Hari yang ditunggu oleh Nichi tiba, ia sudah merencanakan hal ini dan jadi harus terealisasikan. Kini ia sudah berada di airport dan ia tidak sendiri melainkan bersama Apollo.
Nichi sedang memakan sarapannya dengan khidmat sedangkan Apollo terlihat sibuk dengan ponselnya. Nichi memilih menu makanan Jepang, yaitu sushi. Ia sedang ingin memakan itu jadi sushi yang dipilihnya.
“Lo nggak makan?” Nichi bertanya pada Apollo yang sedang serius menekuri ponselnya.
Kepala Apollo terangkat lalu menatap Nichi. “Makan, abis ini.”
Nichi menghela napas pelan. Sambil menikmati sushinya Nichi menatap Apollo dengan lekat.
“Lo dari tadi gue perhatiin sibuk sama hape. Kapan lo makan? Lo masih ada kerjaan? Kalo masih ada kerjaan ngapain ikut?”
Apollo menghentikan kegiatannya. Ponsel yang sedari tadi berada di tangannya diletakkan di meja.
“Gue belum sempet selesain kerjaan kemarin tapi tinggal dikit kok. Gue finishing aja tadi. Sorry kalo itu ngebuat lo nggak nyaman.”
Nichi mengangguk-angguk paham. “Oke. Cuma gini. Kalo sebenernya lo emang nggak bisa, jangan dipaksain. Kita bisa ngetrip bareng kapan-kapan.”
“Mana bisa gue ngelewatin kesempatan ini? Kalau pun nanti kita bisa ngetrip bareng lagi, itu pun entah kapan. Tenang aja, kerjaan udah kelar jadi sekarang gue mau makan.”
Nichi menatap Apollo sangsi namun kemudian ia hanya bisa mengangguk. “Pesen deh.”
Apollo pun memesan makanan untuknya di pagi hari itu.
~
“Dari sekian banyak tempat yang lo pengen datangin Jogja? Kenapa Jogja?”
Saat ini Nichi dan Apollo telah tiba di Bandara Internasional Yogyakarta. Mereka baru saja keluar dari pesawat. Mereka tidak perlu menunggu bagasi karena yang mereka bawa hanya koper kecil untuk Nichi dan sebuah tas ransel untuk Apollo.
Nichi mengendik sekilas. “Gue juga nggak tahu. Pengen aja ke sini dan tiket yang gue dapat duluan ke sini ya udah.”
Jawaban yang hanya didapat dari seorang Nichi.
“Terus ini kita langsung ke penginapan atau gimana?”
“Ke Suaka Margasatwa Sermo.”
Jawaban Nichi itu membuat Apollo mengerjapkan kedua matanya dengan cepat. “Apa? Gimana, Chi? Serius lo? Ke suaka margasatwa? Nggak salah?”
Nichi dengan polosnya menggeleng. “Enggak.”
“Chi, ini siang loh. Panas.”
“Terus kenapa kalo panas? Lo nggak usah kayak cewek deh.”
“Bukan kayak cewek tapi, Nichi, lo liat sendiri ini lagi panas. Terik. Baru juga jam segini aja sudah sepanas ini. Gimana entar coba.”
Nichi berdecak pelan. Mereka berdua berdiri di depan bandara masih membahas perihal perjalanan pertama mereka.
“Ya udah kalo emang lo nggak mau ke suaka margasatwa terus kemana? Lo ada ide nggak? Gue nggak mau ke kafe atau ke tempat-tempat kayak gitu. Gue ke Jogja itu untuk menikmati alam bukan tempat tertutup.”
“Setelah dari suaka margasatwa lo mau ke mana?”
“Makan, ke penginapan untuk tidur, nanti sore baru keluar lagi, makan malam abis itu pulang.”
“Oke. Berhubung kita di sini bakal tiga hari lo mau jadwal kita full apa gimana?”
Nichi menggeleng. “Gue ke sini bukan untuk mengcapekan diri tapi merilekskan diri. Jadi ke dua tempat atau satu tempat aja udah cukup buat gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things [Completed]
RomanceNichi hidup sesukanya. Orang tua tidak pernah melarangnya melakukan apa yang disukainya. Kebebasan adalah hak patennya. Selama Nichi bahagia, orang tuanya juga bahagia. Bukan karena orang tuanya tidak perhatian, tapi mereka memberi Nichi tanggung ja...