Bugh...
Bugh ..
Krak ...
Suara suara itu terus terdengar di sebuah lapangan luas malam ini, tempatnya memang jauh dari kawasan warga sehingga mereka bisa leluasa dalam melakukan aksi penyerangan malam ini.
Gibran terdiam di tempatnya setelah berhasil menumbangkan lawannya. Tatapannya beralih mencari keberadaan Samudra, ia ingin tau bagaimana dengan keadaan cowok itu, apa yang sebenarnya ingin dilakukan? Gibran hanya takut jika Samudra benar akan membunuh orang malam ini.
Bola matanya membola ketika melihat sosok Samudra yang dengan keji menendang perut sang lawan, dengan lawan yang sudah terjatuh di tanah dengan wajah yang penuh dengan lebam dengan mulut yang terus mengeluarkan darah segar. Walaupun begitu Samudra tak berhenti memberikan tendangan pada Sosok itu.
“SAMUDRA?!” teriak Gibran sambil berlari mendekat ke arah Samudra menahan lengan cowok itu dengan kuat. “Udah Dra, dia bisa mati kalo lo pukul terus .” ucap Gibran menenangkan.
“GUA GAK PEDULI.”
“Bos ...udah, kita cuma mau balas perbuatan mereka ke Aji bukannya mau ngebunuh orang.” ucap Bagas ikut menahan bahu Samudra.
“GUA BILANG GUA GAK PEDULI!!”
“Lo bukan pembunuh Dra, jangan lakuin itu.” ucap Darren tiba tiba yang berdiri di depan Samudra sambil menatap dalam ke arah Samudra.
Seluruh kegiatan para remaja itu seketika terhenti karnea terdengar sebuah suara sirene polisi, yang membuat mereka segera beranjak dari tempat itu. “Kita cabut sekarang jangan sampai polisi tangkap kita.” ucap Gibran yang di angguki yang lain.
***
Pagi ini, siswa siswi melakukan upacara peringatan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November. Mereka berdiri di lapangan sudah hampir 1jam karena amanat pembina upacaranya sangat panjang hingga Upacara hampir selesai siswa siswi di hebohkan dengan seorang guru BK yang membuntuti 5 siswa remaja lelaki berpakaian brandalan masuk ke area lapangan SMA ANTARIKSA.
Dan tentu saja hal itu membuat sang pembina upacara memberi pengumuman pada seluruh siswa untuk tetap di lapangan untuk memperhatikan 5 remaja lelaki brandalan tadi.
“Yah lagi lagi mereka, mantan lo tuh ingga bikin rusuh tiap hari.” celetuk Amel sahabat Jingga yang berdiri di samping gadis itu.
“Terserah, gue gak peduli lagi.” jawab Jingga malas.
“Yang mana satu mantannya Jingga?” celetuk salah satu gadis yang berdiri di antara Jingga dan Amel.
Kedua gadis itu menatap sosok yang bertanya, dia Rembulan Almeira salah satu siswi baru di SMA ANTARIKSA yang baru masuk hari ini, dan terlebih lagi gadis itu adalah sepupunya Jingga.
“Yang itu tuh.” tunjuk Amel pada sosok remaja lelaki yang berdiri di tengah dengan pakaian yang paling tidak rapi. Baju seragam yang di keluarkan, dua kencing baju paling atas tak terkait, dasi yang tak terpasang dan kalung rantai berwarna silver yang melingkar di lehernya.
“Itu namanya, Samudra dia itu pemimpinnya ZEGA ketua geng motor di sini.” jelas Amel.
“ZEGA?”
“Iya, ZEGAMA GANG dan lo tau, ZEGA itu geng motor besar yang berdiri 2 tahun yang lalu dan Samudra pemimpin pertamanya, sumpah ya Lan kalo bukan karena Samudra itu ketua geng motor dan bukan mantannya Jingga udah pasti gue bakal coba deketin dia tapi ... deket sama dia tu bukan perkara yang mudah.”
Rembulan yang mendengar hal itu hanya menganggukkan kepalanya paham. Pandangan mata gadis itu seketika bertemu dengan manik mata seseorang yang baru saja Amel ceritakan tadi, dia Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL : Leader's Girlfriend
Ficção Adolescente[ Zegama Gang Series 2 ] □□□ "Sekarang status lo berubah, jadi Pacarnya Samudra." ucap Samudra. "Emang lo suka gue?" tanya Bulan. "Banget." □□□ Jadian sama mantan pacar sepupu sendiri? REMBULAN gadis cantik yang merupakan siswi baru di SMA ANTARIK...