Rosalyn POV
Sesampainya aku di kamar, aku melepaskan piyama ku dan menuju ke kamar mandi. Bak mandi ku isi dengan campuran air hangat yang pas untuk berendam, juga sedikit tetesan wewangian parfum mawar menambah suasana nyaman saat ku akan masukkan jari-jemari kakiku. Ini sebenarnya bukan hal langka yang ku lakukan, namun hari ini aku merasa sensasi yang lebih nyaman dengan berendam, seakan semua beban ku hilang dibawa terangkat bersamaan dengan busa sabun.
"Haaaa... Nyamannya." Aku memainkan busa sabun ku. Lalu terlintaskan dalam pikiranku, "Apakah Mama berhasil meredamkan drama Papa dan kakak, nggak ya? Kuharap Mama dapat mengatasinya." "Haiishh... Bikin sakit kepala aja. Tapi aku cukup menyukainya."
Setelah selesai berendam beberapa menit lamanya, aku bangkit dari dalam bak mandi dan mengguyurkan diriku dengan air shower sebagai ritual terakhir. Aku mengambil jubah mandi di gantungan yang sudah ku atur sedemikian rupa agar aku tidak kerepotan saat mencarinya, lalu memakainya. Aku mengambil handuk dan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutku.
Aku menuju ke meja rias ku dan mengambil hairdryer lalu mengeringkan rambutku. Kubuka lemari eksklusif ku dan memilih outfit yang akan ku gunakan untuk pergi ke pameran. pilihan hari ini adalah baju rok tutu dengan motif bunga-bunga kecil. Aku menggantikan jubah mandi ku dengan outfit yang sudah ku tentukan.
Jubah dan handuk kembali ku gantung didepan pintu kamar mandi, supaya aku tidak kebingungan mencarinya saat akan ku pakaikan kembali. Dan disinilah sedikit sihir ala Rosalyn akan dimulai. Penataan gaya rambut dan polesan make-up tipis yang disesuaikan dengan outfit ku.
"Finished! Hemmm... You are so pretty, baby." Kataku sambil bergaya didepan cermin. Entah ada apa dengan diriku ini, mungkin aku terkena sindrom model.
Aku memilih sepatu sport favoritku dan langsung turun kebawah. Dan tentunya, tas selempang kesayanganku, hadiah ulang tahun dari Mama Serina Vogart tercinta.
Ternyata kakak sudah ready berpakaian dengan gantengnya dan menungguku dibawah. "Setelannya oke, tidak akan memalukan aku nantinya, kecuali sikapnya itu yang memalukan. Tapi dari segi apapun dilihat, dia tetap selalu kelihatan keren. Mungkin klo aku bukan adiknya, aku pasti sudah jatuh cinta padanya."
"Kakak.... Kakak yakin mau nemenin Rosa ke pameran. Nanti jangan malah sibuk lagi berswafoto sama cewek-cewek sana. Trus pada ninggalin Rosa sendiri. Mending kita ajak si kembar aja sekalian, ya?" Kataku mencoba membujuk kakak. "Klo dipikir-pikir lagi, akan lebih menyenangkan jika kita pigi bareng . Benar nggak, Ma?" Tanyaku pada Mama yang kebetulan lagi lewat mau ke dapur.
"Iya sayang. Terserah sama kamunya aja. Yang penting kamu jangan nakal-nakal, dengerin kakak kamu, jangan coba-coba kabur dari pengawasan kakak mu, lho." Nasehat Mama padaku.
Mendengar kata-kata Mama, aku merasa tertohok. Kata-katanya itu pas banget mengenai harga diriku. Nakal, kabur dari pengawasan. Mama emang cenayang, tau aja klo aku akan kabur dari pengawasan kakak. Aku membawa kakak emang hanya sebagai alasan saja, supaya dikasih keluar. Klo tidak, bakal brabe urusannya, disuruh jaga sama bodyguard, dan sepuluh persen kemungkinan aku bakalan bisa kabur dari pengawasan mereka, sembilan puluh persennya lagi nggak.
"Nah, denger tu, honey. Jangan coba-coba buat kabur, ok?" Tegas kakak sekali lagi.
"Iya, iya. Rosa bukan anak kecil lagi kok, Rosa paham hanya dengan sekali dibilangin. Baik, Rosa akan coba berusaha untuk tetap dalam pengawasan kakak nantinya."
"Berusaha? Honey, kamu ini yang bener aja, bukannya berjanji malah bilang berusaha. Pokoknya kamu harus janji. Klo nggak, kita nggak jadi pigi nih." Kesal kakak padaku. Kakak ini ngotot banget sih orangnya, jadinya pusing kan aku mikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bahagiaku Dia Lukaku [Revisi]
RomanceRosalyn Saputri Vogart adalah seorang gadis yang lahir dari keluarga yang penuh kasih sayang serba berkecukupan. Tapi dia harus menjalani perjodohan dini karena perjanjian sang Ayah dengan temannya pada masa muda. Hingga dia bertemu dengan jodohnya...