Chap 19 : Lov(s)e

2.2K 221 19
                                    

Taeyong mengerang, perlahan matanya terbuka, menatap kesekeliling dan menyadari kalau ia sedang berada di kamarnya. Kembali menutup matanya untuk kembali tidur, namun sepersekian detik matanya kembali terbuka dengan lebar.

"Awww..." Taeyong merintih saat merasakan sakit di sekitar bokongnya.

"Kenapa?"

Taeyong menatap Jaehyun yang berlari dari ruang kerjanya yang memang bersebelahan dengan kamar mereka. "Apa yang terjadi?" Tanya Jaehyun dengan raut khawatirnya.

Taeyong hanya diam menatap wajah Jaehyun, fikirannya melayang pada kejadian beberapa waktu lalu yang ia alami. Kejadian saat ia bertemu dengan Yuta.

"Ya Tuhan. Aku bahkan tidak berani bertanya pada Jaehyun."

"Hiksss..." Taeyong terisak, ia takut bertanya pada Jaehyun apa yang sebenarnya terjadi padanya. Takut jika jawaban Jaehyun sama seperti apa yang ada di fikirannya saat ini.

"Hey, kenapa menangis?" Jaehyun memeluk Taeyong, mengusap pelan pundak bergetar istrinya itu. "Tenanglah, aku bersamamu. Tak ada yang terjadi, semua baik-baik saja." Ucap Jaehyun sambil mengelus kepala Taeyong.

Taeyong sedikit lega mendengar jawaban Jaehyun. Ia fikir Yuta yang menjadi penyebab rasa sakit di sekitar area bokongnya. Tapi tetap saja ia bersedih karena tak mendengarkan ucapan Jaehyun, berakhir dengan ia yang hampir saja di lukai oleh Yuta.

"Maaf karena tak mendengarkan ucapanmu, aku tak menyangka ternyata Yuta tega melakukan itu padaku." Ucap Taeyong.

Jaehyun mengangguk pelan, "Memang banyak hal yang tak di sangka orang polos menjurus bodoh." Gumamnya pelan.

"Huh?"

"Syukurlah kalau kau sudah sadar sekarang." Ucap Jaehyun. Taeyong mengangguk dan melepaskan pelukannya. Jaehyun mengusap air matanya dengan tangan kekarnya. "Kau lapar?" Tanya Jaehyun dan Taeyong mengangguk sambil menarik nafas agar ingus di hidungnya karena ia menangis tadi tak turun.

"Ayo kita makan steak!!!" Ucapnya semangat.

Jaehyun mengangguk dan Taeyong langsung bersorak riang.

Taeyong menatap Jaehyun dengan bibirnya yang melengkung ke bawah. Pria tampan itu sedang asik dengan makanannya, ia pun menatap Taeyong yang memberikan tatapan mematikan untuknya.

"Jaehyunnnn, mau makannya di luar~~~" Rengek Taeyong.

Yah, mereka berakhir makan di meja makan dengan steak buatan pelayan.

"Ah, ayo kalau begitu." Jaehyun beranjak dari duduknya. Taeyong pun sumringah, namun senyumannya kembali luntur saat melihat Jaehyun mengangkat piring miliknya.

"Jaehyun, kau tidak bermaksud melakukan hal yang sama dengan fikiranku kan?" Sarkas Taeyong.

Jaehyun menaikkan sebelah alisnya, "Kau ingin makan di luar kan? Ayo kita makan di taman belakang." Ucapnya dengan nada polos.

"Yakkkk!!! Jaehyun bodoh!!!"

Ya. Hanya Taeyong yang berani mengatai pria tampan lulusan terbaik Harvard beberapa tahun yang lalu itu.

"Iya iya, maaf. Aku mengerti maksudmu. Tapi ini sudah terlalu malam Taeyong, kita akan makan steak di luar besok. Jadi, untuk menuruti Bayi malam ini, ayo kita makan di taman belakang saja. Lagi pula, bayi kan tidak bisa melihat, manalah dia tau kita makan di dalam rumah atau di luar." Ucap Jaehyun panjang lebar. Taeyong menepuk jidatnya. Menghela nafas dan mengelus-elus perutnya.

"Bayi, kalau sudah besar jangan bodoh seperti Daddy ya." Bisiknya.

Wedding Proposal

Wedding ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang