Bab 10 : Perubahan Samudra

6.8K 341 14
                                    

Pandangan siswa siswi SMA ANTARIKSA pagi ini langsung tertuju pada sosok lelaki berwajah tampan yang baru saja masuk ke area halaman sekolah denganmotor besarnya, cowok itu memparkirkan motornya disamping lima motor besar lain yang mana motor motor itu adalah milik sahabat sahabatnya. Lelaki itu adalah Samudra, memang siapa sih yang tak mengenal Samudra cooek tampan dengan tinggi 181 cm sekaligus kapten tim Voli SMA ANTARIKSA  dan juga jangan lupakan Samudra adalah Ketua dari geng motor besar lagendaris ZEGAMA GANG atau orang menyebutnya dengan ZEGA GANG.

Samudra melepaskan helm full facenya dengan segera hingga membuat para siswa terpaku dengan penampilan baru dari cowok itu, terlihat lebih tampan. Samudra berjalan melewati para siswi yang masih diam menatap ketampanannya saat ini. Apakah ia setempat itu dengan penampilan rambutnya baru ini? Pikir Samudra.

Ia masih terus berjalan sambil sesekali melihat ke sekeliling jalannya hingga sampai di lorong kelas 10 yang mana hal itu menjadi pusat perhatian bagi para siswa kelas 10. “Itu beneran bang Samu?” celetuk Sahara yang melihat sosok abangnya lewat didepan kelas.

Oh my god, Sahaaraaa abang lo kok malah makin ganteng aja sihh setiap hariii.” ujar Nina sahabat dari Sahara.

“Mana gue tau.” balas Sahara.

Samudra mulai menaiki tangga menuju ke lorong kelas 11 yang mana hal itu terus menjadi perhatian bagi para siswa siswi di sepanjang jalan. Samudra sampai di lorong kelas 11 dan lagi lagi siswi di lorong itu menatap kagum ke arah Samudra.

“Samudra abis putus dari Jingga makin ganteng aja.”

“Samudra gak ada niatan buat cari pacar baru?”

“Makin ganteng, makin sulit untuk digapai.”

Ya, begitulah celetukan celetukan para siswi ketika melihat sosok Samudra berjalan di samping mereka, hingga cowok itu berniatan akan masuk ke kelas 11 IPA 1 untuk melakukan aksi capernya pada gadis bernama Rembulan Almeira.

Kringgg!!

Samudra menghela nafas kesal, ketika ia yang akan masuk ke kelas itu malah terdengar bunyi bel masuk yang mau tak mau, ia menunda keinginannya itu dan memilih untuk masuk kedalam kelasnya yaitu 11 IPS 2.

Cklek ...

Samudra memasuki kelasnya dan membuat teman temannya bersorak dengan heboh. “Anjaaaaayyy, kepala baru nih!!?” sorak Bagas sambil bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Samudra yang juga cowok itu sudah duduk di tempatnya di samping kursi Gibran.

“Pantes aja tadi dia tanya dimana tempat cukur rambut paling bagus, rupa rupanya mau ganti kepala dia?” sindir Gibran yang membuat Bagas terkekeh namun berbeda dengan Darren dan Aksara yang hanya tersenyum kecil dibuatnya.

Samudra menatap teman temannya satu persatu. “Menurut lo semua, gue gimana?” tanya Samudra yang membuat empat cowok tadi saling tatap.

“Ganteng.” celetuk Bagas.

“Keren.” ucap Gibran sambil menunjukkan jempol tangan kanannya.

“Tegas.” jawab Aksara sambil menatap ke arah Samudra yakin.

“Biasa aja.” sambung Darren yang membuat Samudra diam, ya karena ucapan itu memang bukanlah hal baru untuk mereka dengar.
 

***


Samudra menatap datar ke arah meja panjang di kantin yang biasanya selalu ia dan teman temannya duduki kini dipenuhi dengan berbagai macam makanan dalam bentuk kotak. Ada nasi goreng dalam berbagai macam variasi, ada cake bahkan juga ada es krim ada buah buahan, berupa apel, jeruk, mangga, pisang, anggur, dan berbagi macam makanan yang lainnya.

Samudra menghela nafas panjang, apa semua ini? Ulah manusia gila mana kali ini? “Apa apaan anjir kenapa mejanya penuh sama makanan kaya gini?” celetuk Bagas yang berdiri disamping Samudra.

“Makan aja gak sih?” celetuk Bimo salah satu anggota ZEGA yang berdiri disamping  Bagas.

“Kalo gue sih, ayok aja.” sambung Bagas.

“Majulah kita.” ucap Bimo yang langsung duduk diikuti oleh Bagas dan yang lainnya kecuali Samudra, Darren dan Aksara yang masih menatap aneh ke arah meja kantin.

“Cegil mana lagi, yang berulah kali ini Dra?” tanya Aksara sambil menepuk punggung Samudra dua kali dan kemudian duduk ikut bersama dengan yang lain diikuti oleh Darren.

“Apa semua ini??” gumam Samudra tak habis pikir.

“Kok bisa banyak makanan kaya gini?” celetuk sosok di samping Samudra yang baru saja datang, sepertinya.

Samudra menatap sosok itu dengan malas. “Tau ah, males gue. Oya, Bulan mana? Kok gak kelihatan dari tadi?” tanya Samudra pada sosok tadi, Samuel.

Samuel menatap kembarannya itu dengan prihatin. “Dia gak berangkat.”

“Maksud lo?”

“Dia sakit, katanya Jingga kemarin dia kehujanan sehabis pulang dari toko buku terus ..” ucapan Samuel terhenti ketika melihat Samudra yang langsung berlalu Dari hadapannya. “Dra? Mau kemana?” tanya Samuel dengan keras namun tetap tak ada jawaban karen Samudra yang amal terus berlari entah kemana.
 

***


Brak!

Jingga terkesiap ketika melihat sosok Samudra yang tiba tiba mengebrak mejanya setelah berlari entah dari mana asalnya Jingga tidak tau. “Kenapa?” tanya Jingga bingung.

“Bulan sakit?”

Jingga menganggukkan kepalanya.

“Terus sekarang dia dimana?”

“Dirumahlah, dimana lagi.”

“Rumah? Maksudnya rumah lo?”

“Iya.” Samudra terdiam lama setelah mendengar ha itu, ia sedikit merasa khawatir ketika mendengar tentang Bulan yang sakit. “Lo lari lari kesini, cuman mau tanya soal Bulan?” tanya Jingga remeh.

Samudra memalingkan pandangannya dari Jingga dan menyugar rambutnya kebelakang hingga membuat Jingga menatap aneh ke arah cowok itu. “Mau caper sama gue?”

“Mau pamer rambut baru.” jawab Samudra yang kemudian berlalu dari hadapan Jingga begitu saja tanpa pamit.

Jingga menatap kepergian Samudra dengan senyuman tipsinya, “Aku masih berproses buat lupain kamu Dra, aku sengaja putusin kamu dengan cara kaya gini karna aku gak mau jadi penghalang hubungan persaudaraan kamu sama Samuel dan karena aku tau kalo kamu gak mau buat Samuel kecewa dengan hubungan kita.” gumam Jingga lirih.

***







Bersambung...

GIRL : Leader's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang