Chapter 13 : Ketahuan Oleh Alan

6 3 0
                                    

Rosa memperhatikan pesan yang masuk kepadanya dengan seksama. Dia terus mencoba membandingkan setiap kata-kata dari pengirim dengan baik, siapa tau aja klo itu adalah orang yang Rosa kenal dengan nomor baru mengirim pesan kepadanya. Tapi siapapun diantara semua temannya nggak ada yang tau nama samarannya saat pergi ke bar, apalagi tentang kebenaran bahwa dia seorang cross dressing.

Rosa terus mengingatnya dengan teliti, sesudah dia ingat-ingat dan pikirkan lagi, hanya ada dua orang yang mengetahui identitas palsunya sebagai "Shaka".

"Setelah dipikir-pikirkan lagi sih, hanya dua orang yang muncul di kepala ini, Adelia atau Leon dan Dian Rocher. Jadi mari kita coba, kecualikan dulu Adel, karena dia nggak mungkin ngajak aku untuk manggung dengannya. Dia pasti akan berkata begini, 'Sayang, kita keluar bersenang-senang yuk' atau nggak dia akan bilang begini, 'Kak, kita keluar yuk, kita cross dressing bersama', dia pasti akan bilang begini. Berarti tinggal dia." Kata Rosa pada dirinya sendiri terus mencoba menganalisa.

"Tapi klo dipikirkan lagi, selama habis dari bar itu Adel juga bicara seenaknya dengan aku." Pikir Rosa lagi, yang mana makin dipikirkan dia makin bingung.

"Ok, jangan jadi orang yang bimbang Rosa, putuskan salah satunya, Adel atau Dian. Lagipula klo pun kamu salah, nggak akan ngurangin nilai kamu, buat apa kamu terlalu memikirkannya, ini bukanlah soal UAS yang harus kamu pusingkan." Ucap Rosa pada dirinya sendiri.

Rosa mengambil cara duduk dengan nyaman, lalu menarik sebuah bantal dan diletakkannya di dalam pangkuannya. "Ok, mari kita kuak siapa orang misterius ini, detektif Rosalyn."

"Siapa?"
"Dian???"

Tanya Rosa membalas chat dari pesan misterius tanpa nama itu. Rosa mengirim pesannya, langsung dua centang biru. Berarti orang itu sedang online. Lalu muncul juga notif klo orang diseberang itu sedang mengetik.

"Oh, ku pikir kau nggak akan membalasnya dan membuatku menunggu." Ucap Rosa pada dirinya sendiri yang ditujukan untuk orang diseberang pesan chat-nya itu.

Rosa mengatakan itu semua bukan tanpa dasar. Banyak orang sekarang yang mengubah dua centang biru klo pesannya sudah terbaca menjadi dua centang abu-abu saja. Dan alasannya, tentu saja beda orang beda juga alasannya. Diantaranya adalah malas membalas chat klo udah dibaca. Makanya diatur begitu, supaya orang yang mengirim chat kepada mereka nggak tau klo bahwasanya mereka sudah membaca pesannya.

Lalu sebuah pesan baru saja terkirim kepada Rosa dari nomor yang nggak dikenal itu. Rosa segera mengetuk layar pada nomor misterius itu dan membaca pesannya.

"Iya, gue Dian. Kok lo tau sih ini gue?"
"Btw, di save ya nomornya."
"Lo jangan mikir yang nggak-nggak ya, gue dapetin nomor lo itu secara halal kok😅😅, jadi gue nggak cari tau tentang lo kok, apalagi jadi stalker."

"Ada-ada saja si Dian ini, ya. Dapetin nomornya dengan cara halal. Ok, balas, balas, balas pesannya." Ucap Rosa pada dirinya sendiri.

Rosa mulai tertarik dengan cara Dian membalas pesannya. Rosa sangat bersemangat saat mendapatkan pesan seperti itu, apalagi klo Dian mengajaknya untuk manggung lagi. Klo dipikir-pikirkan lagi, hasil kemarin juga nggak terlalu buruk untuk dinikmati, itu lebih bagus untuk percobaan pertama mereka.

"Hahaha, ada-ada ajalah kau ni, cara halal apa yang kamu gunakan untuk mendapatkan nomor aku ini?"
"Iya, ni udah aku save kok." Rosa membalas pesan dari Dian memberi reaksi pada pesan yang menyuruhnya untuk menyimpan nomornya.

"Iya, cara halalnya gue minta nomor lo sama si Adel lah. Klo bukan sama Adel, sama siapa lagi coba? Orang kenal sama lo aja lewat Adel, kan?"

"Iya sih, klo kita tuh kenalnya melalui Adel."
"Jadi kenapa bukan Adel yang nge-chat aku buat keluar, biasanya Adel yang ngajak sih."

Dia Bahagiaku Dia Lukaku [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang