Beomgyu mematikan ponselnya, lalu beralih untuk tidur di tengah kerusuhan kantor polisi yang menerima banyak telepon dari perusahaan Redaksi terkait kasus pembunuhan Jang Wonyoung.
Dalam tidurnya, Beomgyu sungguh ketakutan. Dia tidak bisa tenang dan terus menyalahkan dirinya atas kematian teman masa kecilnya itu.
Dulu, mereka sangat bahagia. Dan begitu dekat. Tetapi kedewasaan merenggut kedekatan mereka.
【☆】★【☆】
Kai telungkup pada sofa ruang tamunya, televisi di ruang tamunya yang memiliki ukuran 50 inch itu terus menyala sejak lima belas menit yang lalu menayangkan berita kematian sosok yang ia cintai, Jang Wonyoung.
Berita itu terus berulang dari Redaksi berita yang berbeda-beda, menceritakan betapa sadisnya pembunuhan yang menimpa Wonyoung.
Kai tidak berdaya saat ini, ponselnya sejak tadi terus berbunyi namun ia tidak peduli. Air matanya terus saja mengalir tanpa henti, ia tidak sanggup lagi untuk bangkit setelah ini. Kini hidupnya yang tersisa hanyalah penyesalan karena belum sempat menyatakan cintanya pada Wonyoung.
Ini untuk pertama kalinya Kai menangisi seseorang.
Ding! Dong!
Kai tahu siapa yang datang, biarpun begitu Kai malas untuk menanggapinya. Lagi pula Taehyun sudah tahu password rumahnya.
"Huening-ah, huening-ah!" Taehyun dari luar mencoba untuk berteriak sebelum pada akhirnya ia memilih untuk menekan angka password rumah Kai.
Ceklek!
Suara pintu terbuka tetap tidak mengalihkan perhatian Kai yang sibuk membenamkan wajahnya di atas bantal. Ia sibuk menangis, dan berduka atas kematian seseorang yang ia cintai.
"Sudah aku duga kau akan seperti ini." Taehyun meletakkan kantong kresek belanjaannya di atas meja lalu bergeser untuk menarik lengan Kai yang terkulai lemas sampai menyentuh lantai.
"Wonyoung benci pria lemah sepertimu. Ayo bangkit," kata Taehyun hendak memberi semangat tetapi laki-laki itu tidak merespons.
"Ayolah, kau akan seperti ini sampai kau mati, huh?" Kali ini tarikan Taehyun lebih kuat sehingga pria berusia dua puluh tahun itu menampakkan wajahnya yang bengkak akibat terlalu lama menangis. "Jenazah Wonyoung belum dimakamkan, dia masih di otopsi. Besok mungkin akan segera dimakamkan. Besok untuk terakhir kalinya kau bertemu dengan Wonyoung. Bangkitlah."
"Jangan menjadi pria lemah di hadapan Wonyoung."
"Kau sudah makan?" tanya Taehyun mengamb kantong kresek yang sebelumnya ia letakkan di atas meja. Kai segera menggeleng. "Aku membeli altang di tempat yang biasa kau beli."
*Altang = Hidangan ini terbuat dari telur ikan pollack dengan kaldu pedas serta irisan lobak, daun bawang, dan taoge
"Makanlah, mumpung masih hangat." Dengan telaten Taehyun menyiapkan sumpit, dan membuka tutup dari kemasan makanan yang ia beli. "Jangan diam saja begitu, aku mengantri lama untuk makanan ini."
Pada akhirnya pun Kai menurut, mengambil sumpit kayunya dan mulai melahap hidangan kesukaannya itu dengan lesu. Karena mau bagaimana pun juga, hatinya masih berduka.
【☆】★【☆】
Selagi jenazah Wonyoung di otopsi untuk mendapatkan sidik jari atau bukti-bukti yang menyeret pada kematiannya. Kim Taehyung bersama ketiga rekannya—termasuk detektif Hwang Eunbi yang ditugaskan bersama dengannya—turun tangan untuk mencari bukti di lokasi terjadinya pembunuhan.
Tetapi setelah menghabiskan waktu hampir dua jam setengah, Taehyung dan tiga rekannya itu tidak menemukan bukti apa pun.
CCTV rusak, rekamannya hilang, satu senjata yang merupakan senjata pembunuhan hilang. Jejak tidak terdeteksi karena terlalu banyak jejak yang bertebaran. Taehyung menghela napasnya kasar. Kasus ini sudah mulai terjerumus pada kasus yang tidak akan terselesaikan karena kurangnya bukti.
"Bagaimana ini detektif Kim? Semua bukti sudah rusak, tidak ada bukti lain selain CCTV."
"Ini jelas pembunuhan berencana. Pembunuhnya benar-benar teliti, sedikit pun sidik jari dan jejaknya tidak terlihat. Sepertinya dia sudah merencanakan ini jauh hari sebelum pesta berlangsung," kata Taehyung menerka-nerka.
"Jika ternyata ini pembunuhan secara tidak disengaja, pelakunya sungguh cerdik."
"Detektif Kim! Aku menemukan sesuatu!" Taehyung segera berbalik, rekannya itu menghampirinya dengan membawa plastik yang di dalamnya terdapat kancing baju berwarna biru tua. "Kau dapat dari mana?"
"Dari dapur, tempat kelima pisau—termasuk yang hilang—itu berada," jawabnya.
"Baiklah segera bawa ini ke kantor forensik untuk segera di analisis lebih lanjut."
"Penyelidikan hari ini sudah selesai, ayo ke kantor," ajak Taehyung dibarengi dengan ketiga rekannya yang langsung keluar dari apartemen tersebut. Disusul masuknya para pekerja pembersih TKP yang siap untuk mengemas seluruh kekacauan di apartemen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
above the blood, txt ✓
Fanfiction"Apa makna kepercayaan bagimu?" Di atas darah, ada sekumpulan manusia yang ketakutan. Publish : 25 March 2023 Feat : Jang Wonyoung (Ive) & Shin Ryujin (Itzy) ⚠️ | pembunuhan, sadis, darah, typo, kata-kata kasar, kekerasan. 🏅#15 - choibeomgyu (09...