kondisi Ara.

Dengan pakaian yang sudah rapih, Ara menuruni tangga menuju mamanya untuk minta ijin keluar.

"lho jeng, itu anak kamu?aku baru tau kamu punya anak gadis"ucap salah satu para ibu-ibu itu yang sedang mengadakan arisan di ruang tamu beserta mamanya.

"Anak aku tuh cuman Ezhar. Dia tuh anak pembantu disini"diliriknya sinis Faniya pada Ara.

Deg

Apa begini rasanya sama sekali ga di anggap sebagai anak dari mamanya?. Bagai ditusuk beribu-ribu paku, hati Ara sangat sakit mendengar ucapan mamanya. Sakit. Sakit sekali. Bahkan Ara tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Ara berjalan untuk melewati ruang tamu itu akan tetapi, Ara sudah tidak sanggup menahan tangisan nya. Berjalan nya dia dengan kepala menunduk.

"Dia tuli ya jeng? kasian banget. Aku kalo punya anak cacat kaya dia mungkin sekarang aku malu banget kali ya"ucap seorang wanita yang duduk disebelah nya.

"Udah pasti doang jeng, mungkin nih kalo aku punya anak kaya dia udah aku buang sejak lahir. Udah cacat, malu-maluin keluarga, ga berguna lagi"sindir Faniya tepat pada Ara, seolah dia sangat tidak menginginkan anak seperti dia.

Apa semua orang tua seperti itu? apa kehadiran Ara di dunia ini salah? Ara juga tidak ingin dilahirkan dengan keadaan sepeti ini. Ini semua sudah takdir tuhan yang memberinya.

Cukup. Ara capek. Ara sakit.

"Sa-saya p-permisi d-dulu"tangisan yang di tahan-tahan mengalir begitu saja di mata indahnya.

"Sekalian ga usah pulang kalo bisa"timpah Faniya.

Berjalan dengan menangis entah ke arah mana. Gadis itu sudah tidak kuat, dia lelah dengan semua ini. Apa salahnya dia hanya menginginkan dianggap oleh mamanya.

Berjalan seperti orang lilung bahkan tanpa sadar banyak sekali mata yang melihat ke arahnya dengan tatapan kasihan.

Tanpa sadar Ara berjalan ke tengah jalan tanpa memerhatikan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, bahkan triakan-triakan orang-orang yang ada di sekitarnya tidak terdengar olehnya.

Dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju dengan kecepatan kencang dan juga jalan sedang menujukan lampu hijau.

Kakek, nenek, papa, Ara mau nyusul kalian. Seolah pasrah dengan keadaan. Ara menutup matanya menerima takdir yang mengirim Ara ketempat kakek, nenek dan papanya berada.

"Awh"tarikan tangan begitu cepat hingga kini Ara terjatuh kebelakang dengan keadaan menimpah seorang laki-laki yang menolongnya.

Dengan cepat mobil yang melaju itu mengerem mendadak hingga menimbulkan bunyi yang begitu keras. Dan untung saja dalam keadaan ini tidak ada yang terluka.

"LO GILA!"seolah sadar bahwa dirinya selamat, Ara langsung membuka matanya itu dan betapa kagetnya dia melihat orang yang menolongnya.

"K-kenzo"ya, orang yang menolongnya adalah Kenzo, teman sebangku nya.

Diperhatikannya mata indah dan sembab itu, hingga terhanyut beberapa detik sangking indahnya mata ciptaan tuhan pada gadis ini.

Ara tersadar, dia langsung berdiri dan seketika banyak orang yang mengerumuni dirinya.

Dear mamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang