Chap 17 : Jealousy

2.1K 230 9
                                    

Beberapa tahun yang lalu.

Musim gugur di korea membuat jalanan terlihat sangat indah karena bunga yang berjatuhan, semua orang menikmati momen cantik itu.

Tapi, berbeda dengan pria asal Jepang ini.

Yuta. Nakamoto Yuta.

Ia hanya bisa mengepalkan tangannya saat melihat orang yang di sukainya sedang duduk berdampingan dengan seorang pria yang sangat di kenalnya.

Itu teman sekelasnya, Jaehyun. Mereka tak terlalu dekat, namun Yuta cukup mengenal Jaehyun karena pria itu selalu di elu-elukan oleh hampir seluruh orang yang ada di sekolahnya.

Yuta akui pria itu tampan, dan juga sangat mudah bergaul walaupun terkadang sifatnya sangat dingin. Dan dia juga pria dengan masa depan yang cerah, karena ia berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di Seoul.

Karena semua kelebihannya itulah membuat siapa saja rela bertekuk lutut di hadapannya.

Tapi Yuta tak menyangka kalau Winwin, pria manis yang sudah cukup lama ia kejar ikut bertekuk lutut di hadapan Jaehyun juga.

Ia dengan kesal pergi dari balik pohon saat Winwin menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun.

Sejak saat itu, Yuta tekadkan dirinya agar mampu melampaui Jaehyun, ia berjuang keras agar apa yang di miliki Jaehyun juga bisa ia miliki,,

termasuk, pasangan..

Taeyong menatap kesal pada Jaehyun yang sibuk berbicara dengan beberapa rekan kerjanya di meja yang tak jauh dari meja miliknya.

Ya, saat ini mereka sedang makan malam, tapi entah kenapa Jaehyun malah sibuk dengan pekerjaannya, menyuruhnya untuk makan terlebih dahulu dan membiarkannya makan seorang diri.

Dengan kesal Taeyong mengaduk-aduk makanannya, tak berniat menyuapkan makanan itu ke mulutnya, ia hanya mendumel sambil menatap sengit punggung lebar Jaehyun yang duduk membelakanginya.

Sedangkan itu, Jaehyun fokus mendengarkan laporan dari bawahannya, matanya sesekali melirik berkas yang ada di tangannya, untuk mencocokkan hasil di lembaran itu dengan apa yang di ucapkan bawahannya.

"... kemungkinan besar permintaan akan semakin pesat tahun depan, maka dari itu saya mengajukan untuk penambahan karyawan sekitar 30 orang."

Jaehyun mengangguk paham, ia langsung menandatangani lembar terakhir dari berkas yang berisi surat izin untuk menambah karyawan. Tentu saja harus ia setujui, sumber daya manusia sangat berpengaruh untuk bisnisnya, semakin banyak SDM maka semakin banyak juga keuntungannya.

"Baiklah, sampai disini saja rapat kita hari ini. Semoga hari kalian menyenangkan." Ucap Jaehyun.

Seluruh bawahan nya langsung mengangguk patuh dan berlalu pergi setelah membungkuk sopan padanya.

Jaehyun beranjak dari duduknya untuk kembali ke meja makan nya dan Taeyong. Alisnya bertaut saat melihat meja itu kosong, hanya ada tas kecil milik Taeyong yang berisi dompet, lip balm dan ponsel.

Jaehyun memanggil salah satu pelayan, "Apa kau melihat orang yang ada disini?" Tanyanya.

"Sepertinya pria itu sedang di toilet Tuan." Ucapnya sang pelayan dan Jaehyun mengangguk patuh.

Ia pun memilih duduk saja setelah sang pelayan pergi.

Sedangkan di sisi lain, Taeyong sedang kewalahan menghadapi perutnya yang tiba-tiba saja berulah. Semua makanan yang ia makan dari pagi hingga malam tadi sudah ia muntahkan semua, namun rasa mualnya tak kunjung reda. Ia terduduk lemas di toilet, bahkan untuk berdiri saja rasanya tak mampu.

Wedding ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang