Symphony no. 25 in g minor milik Wolfgang Amadeus Mozart terputar, sebotol wine Penfolds Grange Hermitage (1951) seharga 44. 874 juta won (534 juta dalam rupiah)
Ia sajikan dengan apik di sebuah gelas mewah yang kali ini ada baiknya tidak disebutkan nominalnya. Karena orang yang mendengarnya pun bisa terkena serangan jantung sesaat.
Menyesapnya dengan penuh rasa bersyukur, si pria berambut pirang itu melirik pada dua barang yang berhasil ia amankan hari ini. Melempar senyum tipis, kemudian kepalanya kembali menghadap jendela besar apartemennya yang langsung menghadap pemandangan indah kota Seoul pada malam hari. Kemerlap cahaya yang berasal dari gedung-gedung perkantoran, lalu bintang yang menghiasi langit dengan begitu elegan. Sempurna.
"Ah, indahnya," pujinya sambil menyesap kembali wine miliknya.
Setidaknya satu kali seumur hidup, ia harus menikmati masa-masa kejayaannya sebelum hancur.
【☆】★【☆】
Keesokan paginya, Beomgyu sudah siap menggunakan tuxedo hitam kebanggaannya yang diberikan oleh Ryujin saat dirinya berulang tahun. Beomgyu menata rambutnya sebentar, sesudah itu ia langsung bergegas pergi menuju rumah duka.
Hari ini Ryujin dimakamkan usai dilakukan otopsi kemarin. Karena Ryujin tidak memiliki keluarga, maka dirinyalah yang bertanggung jawab. Dirinya juga yang akan menaburkan abu Ryujin di sungai nanti.
Beomgyu mengambil kunci mobilnya dengan gagah, kemudian segera keluar apartemen dan menuju ke basement.
Setelah sampai, Beomgyu bergegas mrnyetir mobilnya menuju rumah duka. Ia menyetir mobil hitam mewahnya dengan kecepatan 80 Km/Jam. Karena ia cukup mengebut ia lebih cepat datang ke rumah duka dari perkiraan awal.
Tapi ia cukup bersyukur, karena ia lebih awal datang tidak ada para wartawan atau reporter ganas yang datang sebelum dirinya.
Cepat-cepat ia turun dari mobil mewahnya menuju ke dalam gedung untuk menemui beberapa rekannya yang akan diajak untuk menyiapkan rumah duka, pertama kali ia masuk ke dalam gedung ia langsung disambut dengan ramah oleh para pekerja wanita berpakaian abu-abu di sana. Beomgyu tersenyum ramahuntuk menanggapi serta sedikit menundukan tubuhnya sebagai rasa hormat kepada yang lebih tua.
"Beomgyu!" panggil seseorang dari arah belakang, ketika ia menoleh ia mendapati Taehyun yangdatang dengan warna baru rambutnya yang berwarna merah muda, warnanya cocok untuk kepribadian Taehyun yang jarang sosoknya tunjukkan kepada orang lain. "Hai," jawab Beomgyu seadanya. Setelah kejadian pesan asing yang terkirim padanya jujur rasanya masih agak canggung.
"Aku dengan Changbin akan datang, ya?" tanya Taehyunbasa-basi sambil mengajak Beomgyu untuk berjalan beriringan bersama dirinya. "Iya, Seungmin juga. Mereka akan membantuku di rumah duka."
"Seungmin? Asyik!"
"Setelah acara ini selesai kau mau ke mana? Tumben sekali membawa mobil?" tanya Taehyun yang lama-lama jadi sok asyik. Padahal, 'kan Beomgyu harus tetap jaga jarak dengan teman-temannya.
"Setelah ini aku akan langsung menaburkan abu Ryujin di sungai Han, yah tidak semuanya mungkin sebagiannya akan aku bawa ke toko aksesoris untuk dijadikan kalung . Lalu akan pergi ke kantor polisi."
Kening Tehyun mengkerut mendengar kata 'kantor polisi' dari mulut Beomgyu, karena penasaran Taehyun segera bertanya, "Kantor polisi? Mau apa?"
"Kau tak perlu tahu. Sekarang ayo masuk, bantu aku." Meski masih ada banyak pertanyaan di dalam benak Taehyun laki-laki bersurai merah muda itu lebih memilih untuk diam dari pada harus berdebat dengan Beomgyu pada akhirnya.
【☆】★【☆】
Bau dupa sudah memenuhi seisi ruaganduka, pengunjung tak terlalu ramai dikarenakan Ryujin tak memiliki banyak kenalan seperti dirinya. Beomgyu duduk di pojokan, mengamati setiap pengunjung yang sedang menyantap hidangan mereka. Tiba-tiba Beomgyu kasihan pada Changbin dan Seungmin yang sibuk wara-wiri mengantar makanan kepada setiap pengunjung.
Tak!
Beomgyu melirik ke arah seseorang yang baru saja memberikannya satu mangkok bibimbap. "Makan," perintah Taehyun kemudian berbalik pergi dari hadapan Beomgyu untuk membantu Seungmin dan Changbin.
Beomgu menatap bibimbap-nya dengan tak berselera, ia segera menyingkirkan makanan itu dari hadapannya.
Kaki jenjang seseorang tiba-tiba menghadang penglihatannya, aroma manis yang khas membuat Beomgyu langsung mengetahui siapa yang berada di hadapannya. Ia sontak berdiri sampai matanya dengan jelas melihat si pria berambut pirang yang baru saja datang ini.
Beomgyu memberi penghormatan dengan menunduk, lalu dibalas oleh pria di hadapannya. Setelah itu si rambut pirang segera memberi doa kepada mendiang yang tak menghabiskan waktu terlalu lama.
Usai melakukan doa Soobin memilih untuk duduk di samping Beomgyu, mengamati wajahnya yang segar pada pagi hari, sampai yang dilihat seperti itu merasa risih. "Ada apa, sih?!" risih Beomgyu.
"Kenapa bibimbap-nya tidak dimakan?" Beomgyu melirik pada mangkok yang telah berisi nasi dingin itu. "Nasinya dingin," elak Beomgyu berbohong. Padahal aslinya ia tidak berselera.
"Masih kepikiran soal pesan teks kemarin?" tanya Soobin.
"Tidak, kok," cetus Beomgyu mulai menggeser tubuhnya dari Soobin.
"Hei, kenapa menjauh?"
"Kau masih menjadi sasaran dugaan sebelum pelaku pembunuhan Ryujin dan Wonyoung ditemukan."
"Memangnya Ryujin sudah pasti dibunuh?"
Beomgyu diam. Iya juga.
"Masa bodoh! Pokoknya jaga jarak!"
Soobin mengambil napasnya pelan, lalu menghembuskannya lagi secara perlahan. "Jadi kau tidak percaya aku?"
"Apa makna kepercayaan bagimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
above the blood, txt ✓
Fanfiction"Apa makna kepercayaan bagimu?" Di atas darah, ada sekumpulan manusia yang ketakutan. Publish : 25 March 2023 Feat : Jang Wonyoung (Ive) & Shin Ryujin (Itzy) ⚠️ | pembunuhan, sadis, darah, typo, kata-kata kasar, kekerasan. 🏅#15 - choibeomgyu (09...