Utamakan vote sebelum membaca🤡💐
»»--⍟--««
Pertemuan terakhir?
»»--⍟--««"Biarin aja bang, biarin dia mukulin gue, lagipula sampai kapanpun gue gak bakal lepasin Nina buat dia"
Tentu saja ucapan dari Lintang barusan membuat emosi Tenggara semakin tinggi, suasana disana semakin memanas dan juga suara ibu-ibu yang mencoba melerai mereka berdua.
"Kalian ini sudah besar kenapa masih saja berantem" ujar salah satu ibu-ibu.
"Tanya saja pada orang itu, seberapa munafik dia merebut gadis yang Tenggara sukai" balasnya sembari menunjuk kasar Lintang.
"Nina tolong bawa Lintang masuk ke dalam rumah sekalian obati luka dia" Timpal Nazra yang masih menahan tangan Tenggara.
Lintang mengangguk dan langsung membawa Nina masuk ke dalam rumah "Kenapa lo malah ngebela Lintang sih, lo mau ikut jadi orang munafik juga kayak dia?" ucapnya penuh penekanan.
Saat lintang dan Nina sudah berada di dalam rumah, Bibi dari datang menghampiri mereka "Saran Bibi mending kalian jalan keluar aja dulu baru balik lagi setelah keadaannya kembali normal"
Lintang dan Nina saling melirik saat mendengar saran dari Bibi Sari "Kalau nggak mau jalan bawa aja Nina ke taman dekat sini yang biasanya rame itu" akhirnya Lintang mengangguk setuju.
⋇⋆✦⋆⋇
Saat mereka sudah sampai di taman komplek Lintang memilih untuk duduk di salah satu kursi yang sudah disediakan di sana, Lintang memejamkan matanya sekejap kemudian menoleh ke arah Nina yang masih berdiri di sebelah kursi taman.
Lintang menepuk kursi yang masih kosong di sebelahnya agar Nina bisa duduk di situ, Nina pun akhirnya duduk di sebelah Lintang dengan ekspresi yang masih sedikit terkejut.
"Maafin keluarga gu-" ujar Lintang terpotong.
"Nggak papa, emang seharusnya dari awal Lo nggak ngajak gue ke rumah aja" sela Nina.
"Gue nggak tau kalau bakal berakhir kayak gini"
"Nggak papa lah namanya juga hidup, ya gue cuman nggak mau kalau keluarga Lo hancur gara-gara gue doang"
"sekarang gue anter Lo pulang aja ya, gue takut nanti Tenggara malah nyakitin Lo lagi"
"Nggak papa gue bisa pulang sendiri, mending mau pulang terus istirahat, jangan lupa obati muka lo itu, besok kita ada ulangan harian sebelum ujian kenaikan kelas" Nina bangkit dari duduknya lalu meninggalkan Lintang yang masih terdiam di kursi taman.
*Kring
Suara dering telepon terdengar dari dalam saku rok abu-abu Nina, dengan segera ia mengangkat telepon tersebut.📞Panggilan suara | Nareo
Nina tak memperdulikan siapa nama orang yang menelpon sekarang, ia langsung mengangkat panggilan tersebut .
°°°°°
Nareo : Kamu kenapa?Nina : Gak papa kak, emang aku kenapa
Nareo : Aku gatau sayang, tiba-tiba perasaan aku gak enak, jadi aku langsung nelpon kamu, kamu gak kenapa-napa kan?
Nina : Aku gapapa, ini baru mau pulang kerumah
Nareo : Baru? ini udah jam 7 dan kamu baru mau pulang? aku semakin yakin kamu kenapa²
KAMU SEDANG MEMBACA
LA NINA | On Going |
Teen FictionSetiap orang akan ada masanya, setiap orang hanya akan singgah, tidak akan menetap selamanya. semesta suka memberikan sosok yang sudah membuat kita semangat melanjutkan perjalanan hidup tetapi semesta merebut kembali orang itu. Bercandanya semesta s...