Keempatnya bersujud, kemudian bangkit. Yeonjun yang merupakan pemimpin doa mengambil setangkai bunga krisan putih untuk diletakkan di depan foto mendiang. Lalu beralih untuk sujud yang kedua kalinya. Setelah sujud kedua acara mendoakan itu sudah selesai. Giliran Soobin, Kai, dan Taehyun dan Ryujin yang meletakkan bunga krisan putih di depan foto mendiang.
Seusai berdoa kelimanya—termasuk Ryujin yang datang agak telat—langsung diarahkan ke ruang prasmanan untuk segera mengambil hidangan.
Kelimanya duduk di bangku kosong yang terletak paling depan, sehingga keempatnya masih bisa melihat ruang duka. Ayah Wonyoung tanpak kacau, bulatan hitam pada matanya begitu terlihat jelas, bibir pucatnya yang kering, rambut gondrongnya yang mulai tak terawat. Beliau benar-benar terluka dengan kematian sosok anak angkat yang ia cintai.
Kai merasakan hatinya mencelos sakit. Ia tahu persis bagaimana sakitnya. Mulutnya mengunyah dengan cermat sampai bisa merasakan butir nasi hancur dalam mulutnya. "Kai, jangan melamun. Nanti kesambet, lho," tegur Soobin langsung membuat pria yang lebih muda berdarah campuran tersebut tersadar dari lamunannnya.
"Ah, iya."
Kelimanya memakan hidangsn dengan rasa syukur, usai menghabiskan makanannya Soobin segera menginterupsi untuk segera pulang karena masih banyak tamu yang akan datang untuk menodakan Wonyoung.
Mereka bangkit semuanya mempersiapkan uang duka di amplop putih mereka masing-masing. Dan ketika sampai di kotak uang duka seluruhnya memasukkan uang yang telah mereka siapkan.
Sehabis itu mereka langsung beranjak pulang ke rumah Kai. Kecuali Ryujin yang harus pulang seorang diri karena ia sibuk menguris toko bunganya yang baru saja buka minggu lalu.
【☆】★【☆】
Rumah Kai selalu menjadi tempat nongkrong andalan Soobin dan Yeonjun. Sedangkan Taehyun hanya menhinap untuk menemani Beomgyu. Taehyun tidak butuh tempat nongkrong karena ia sudah nyaman di rumah tempatnya tinggal.
Malam ini Beomgyu memutuskan untuk kembali. Ia ditemani oleh Kai dan Soobin untuk mengemasi barang-barangnya yang tak seberapa itu. Beomgyu merasa tidak enak terlalu lama di rumah temannya ini, karena Beomgyu tahu ia terlalu merepotkan.
"Padahal tidak apa-apa kalau kau tinggal di rumahku agak lama, pasti sulit bagimu untuk kembali menerima apartemenmu seperti sediakala," kata Kai prihatin.
"Tidak apa-apa, kalau aku tidak mencoba aku tidak akan pernah kembali ke sana," balas Beomgyu menutup kopernya.
"Kak Yeonjun sudah siap?" tanya Beomgyu ke arah Soobin. "Sudah sepertinya, ayo kita keluar dulu," ajak Soobin sambil merangkul pundak Beomgyu.
"Kak Yeonjun Sudah siap?" tanya Soobin lantang, sedangkan pria yang sibuk mengunyah makanan hingga mulutnya penuh oleh makanan itu mendecih, "kau tak lihat aku sedang makan, hah? Tunggu sebentar. Aku harus mengisi perutku dulu," ucap Yeonjun dengan mulutnya yang membulat. Sedangkan Soobin hanya bergumam sendiri, entah merespons Yeonjun atau tidak. Sudah biasa begini. Soobin memang agak sinting sedikit.
"Kak, duduk dulu saja. Kak Yeonjun masih lama. Dia kelaparan," saran Kai.
Beomgyu terkekeh, ekspresi Yeonjun sangat lucu ketika melahap makanan. Tiba-tiba Beomgyu jadi rindu kedamaian di dalam pertemanan mereka.
【☆】★【☆】
Beomgyu telah sampai pada apartemennya, Soobin yang ikut mengantar Beomgyu pun turun dari mobil membawa barang-barang Beomgyu masuk ke dalam gedung apartemen. Sedangkan Yeonjun menunggu di dalam mobil. "Aku temani, ya?" tawar Soobin. Beomgyu sempat berpikir sejenak sambil memperhatikan angka lift yang masih menunjukkan angka lima. "Tubuhmu masih panas, kau belum sembuh. Harus ada yang merawatmu, Gyu."
Pada akhirnya Beomgyu mengangguk. Soobin pun tersenyum lega, mengusak pelan lengan kiri Beomgyu yang ia rangkul. Rasanya ia tak tega, kecerian Beomgyu yang membuat hari-harinya terasa menyenangkan direnggut begitu saja oleh orang biadab dan tak tahu diri. Dengan begini, ia kesepian. Ia rindu bertengkar dengan Beomgyu karena hal sepele, ia rindu Beomgyu yang selalu berisik saat bermain game, ia rindu Beomgyu yang selalu tertawa pada setiap hal.
Soobin rindu pada setiap hal pada diri Beomgyu.
Choi Beomgyu memang secerah itu.
Pintu lift terbuka, Beomgyu dan Soobin segera memasukinya. "Kak Yeonjun tidak diberi tahu kalau Kak Soobin menginap?"
"Oh, iya. Aku akan mengiriminya pesan agar dia pulang."
【☆】★【☆】
Yeonjun segera menarik pedal gas mobilnya untuk pulang ke apartemen Soobin.
Ia tidak memiliki tempat tinggal tetap—punya, sih, tapi ia harus tinggal satu atap dengan Ayahnya. Dan Yeonjun tentu saja menolak keras, bagaimana bisa seorang pengedar narkoba tinggal satu atap dengan seorang walikota?—karena itulah ia menumpang pada Soobin. Resiko menjadi pengedar narkoba adalah begini, Yeonjun tidak bisa sembarangan membeli atau menempati suatu rumah. Karena bisa saja aktifitas pengedarnya ketahuan.
Alasan kedua mengapa Yeonjun memilih Soobin di antara keempat temannya adalah karena Soobin yang paling aman. Ayah Soobin adalah seorang pejabat yang baru saja resmi menjadi wakil presiden, yah, terdengar berbahaya tetapi Soobin dengan kekayaannya yang diberikan oleh sang Ayah bisa membantu Yeonjun untuk menyamarkan identitasnya.
Soobin memiliki banyak real estat dan juga apartemen di setiap distrik Seoul, itulah cara Soobin melindungi Yeonjun. Tak jarang juga Soobin mengirim Yeonjun ke luar negeri untuk berlindung. Sungguh yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
above the blood, txt ✓
Fanfic"Apa makna kepercayaan bagimu?" Di atas darah, ada sekumpulan manusia yang ketakutan. Publish : 25 March 2023 Feat : Jang Wonyoung (Ive) & Shin Ryujin (Itzy) ⚠️ | pembunuhan, sadis, darah, typo, kata-kata kasar, kekerasan. 🏅#15 - choibeomgyu (09...