01. The story of the party that night

373 49 12
                                    

Suara sirine terdengar begitu nyaring sehingga menyakiti telinga, Beomgyu tidak sama sekali panik. Justru ia pasrah jika polisi akan menghampiri rumahnya dan menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus pembunuhan.

Pun apa yang lagi ia bisa lakukan? Lari hanya akan membuat segalanya semakin rumit.

Tok! Tok! Tok

"Permisi! Halo! Kami dari kepolisian."

Pemuda itu hanya diam, dia menunggu sampai para polisi merusak keamanan pintu rumahnya.

"Permisi, Choi Beomgyu? Kami dari kepolisian!"

"Kita geledah saja sekarang rumahnya kapten."

"Oke, siapkan alat perusak keamanannya."

Menunggu beberapa menit di dalam, sebelum pintunya berhasil dirusak keamannya oleh para kepolisian. Beomgyu mendongak, polisi yang baru saja memasuki apartemennya itu terkejut bukan main. "K-kami dari kepolisian mendapat laporan adanya penggunaan narkoba di sini. Tapi—" Polisi itu menggantung kalimatnya, tampaknya ia pun bingung dengan kondisinya. Kenapa ada mayat di sini?

"Bukan aku yang membunuhnya," ungkap Beomgyu lesu, "Aku sungguhan tidak tahu apa yang terjadi semalam, aku terbangun dalam keadaan Jang Wonyoung yang sudah tewas terbunuh."

"Kau bisa menjelaskan semuanya di kantor polisi, sekarang kau ikut kami." Dua aparat kepolisian memasuki rumah, salah satu dari mereka membawa borgol besi yang dipergunakan untuk Beomgyu. "Selama kau dibawa ke kantor kepolisian, saya akan menggeledah apartemenmu untuk mencari bukti adanya pemakaian narkoba." Beomgyu mengangguk setuju, lalu mengikuti langkah dua aparat kepolisian yang berjalan mendampinginya menuju mobil penahanan.

Sang kapten memakai alat pelindung di sepatunya, memakai masker dan juga sarung tangan. Ia melirik ke arah mayat yang tampaknya baru saja terbunuh sekitar pukul empat pagi. Ia beralih untuk mengambil taplak meja lalu menutupi tubuh mayat tersebut supaya buktinya tidak dirusak.

Kemudian ia lanjut menggeledah beberapa perabotan yang berada di tuang tamu tersebut, namun ia tidak menemukan apa-apa. Karena tidak menemukan apa-apa maka ia bergeser menuju kamar utama.

Ia membuka pintu kamar tersebut, di dalamnya benar-benar kacau. Sprei putihnya ternodai oleh darah yang mulai berubah warna menjadi cokelat. Aroma lavender dari pengharum ruangan bercampur darah membuat sang kapten pusing.

Tangannya sibuk mengobrak-abrik lemari, tetapi sama saja seperti sebelumnya tidak ada narkoba atau benda yang mencurigakan di dalamnya. Begitu pula laci putih yang berada di sebelahnya, hanya terisi oleh kaus kaki dan pakaian dalam yang berantakan.

Menghela napasnya lelah, sang kapten memilih untuk segera keluar dari apartemen itu dan segera menuju kantor polisi.

【☆】★【☆】

"Bagaimana kejadiannya tadi malam?"

Beomgyu menarik napasnya sejenak, kemudian mulai menceritakan apa yang terjadi sebelum dirinya tertidur akibat mabuk berat. "Tadi malam, saya mengadakan pesta perayaan subscriber ktube saya yang sudah mencapai sepuluh juta. Saya hanya mengadakan pesta kecil-kecilan yang mengundang kelima teman-teman saya dan juga pacar saya."

"Semuanya berjalan sangat lancar, kami memanggang daging di atas rooftop, lalu memakan kue beras pedas setelahnya, dan beralih ke apartemen untuk minum-minum." Menarik napasnya lagi kemudian Beomgyu lanjut berbicara, "Saya sejak dulu memang tidak bisa minum terlalu banyak, tetapi malam itu saya meminum dua botol soju. Saya mabuk berat sampai akhirnya saya tertidur lebih awal dari mereka."

"Termasuk pacar saya yang masih kuat meminum tiga botol soju."

"Lalu di keesokan harinya, saya menemukan mayat Jang Wonyoung—teman saya—yang sudah tewas mengenaskan di ruang tamu."

Sang detektif mengangguk, mencatat beberapa poin dari cerita yang Beomgyu katakan.

"Bisa sebutkan lima temanmu dan pacarmu itu?"

"Choi Soobin, Choi Yeonjun, Kang Taehyun, Huening kai, Jang Wonyoung."

"Pacar saya, Shin Ryujin."

"Oke, pertama-tama, adakah seseorang yang kau curigai dari salah satu di antara mereka?" Beomgyu tampak berpikir sejenak kemudian menggeleng, "Tidak, karena saya pikir ini dilakukan oleh orang lain. Sebab pada malam itu jendela apartemen saya terbuka, tidak tertutup. Jadi kemungkinan besar pembunuhnya masuk dari sana." Lagi-lagi sang detektif mengangguk.

"Kau memercayai teman-temanmu?" Laki-laki berambut gondrong itu mengangguk yakin. "Mereka sudah seperti saudara kandung saya sendiri, saya benar-benar bergantung pada mereka sehingga saya tidak bisa kehilangan mereka."

Kembali menulis dan mengetik sesuatu di laptopnya lalu detektif itu bangkit setelahnya. "Baik, sesi introgasi ini selesai. Untuk sementara waktu Anda kami tahan sampai kami mendapatkan bukti bahwa Anda tidak bersalah." Pemuda itu mengangguk lalu detektif itu berpamitan untuk segera pergi.

Detektif itu bernama Kim Taehyung. Ia beralih untuk ke ruangan yang terdapat kaca hitam besar di dalamnya yang terhubung dengan ruang interogasi. "Tersangka Choi Beomgyu sejauh ini menunjukkan beberapa gestur tidak bersalah. Semua ucapannya jujur," papar Taehyung ke arah pria berpakaian formal yang merupakan kepala Kepolisian di sini.

"Tapi, yang anehnya. Mengapa menurut laporan anonim tersangka Choi Beomgyu menggunakan narkoba? Padahal setelah digeledah tidak ada narkoba yang tertinggal di dalam apartemennya. Bahkan sudah di tes urine dan juga tubuhnya sudah di telanjangi. Tidak ada narkoba."

"Bukankah ini aneh?"

Si pria berpakaian formal bernama Kim Namjoon itu mengangguk. "Baiklah, kau menangani kasus ini bersama detektif Hwang Eunbi."

Note : Hwang Eunbi (SinB GFriend/Viviz)

above the blood, txt ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang