Chap 6 : Past

2.1K 272 37
                                    

"Ayah, Ibu, sebenarnya aku dan Jaehyun hanya berpura-pura, kami hanya menikah kontrak saja."

Taeyong menundukkan kepalanya dalam, saat khayalannya yang ingin mengatakan sebenarnya pada Ayah dan Ibu mertuanya melintas begitu saja.

"Taeyong,"

Taeyong menoleh pada Yoona yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya, wanita itu meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Bagaimana bulan madu kalian? Apa wanita itu mengganggumu?" Tanya Yoona.

Taeyong melirik sebentar pada Jaehyun, tapi pria itu tak menatapnya sama sekali, seolah memberikan kuasa pada Taeyong untuk mengatakan apapun yang ingin ia katakan, namun Taeyong masih berusaha berfikir jernih untuk tak menjatuhkan Naeun di hadapan ibu mertuanya atau Jaehyun akan meninggalkannya dan sumber keuangannya akan hilang.

Taeyong tersenyum menatap Yoona, membalas genggaman tangan itu. "Ibu tau, aku sangat senang, karena pengalaman pertamaku naik kapal besar seperti itu. Dan juga, Villa nya sangat besar dan nyaman." Ucap Taeyong dengan binaran bahagianya.

Jaehyun melirik Taeyong dalam diam, entah kenapa ia sedikit terpesona pada ekspresi wajah yang sangat jarang Taeyong perlihatkan.

"Benarkah?" Sahut Yoona tak kalah senang.

"Eum, dan Naeun Nunna juga sangat baik." Balas Taeyong lagi. Yoona seketika mendatarkan wajahnya lagi. Taeyong pun tersenyum, dan mengelus tangan Yoona, "Ibu tenang saja. Aku dan Jaehyun akan baik-baik saja, kami akan bersama-sama melawan segala cobaan yang datang, kami akan bersama-sama berjuang mempertahankan rumah tangga kami." Ucap Taeyong.

Yoona menatap haru pada menantunya itu dan memeluknya erat sembari mengelus punggung Taeyong.

Sedangkan Jaehyun menghela nafas lega, ia benar-benar bertemu dengan seorang aktor terbaik. Ah, atau jangan-jangan Taeyong memang mantan aktor? Apapun itu ia tak perduli, yang penting Taeyong bisa bersandiwara dengan baik di hadapan kedua orangtuanya.

Sore hari pun tiba, Yoona dan Siwon berpamitan untuk pulang. Setelah itu Jaehyun dan Taeyong masuk ke kamar mereka masing-masing.

Selesai bersih-bersih, Taeyong berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya.

Tak berapa lama kemudian ponselnya berdering, nama Ten tertera disana, dengan semangat ia mengangkat telfon itu sembari berjalan ke arah balkon.

"Ten~~~~"

"Yongiieeee~~~"

"Astaga, aku tak menyangka kau masih bisa menelfon ku. Aku fikir kau sudah menjadi gelandangan di Chicago sana."

"Hey, amit-amit ya ucapanmu itu."

Taeyong terkekeh, membayangkan wajah kesal temannya itu.

"Saat pertama melihat wajah Johnny, aku langsung berfikiran buruk. Bisa saja kan dia hanya ingin menipumu. Lagipula salah kalian juga yang tiba-tiba mengatakan ingin menikah dan pindah ke Chicago."

"Tae, kau tenang saja. Aku sangat bahagia menikah dengan Johnny hyung. Dia sangat baik dan juga perhatian padaku."

Taeyong tersenyum getir. Ia bahagia mendengar temannya itu hidup dengan baik bersama suaminya.

"Kau sangat beruntung." Gumamnya.

Ten yang di sebrang sana mengangguk walaupun tidak bisa Taeyong lihat. Dan tiba-tiba saja dia ingat sesuatu.

Wedding ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang