17. Soobin's diary

131 32 13
                                    

BERITA TERKINI : polisi telah menyimpulkan kasus Ryujin sebagai kasus pembunuhan. Diperkirakan bahwa kasus ini berkaitan dengan kematian mrndiang Jang Wonyoung. Polisi menemukan barang bukti batu dan akan segera mencari terduga.

Suara sirine yang khas tak sedikit pun membuat Soobin bergetar ketakutan, seperti sudah bersedia ia membuka pintu apartemennya yang diketuk lalu melemparkan senyumnya kepada sang polisi dengan rendah hati. "Silakan tangkap aku," tawar Soobin dengan keikhlasannya menyerahkan kedua lengannya untuk diborgol.

Ketika tubuh Soobin hendak di bawa, ponselnya yang berada di sofa ruang tengah berdering secara terus menerus. Sang polisi menghentikan langkahnya. "Mau angkan telepon dulu?" Soobin menggeleng, "Itu Ayahku. Biarkan saja. Ini ganjaran untuknya juga," Polisi perempuan itu menatap heran Soobin. Wajahnya yang tenang, tatapannya yang tajam, pembawaannya yang begitu dingin sontak membuat polisi itu sempat bergetar.

Sang polisi mengangguk, membawa tubuh Soobin pergi dari sana. Jantungnya berdegup kencang, aneh tak biasanya sang polisi merasakan hawa mencekam dari lawan bicaranya seperti ini.

"Ini yang kalian inginkan, ya?"

【☆】★【☆】

Ketiga pria itu pulang  dengan keadaan yang sangat kacau, terlebih lagi Yeonjun dengan mata sembabnya. Entah bahagia karena pada akhirnya ia menemukan dalang di balik kasus pembunuhan atau hal lain. Pun dengan Beomgyu yang sudah lemas tak berdaya pada pijakannya, Kai menyambut dengan keluar dari rumahnya, membantu Beomgyu yang tak berdaya.

Beomgyu seakan kehilangan, sebentar lagi ia juga akan kehilangan Yeonjun. Sebab identitasnya sebagai pengedar akan terlacak oleh kepolisian.

Taehyun dan Beomgyu dibawa masuk ke dalam kamar sedangkan Yeonjun lebih memilih untuk duduk diam di ruang tengah.

Matanya kosong, napasnya memburu, matanya kembali panas dan perih. Tangannya beralih mengambil sebuah buku berukuran sedang dari dalam saku jaketnya.

Buku bersampul hijau tua yang sejak awal menarik perhatian Yeonjun saat pertama kali ia tiba di lantai dua. Jari-jemarinya beranjak untuk segera membuka lembaran pertama pada buku tersebut.

Buku harian
20 April 2017

Panti asuhan Bahagia telah resmi di tutup operasinya oleh pemerintah karena terseret kasus pembunuhan yang dilakukan oleh panti asuhan ini. Seluruh anak yatim-piatu di panti ini akan di adopsi, termasuk aku.

Choi Yeonjun dan Jang Wonyoung juga memilih untuk di adopsi. Sedangkan Beomgyu, Taehyun, Kai, Ryujin menolak untuk di adopsi.

Aku senang bukan main ketika aku tahu bahwa sosok orang tua penggantiku adalah seseorang yang berpengaruh bagi negara, beliau bukan sosok yang sembarangan. Dan itu membuatku sedikit segan.

Hari ini aku langsung di bawa ke rumahnya yang megahnya tak terkira. Seperti gedung mall sangking besar dan mewahnya.

"Choi Soobin, kita belum berkenalan, 'kan? Perkenalkan namaku Choi Meonho. Aku akan menjadi Syah sambungnu, aku harap kau bisa nyaman berada di sini." Aku sontak terpana, beliau begitu berkharisma.

Aku mungkin akan menjadi anak versi terbaik untukmu, Ayah.

Buku harian
30 April 2017

Sudah sepuluh hari, ya ..
Aku belum menemukan kebahagiaan di sini. Aku sudah lama pula tidak bertemu teman-temanku dan menanyakan kabar mereka. Aku rindu mereka.

Di sini benar-benar dingin dan sepi.

Buku harian
14 Mei 2017

Ayah hari ini membawaku ke psikolog setelah kemarin aku membunuh seekor kelinci peliharaan Ayah.

Buku harian
25 Mei 2017

Aku bingung, aku merasa jiwaku terbagi menjadi dua.

Buku harian
1 Juni 2017

Halo, namaku Choi Steve.

Buku harian
18 Juni 2017

Aku tidak mengerti, kenapa Ayah selalu memukuliku. Kupikir tinggal di sini adalah jalan yang terbaik. Ternyata tidak, ya?

Ayah membenciku karena aku memiliki kecacatan dalam kondisi mental, ya?

Padahal ini bukan kesalahanku, ini kesalahan Ayah dan panti asuhan itu. Aku tidak bersalah.

Buku harian
30 Juni 2017

Aku tersiksa, aku membutuhkan teman-temanku saat ini. Aku merindukan Kak Yeonjun yang selalu cerewet, aku merindukan Beomgyu yang selalu mengusili Kak Yeonjun, aku merindukan Taehyun dan pemikirannya yang seluas alam semesta, dan aku merindukan Kai yang selalu mengacaukan seisi dapur saat Taehyun sibuk memasak.

Panti asuhan dan rumah ini sama saja. Aku tercekik, aku butuh Kak Yeonjun.

【☆】★【☆】

Yeonjun menutup buku tersebut kasar, matanya berlinang akan air mata. Jantungnya berdetak nyeri, ada rasa sakit yang menyelimuti asanya. Seakan rasa sakit yang Soobin tuangkan di dalam bukunya tersalurkan secara spontan menuju jiwa Yeonjun.

Pemuda itu menunduk, air matanya terus mengalir deras. Ia menyesal karena tidak pernah mengerti temannya sendiri.

Padahal seharusnya Yeonjun memeluk Soobin dan mengatakan bahwa ialah yang akan melindungi Soobin dari rasa sakitnya selama ini, bahwa ia akan terus di sisi Soobin dan tidak akan membiarkannya hidup dalam kesendirian, bahwa ia akan menjadi versi terbaik untuk Soobin.

Hatinya patah, terlalu patah.

Yeonjun gagal.

Soobin yang sering tersenyum, Soobin yang selalu melindungi teman-temannya, Soobin yang selalu menjadi tujuan utamanya ketika dilanda kesedihan.

Beribu maaf Yeonjun lantunkan dalam hati, tubuhnya bergetar hebat, isakannya terdengar begitu memilukan.

Berakhir sudah kehidupan bahagianya, hanyut bersama rasa penyesalannya.

Di atas darah, ada sekumpulan manusia yang ketakutan. Choi Yeonjun adalah orangnya.

Di atas darah, ia perlahan-lahan kehilangan teman-temannya.

Semua orang selalu menganggap sebagai sosok yang mudah marah dan begitu kejam. Namun nyatanya, saat ini Yeonjun lah yang paling lemah.

Ini Yeonjun yang sebenarnya.











Besok chapter terakhir yaaaa

above the blood, txt ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang