Chapter 18 : Lepasin Nggak?

8 1 0
                                    

Rosa dan Dian menyelesaikan lagu terakhirnya dengan sukses. Suara gemuruh tepuk tangan puas dari audiens membuat Rosa bangga akan dirinya sendiri, klo bakatnya itu ternyata menghibur orang lain juga selain dari dirinya sendiri. Karena selama ini Rosa hanya menyanyi untuk dirinya sendiri, klo nggak dikamar mandi, ya di depan cermin sambil membayangin dirinya sedang berada di atas panggung.

"Gimana all? Kalian mereka terhibur nggak?" Tanya Rosa mencoba berkomunikasi dengan audiens-nya.

Dan hal itu pun disambut dengan respon yang sangat luar biasa dari penonton, sesuai dengan cara mereka sendiri dalam mengekspresikannya. Andre juga tak mau kalah dalam mengapresiasikan nyanyian Rosa, bahkan dia naik keatas kursi sambil memanggil namanya.

"Shaka!!! You are the best!! My xiao xiao, gege bangga padamu!!!" Teriak Andre melambai-lambaikan tangannya.

"Ni orang napa sih? Bikin malu aja." Rutuk Rosa dalam hatinya sendiri saat melihat tingkah laku Andre.

Orang-orang yang mendengar Andre meneriaki nama Rosa dengan sebutan 'Shaka' juga ikut memeriahkannya lagi. Dan itu sontak membuat Rosa mau tak mau harus meladeni mereka semua. Bahkan karena Rosa sekarang berada dalam balutan pakaian pria dan dengan image pria imut, bahkan ada cewek yang menyerukan 'l love you' kepadanya.

Rosa tersenyum miris yang mengingat klo dirinya yang sebenarnya adalah cewek, tapi ada yang bilang cinta kepadanya. Walaupun itu mungkin sekedar formalitas antara idola dengan fans, tapi Rosa merasa agak gimana gitu, karena dia belum pernah mendapatkan hal seperti itu sebelumnya. Mungkin jika perempuan itu tau klo dirinya yang sebenarnya adalah cewek, mungkin dari seorang fans bisa jadi haters yang mengerikan.

"Hahaha, thank you atas cinta kalian padaku. Aku sangat menghargainya. Semoga kedepannya kalian bisa terus menikmati nyanyian ku ini dan aku akan tetap bisa ngehibur kalian selalu. Ok, l hope you have nice day always all, and then l want to say that nice to meet you all. Kalian begitu antusias dengan nyanyian ku ini dan itu membuat ku bangga. Ok, sekian untuk malam ini, aku dan temanku ini mohon pamit. Bye bye all, see you again!!!" Rosa menyampaikan kata-kata pamitannya pada semua audiens.

Rosa turun dari kursi tingginya dan memakai topinya kembali, begitu juga dengan Dian, dia membawakan gitarnya dan segera turun dari panggung.

"Shak, makasih ya buat hari ini, lo udah ngebantu gue. Gue nggak nyangka klo ini akan sukses besar karena di awalnya itu lo bikin gue jantungan. Tapi, lo bener-bener hebat, mantap!!" Ucap Dian mengangkat satu jempolnya kepada Rosa karena sebelah tangannya lagi sedang memegang gitar.

"Jadi aku hanya dapet satu jempol nih??" Tanya Rosa bercanda dengan Dian.

"Ehh..., mana mungkin lo dapet satu jempol, klo bisa gue kasih empat jempol sekalian sama kaki gue."

"Ah, nggak mau aku, bau kaki mu itu, mana pake sepatu lagi."

"Apa?!? Dasar ya kamu ini, Shak? Gue serius lo malah iseng sama gue." Keluh Dian yang berjalan dibelakang Rosa.

"Dian! Penampilan yang begitu spektakuler untuk malam ini. Kamu membawa sesuatu yang berbeda. Memang sangat sulit untuk merubah atau merevolusi sesuatu, tapi kamu berhasil malam inj. Dan itu sangat luar biasa." Sapa seseorang kepada Dian dari belakangnya.

Dian membalikkan punggungnya dan melihat siapa orang yang menyapanya itu. "Oh, pak menejer. Selamat malam, apa kabar?" Tanya Dian mengulirkan tangannya.

Menejer yang disebutkan oleh Dian itu menyambut baik uluran tangannya. Rosa yang berdiri disamping Dian juga ikut memperhatikan sosok menejer yang dipanggil oleh Dian itu dengan seksama. Dia itu terbilang masih muda, mungkin seumuran kakaknya.

Dia Bahagiaku Dia Lukaku [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang