~ bintang juga selalu membutuhkan cahaya ~
Lahir dengan keadaan yang tidak di inginkan membuat kehidupan seorang penuh dengan kesengsaraan.
Adhara Ghaziya, seorang gadis cantik dengan kekurangannya menjadikan dia tuna rungu atau tuli. Hidup dengan penuh cacian, hinaan, bahkan pukulan selalu dia dapatkan.
"kakek, nenek, apa kabar? Ara dateng kesini karna Ara kangen kalian"suara yang begitun piluh berserta isakan menahan tangis.
Usapan lembut tanggan mulus itu kepada batu nisan yang bertempatkan kakek dan neneknya. Bahran dan Daniya, mereka adalah kakek dan nenek yang sangat ara sayangi, yang selalu melindunginya dari amukan Fania, mama ara.
"Kek, mama udah ga sayang Ara lagi ya? hiks... Kakek, nenek, Ara mau ikut kalian. Ara sakit selalu dihina sama mama"tangis gadis itu pun pecah, seolah dia mengeluarkan semua beban-beban yang selama ini di tanguhnya seorang diri.
"Papa, Ara kangen papa. hiks.. Walaupun Ara belum pernah melihat papa secara langsung. Ara tau, papa pasti sayangkan sama ara. Ara ada di sini pah, ketemu kalian orang yang sangat Ara sayangi"ucapnya pada batu nisan yang disebelahnya. Bara.
"Papa, Ara mau minta maaf. Kata mama, papa meninggal karna Ara saat Ara ada di kandungan mama. Mama bilang kalo Ara itu anak pembawa sial. Ngga kan pah, Ara bukan anak pembawa sial kan pah? hiks.."
Bara merupakan suami Fania, mama Ara. Bara meninggal di saat Ara hadir di dunia ini. Kecelakan saat itu yang mengakibatkan Bara meninggal. Kecelakaan dimana saat Fania mengandung Ara dan akan segera membawanya kerumah sakit, akan tetapi kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
"Kakek, nenek, papa, Ara janji. Ara akan jadi anak kuat. Ara ga akan jadi pembawa sial lagi."
Cuaca mendung menjadikan saksi betapa sedihnya seorang gadis cantik itu. Tiupan angin menjadi pelukan untuk gadis rapuh itu. Titisan hujan menjadi bukti berlinangnya air mata.
~~🌙~~
"Dari mana saja kamu?! Ga liat keadaan rumah kotor begini, kamu malah enak-enakan main diluar. Dasar anak pembawa sial. Rapihkan semuanya sekarang!"marahnya mama Ara.
"Mah -"
"APA! Ga ada alasan sekarang bersih kan semua piring itu dan jangan harap kamu dapat makan malam ini kalo kamu belum berisihin semua ini!"ucapan bahkan belum Ara tuntaskan, tetapi langsung di potong langsung oleh mamanya.
"Mah Ara mau istirahat sebentar, pala Ara pusing mah"lirihnya, berjalan menuju sofa untuk beristirahat sebentar.
"APA-APAAN KAMU! SIAPA YANG SURUH KAMU ISTIRAHAT. SEKARANG BERSIHAKAN SEMUA CUCIAN PIRING DI BELAKANG. GA USAH MANJA KAMU ANAK GA BERGUNA!"kesal Faniya, langsung menarik Ara yang akan segera duduk dan membawa nya kebelakang.
PLAK
PLAKK
"Ampun mah, sakit. Ara minta maaf. Ara akan turuti semua kemauan mama. hiks.."pukulan demi pukulan gadis itu dapatkan.
"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL. GA ADA GUNANYA KAMU HIDUP DISINI!"uluran tangan cepat itu menarik alat bantu dengar pada telinga anaknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear mama
Teen Fiction[On Going] "Ara hanya butuh tangan mama buat peluk Ara mah, bukan untuk menuangkan semua rasa benci mama kepada Ara" _________________________________________________________________________ "Jika kepergian Ara bisa buat mama meluk Ara untuk terakhi...