10 - Luka

143 7 1
                                    

~ terkadang bulan juga butuh sosok pelindung nya dari guntur yang tak terkendali ~

Dikediaman Kenzo, lebih tepatnya dikamar yang bernuansa putih dan abu yang disusun dengan sangat rapih. Kenzo yang terkenal dengan sifat dinginnya, tidak banyak bicara dan cuek bergantung terbalik jika sesorang yang selama ini dia tunggu hadir kembali.

Pertemuannya dengan Ara mengingatkan dia dengan teman kecilnya. Jujur Kenzo rindu dengannya. Kenzo ingin melihat wajah cantik itu tumbuh dengan baik.

Adhara. Dara.. Nama lo kenapa sama dengan dia?. Dengan sifat dan perilaku yang sama, atau mungkin lo Ara? tapi kan nama Adhara ga cuman satu di dunia. Dan orang seperti Ara juga banyak di dunia ini. Kalo pun lo adalah teman kecil gue, gue seneng bisa ketemu lagi. Tapi kayanya ga mungkin.
Duduk termenung dimeja belajar sambil memikirkan gadis baru yang duduk denganya. Apa benar dia itu teman kecilnya?

Kenapa juga gue mikirin dia si.
ga bisa di pungkiri bahwa gadis yang bernama Dara itu semenjak kedatangan nya membuat Kenzo selalu memikirkan dirinya. Sebenarnya dia ini kenapa si??

tuk tuk

Ketukan pintu menyadarkan dirinya dari lamunan tidak jelas itu.

"Abang.." ternyata bundanya yang mengetuk pintu.

"Masuk aja bun, ga di kunci"sahut Kenzo dari dalam.

"Abang lagi belajar?"melihat anaknya sedang terduduk diatas meja. Kenzo hanya mengangguk mengiyakan, padahal sedari tadi dia hanya melamun memikirkan gadis itu tanpa membaca buku yang sudah terbuka didepannya.

"Dara itu bukan temen kecil kamu bukan kan, bang?"pertanyaan mendadak dari bundanya membuat dia sedikit kaget.

"Bukan bun. Dia anak baru di kelas abang"walaupun Kenzo memikirkan perkiraan yang sama dengan bundanya, tapi dia tepis jauh-jauh pikirannya. Lagian kalo Dara itu teman kecilnya seharusnya dia inget tentang Kenzo, tapi ini? cewe itu malah merasa takut saat dekat dengannya.

"Abang jangan sakitin dia ya. Dara itu beda dengan anak yang lain. Dia itu sebenarnya gadis lemah yang hanya di paksa kuat oleh keadaan. Bunda yakin kamu ngerti apa yang bunda bilang"sembari mengusap punggung anak tertuanya itu. Lisa tau gimana perasaan yang Ara rasakan. Sebagai seorang ibu, Lisa juga ikut merasakan betapa sakitnya cobaan yang ada pada gadis baik hati itu.

"Iya bun" mendengar Lisa bilang seperti itu, mengingatkan dia dengan kejadian waktu itu. Dia juga menyesal sudah memarahi dan membentak gadis itu. Air mata yang jatuh dari mata indahnya membuat dia tidak tega untuk melihat betapa sakitnya beban yang selalu dia rasakan. Kenzo tidak tau permasalahan apa yang ada di gadis itu. Tapi dengan melihat dari sorot matanya yang memancarkan betapa sakit dan lemahnya dia bisa Kenzo rasakan. Gadis yang berpura-pura tegar di dunia luar hanyalah seorang gadis rapuh yang membutuhkan kehangatan dan pelukan.

~~🌙~~

Saat pulang dari tempatnya bekerja Ara melihat sebuah mobil mewah berada tepat di depan rumahnya. Ara pikir mamanya sedang kedatangan tamu. Tapi pikirannya salah saat melihat siapa yang datang kerumahnya.

Ara memasuki rumah dengan keadaan terkejut. Ara kira mamanya sedang berada di kamar karna sedang keadaan sakit, tapi ternyata Ara salah. Mamanya sedang memeluk seorang pria yang berumur sekitar 50 tahun. Ara tidak mengenal siapa pria itu, tapi melihat sikap yang mamanya berikan pada dia Ara menjadi yakin bahwa pria itu adalah pacar mamanya.

Dear mamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang