"Aku tidak tau, di tahun yang mana, di bulan ke berapa, di waktu yang mana, dan di saat sedang apa, kita akan bertemu nanti. Tapi aku yakin.. Cepat atau lambat, waktu akan membuat kita bertemu. Waktu akan membuat pertemuan rindu yang haru. Aku akan selalu menunggumu."
_Rina Attaki_
🌼🌼🌼🌼
"Ke kantin, yuk!" Ajak Rina kepada teman-teman nya yang dari tadi menyaksikan golongan Basudewa di hukum oleh Bu Ary. Mereka berempat sedang duduk di depan balkon perpustakaan yang berhadap-hadapan dengan kelas mereka.
"Yok, gas!" Seru Rania. Mereka semua pergi dari sana dan menuju kantin.
"Mau beli apa gays?" Tanya Rina yang sudah berada di kantin. Menatap daftar menu yang tersaji di depan nya.
"Gue mau beli es teler, sama gado-gado." Jawab Winda.
"Lo mau beli apa ran?"
"Gue, es teh sama mie ayam aja."
"Gue sama in aja kayak Rania." Ujar yaya.
"Oke deh. Kalian cari tempat duduk yang kosong ya!" Ketiganya pun pergi memilih tempat yang berada di dekat pojok kantin. Tidak terlalu ramai dari gerombolan anak-anak.
Tak lama Rina datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka bertiga dan miliknya. Kemudian duduk bersama dengan yang lain untuk menikmati pesanan makanannya.
"Rin." Ucap Rania yang memutus keheningan ketika yang lain sedang sibuk makan.
"Heum. Kenapa, ada apa ran? Kayak nya serius banget." Tanya Rina yang menjeda makannya dan mengalihkan perhatian kepada Rania. Yang lain pun sama, mereka mengalihkan perhatian dari makanan mereka untuk mendengarkan apa yang selanjutnya akan Rania katakan.
"Lo kan, selama ini ga pernah lagi nih ketemu pak Dafid, lo gak kangen apa sama beliau?" Tanya Rania, entah tiba-tiba saja otaknya berfikir seperti itu dan ingin menanyakan kepada Rina karena penasaran.
"Kenapa, kenapa tiba-tiba pertanyaan lo kayak gitu?"
"Emm gapapa. Gue cuman penasaran, pengen tau aja."
"Hhh, random banget sih lo!" Jawab Rina sambil tertawa kecil di sela-sela ucapan nya.
"Sebenarnya, pertanyaan lo gak berlaku buat gue." Jawab nya santai dengan mengaduk-aduk minuman. Kemudian kembali menatap Rania.
"Maksud lo?" Tanya Rania dengan mengerucutkan dahi, karena tidak faham dengan ucapan Rina.
Rina mendengus, kemudian menjelaskan maksud dari ucapan nya, "Maksud gue, lo gak perlu tanya kayak gitu ke gue. Walaupun lo gak tanya kayak gitu pun ke gue, gue pasti bakalan tetep, udah rindu sama beliau. Banget malah." Jawab Rina dengan senyum yang sedikit di paksakan.
"Emm, kalau suatu saat nih ya, misalnya lo sama beliau gimana?" Lanjut Rania bertanya.
"Maksud lo, gue sama beliau kayak gimana ran, jadi istrinya gitu? Hahaha ngaco lo." Jawab Rina dengan kepura-puraan yang berusaha di tutupi dengan tertawa.
"Ish, yah enggak gitu juga lah. Bukan kek gitu juga kali, maksudnya." Rania menjitak kening Rina karena gemas dengan Rina yang salah mengerti dengan maksud pertanyaan nya.
"Aww, lo apa-apaan sih, sakit woy!" Protes Rina sambil mengusap-usap kening nya.
"Ya, lagian elo. Bisa-bisanya bilang dan mikirnya kayak gitu."
"Ya karena kata-kata lo tuh ambigu, markonah!"
"Maksud nya tuh, gimana kalau suatu saat keadaan ini berubah. Lo sama pak Dafid jadi satu keluarga, dan Lo di angkat jadi anak nya sama pak Dafid. Gitu maksud gue, paham?" Rania kembali menjelaskan maksud nya. Rina yang mendengar penjelasan Rania hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Father
Teen FictionGadis berusia 15 tahun bernama Rina Attaki. Tinggal di dalam keluarga broken home. Selama Rina tumbuh menjadi seorang gadis remaja dia selalu mencari sosok figur yang dia impikan. Gadis yang memiliki keluarga utuh tetapi tidak mencerminkan keadaan...