"Pertemuan ini singkat, namun melekat."
Rina Attaki✨✨✨
HAPPY READING ☺️Setelah waktu bertemu pak Dafid selesai dan waktu menunjukkan pukul setengah dua belas siang, Rina dan pak Dafid bersiap untuk pulang. Pak Dafid juga akan mengantarkan Rina. Mereka berdua bersiap-siap untuk pulang.
"Pulang, yah. Ini emang sudah waktunya pulang." Ucap Rina di dalam hati. Ketika ia menyadari bahwa sudah cukup lama menghabiskan waktu di sekolah.
Setelah selesai membaca puisi tadi, dan Rina sudah mengutarakan semua isi hatinya, kini Rina dan pak Dafid mengobrol santai. Tidak lagi bersedih seperti sebelumnya.
"Tadi kamu kesini naik apa, dan sama siapa?" Tanya pak Dafid.
"Tadi di anter sama kakak."
"Owh, ini udah siang dan udah lama kamu di sini."
Di tengah-tengah obrolan pak Dafid dan Rina, tiba-tiba telefon pak Dafid berdering yang ada di atas meja.
"Drrrttt...."
Panggilan itu bergetar dengan volume suara yang tidak terlalu keras. Pak Dafid menggambil ponsel nya dan kemudian mengangkat telfon tersebut.
"Sebentar ya! Saya angkat telfon dulu." Ucap pak Dafid. Kemudian mengangkat panggilan tersebut.
"Iya pak."
Telefon tersambung.
"Iya, assalamualaikum. Iya bu ada apa?"
"Pak, apa berkas yang tadi saya berikan kepada pak Dafid sebelum pak Dafid pergi sudah selesai?" Tanya seorang wanita yang berada di balik telpon. Wanita tersebut adalah salah satu rekan kerja pak Dafid.
"Iya Bu, sebentar saya cek dulu ya berkas nya." Kemudian pak Dafid memutus panggilan tersebut.
"Rina, saya mau keluar dulu ya sebentar, mau mengambil berkas yang ada di ruang TU. Kamu tunggu di sini ya!" Pak Dafid keluar dari perpus berjalan menuju TU untuk mengambil berkas yang ia butuhkan.
"Iya pak." Jawab Rina dengan sedikit tersenyum.
Kemudian Pak Dafid kembali setelah selesai mengambil berkasnya dan berjalan menuju ruang perpustakaan menghampiri Rina yang masih duduk manis di kursi. Pak Dafid berdiri di belakang Rina kemudian memeluk Rina dari arah belakang sambil mengusap-usap lembut kepala Rina sembari mengatakan "Duuh, kasian gak mau di tinggal."
"Ga mau pulang hmm?" Tanya pak Dafid ketika Rina masih duduk anteng menikmati perlakuan manisnya. Jujur sebenarnya Rina berat sekali untuk beranjak pergi dari sini dan pulang.
"Enggak, mau di sini aja. Pak Dafid juga belum pulang."
"Sebentar lagi saya akan pulang, tapi nganterin kamu dulu." Rina melongo terkejut mendengar jawaban yang di katakan oleh pak Dafid.
"Apa, apa gue ga salah denger?" Rina bertanya di dalam hati.
"Apa tadi, nganterin gue?" Batin Rina bermonolog dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Apa pak, nganterin saya?" Beo Rina kembali. Ketika ia merasa masih tidak percaya dengan apa yang baru saja pak Dafid katakan.
"Iya. Gak mau ta di anter sama saya?Tapi saya nganterin kamu ini terakhir ya."
"Semua yang terjadi hari ini rasanya terakhir semua pak. Bahkan pertemuan ini." Rina menunduk berucap dalam hati. Tersenyum kecut dengan raut wajah yang sedikit sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Father
Подростковая литератураGadis berusia 15 tahun bernama Rina Attaki. Tinggal di dalam keluarga broken home. Selama Rina tumbuh menjadi seorang gadis remaja dia selalu mencari sosok figur yang dia impikan. Gadis yang memiliki keluarga utuh tetapi tidak mencerminkan keadaan...