Chap 3 : Hurt

2.4K 288 28
                                    

Suara ketukan sepatu yang beradu dengan marmer terdengar, membuat siapa saja yang mendengarnya langsung menoleh dan membungkuk sopan.

Jaehyun hanya mengangguk kecil menanggapi sapaan para bawahannya, sampai ia tiba di depan lift khusus petinggi perusahaan. Jaehyun menekan tombol lift dan tak beberapa lama lift itu terbuka, ia pun masuk ke dalam dan menekan angka lantai ruangannya.

Sesampainya di ruangannya, Jaehyun membuka jasnya, menggantungnya dan duduk di kursi kerjanya, meraih kaca mata, menyalakan komputer dan mulai fokus pada pekerjaannya.

Di sela ketikannya, Jaehyun menatap jari manisnya yang melingkar cincin pernikahan nya. Menghela nafas dan membuka cincin itu kemudian menyimpannya di laci mejanya, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan itu, Taeyong sedang berkeliling rumah bersama Joy, sambil sesekali berbincang.

"Oh iya Joy, apa seseorang pernah tinggal disini?" Tanya Taeyong.

Joy mengernyit, "Sepertinya tidak Tuan, ah, atau saya tidak tau karena saya juga baru bekerja disini." Balas Joy.

Taeyong menatap Joy, "Joy, lebih baik bicara dengan santai saja, panggil saja aku Taeyong, atau Tae, jujur saja, aku risih mendengar ucapan kalian yang sangat kaku." Ucap Taeyong.

"Baiklah, tapi kalau di depan yang lainnya dan di depan Tuan Muda Jaehyun saya akan tetap berbahasa formal." Jelas Joy dan Taeyong mengangguk senang.

Mereka terus berjalan sampai tiba di taman belakang rumah, Taeyong terkesima menatap banyaknya bunga indah yang di tanami disana. Dengan riang ia pun berlari ke taman itu dan mencium aroma bunga satu persatu.

"Tae, kepala pelayan bilang itu tanaman kesukaan Tuan Muda Jaehyun." Jelas Joy melihat Taeyong berhenti di depan tanaman mawar ungu.

Taeyong mengangguk sambil menatap dalam diam bunga mawar itu.

"Oh iya, apa Jaehyun akan pulang makan siang?" Tanya Taeyong. Joy menggeleng.

"Jarak dari kantor ke rumah lumayan jauh, dan juga Tuan Muda Jaehyun biasanya memesan makanan di Restoran dekat kantor." Jelas Joy.

Taeyong mengangguk, "Joy, bagaimana kalau kau temani aku belanja?" Tawar Taeyong, Joy pun langsung mengangguk.

Mereka pun bersiap, Taeyong telah rapih dengan pakaiannya, meraih tas kecil yang berisikan Ponsel, Dompet dan juga parfum miliknya.

Sekedar info, Taeyong itu tak bisa menyetir, karena ia memang tak berniat belajar dan juga dia belum punya SIM, jadinya mereka pergi bersama sopir.

Setibanya di Mall, Joy dan Taeyong langsung masuk ke dalam toko satu persatu. Dan mereka selalu keluar dari toko sambil menenteng barang belanjaan yang di beli Taeyong.

Sesekali mereka terlihat bercanda, seperti teman dekat karena memang jarak umur yang tak terlalu jauh.

Tanpa mereka sadari, hari semakin larut.

Wedding Proposal

Jaehyun masuk ke dalam rumah, ia sedikit heran karena suasana rumah yang terkesan sangat sepi. Ia pun meletakkan tas kerjanya di sofa, melepas Jas nya dan pergi ke dapur, saat melewati ruang makan, Jaehyun kembali heran karena makanan yang terhidang seperti tak tersentuh.

"Pelayan." Panggilnya.

Salah satu pelayan langsung mendekati nya, "Dimana Taeyong? Kenapa dia belum makan malam? Sudah hampir jam 10 malam ini."

Sang pelayan menunduk takut, "Tuan Muda Taeyong pergi bersama Joy dari siang Tuan Muda, mereka pergi di antar sopir." Jelasnya.

Wedding ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang