Chapter 21 : Ongkos Tumpangan Dibayar dengan Ciuman

8 1 0
                                    

Maka disinilah Rosa yang terjebak dalam mobil bersama Reyhandra. Padahal Rosa sudah sebisa mungkin menolak tawaran Reyhandra yang menawarinya dirinya untuk mengantar Rosa pulang, tapi hal itu tetap tidaklah berhasil.

Rosa duduk terdiam di kursi dekat dengan Reyhandra sambil memainkan jarinya dengan sesekali mencuri pandang terhadap Reyhandra.

"Kenapa aku harus terjebak dalam sel semewah ini!!! Bersama dengan orang aneh!!! Oh tuhan, salah apakah aku? Berdosakah aku?" Tanya Rosa sambil meratapi serta menangis darah jika menginginkan kejadian sebelumnya.

Flashback

Rosa selesai menjelaskan tentang cocktail yang terbuat dari jus buah kepada Andre. Rosa membuat Andre nggak bisa berkutik sedikit pun dan disinilah akhir yang menjadi kemenangan Rosa.

Rosa tersenyum bisnis kepada Andre, gaya duduk Rosa yang menyilangkan sebelah kakinya seperti CEO besar, membuat lawannya lumpuh dengan pesona yang mendominasi darinya.

"Gimana? Apakah gege mengerti sekarang? Jadi lain kali jangan sampai tertipu gege!" Kata Rosa tersenyum manis kepada Andre sambil mengedipkan sebelah matanya.

Andre masih tetap nggak menyangka dirinya bakal dikalahkan oleh seorang gadis kecil kemarin dalam hal minuman yang biasanya dia nikmati. Risa benar-benar membuatnya mati kutu.

Dian yang setengah sadar akhirnya bersorak untuk Rosa. "Hebat, luar biasa. Uwouwooo~, hiks."

Dian bertepuk tangan untuk Rosa, bahkan dia juga bersenandung senang. Tapi orang mabuk tetaplah orang mabuk, Dian bahkan cegukan tak hentinya, meskipun begitu dia tetap antusias akan rosa. Dian mengisi gelasnya kembali dan lagi-lagi dia minum lagi.

"Yan, udah cukup. Jangan minum lagi." Rosa menarik botol anggur dari tangan Dian saat Dian akan mengisinya lagi.

Dian melihat kearah Rosa dengan tatapan kosong, "Ah~~,Shaka ya. Biarkan aku minum lagi~~. Aku sedang dilanda kesenangan, hohoho~." Dian terus bernyanyi gila dengan lirik yang amburadulnya, bisa dikatakan ini adalah sifat mabuknya.

"Oh ayolah, jangan minum lagi. Bagaimana kamu akan mengantarkan aku pulang nantinya." Ucap Rosa menjejalkan buah kedalam mulutnya Dian.

Rosa hendak menjejalkan buah kedalam mulut Dian lagi, tapi Dian malah menahan tangannya dan menggenggam erat tangannya.

"Kamu nggak usah khawatir, aku adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Jadi aku nggak akan membuang kamu." Dian memperbaiki tata letak kacamata Rosa. Lalu kembali lagi Dian menggenggam erat tangan Rosa, "Jangan khawatir, kamu itu cantik, hahaha, hiks." Dian cegukan lalu melepaskan tangan Rosa.

Rosa khawatir klo Dian mabuk, bagaimana dirinya akan pulang nantinya. Kan nggak mungkin banget klo dirinya harus pulang dengan Andre ataupun Reyhandra. Meskipun Rosa bisa naik taksi, tapi itu pasti nggak bakalan dibiarkan oleh duo pembuatan onar itu.

"Yan, kamu mabuk. Biarkan aku nyari kamu sesuatu untuk diminum dulu, ya!" Ucap Rosa yang langsung bergegas berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Reyhandra mencegah Rosa untuk keluar dan menahan dengan tangannya.

Tak hanya itu ternyata Dian juga bangun dari tempat duduknya dan menggenggam tangan Rosa, seolah dia menahan Rosa untuk pergi. Dian melihat kearah tangan Reyhandra yang menggenggam tangan Rosa juga. Melihat itu Dian langsung melepaskan genggaman tangan Reyhandra dari Rosa.

"Berani kali dia melakukan hal itu sama bos besar?" Pikir Rosa melihat Dian yang berani berani mengacungkan jari tengahnya kepada Reyhandra, bahkan setelah dia melepaskan genggaman tangan Reyhandra darinya. Walaupun dengan itu Rosa sangat berterima kasih kepada Dian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Bahagiaku Dia Lukaku [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang