Bagian 10 :: Love in the Library

138 9 0
                                    

Ujian akhir semester berlangsung dengan baik. Dan semester baru begitu saja sudah di ambang pintu.

Selama liburan—sebelum memasuki semester baru—Jong-in tidak pernah berjumpa dengan Soo-jeong. Ketika ia mencoba datang ke rumahnya, pembantunya mengatakan bahwa wanita itu pergi mengunjungi kakek neneknya di luar negeri.

Meski begitu, ia merasa lega karena Sehun juga tidak bisa mendekati wanita itu.

💗

Beberapa kali Sehun datang mencari Soo-jeong tanpa hasil. Yang pertama, Soo-jeong sedang ujian bahasa Prancis. Yang kedua, wanita itu sedang pergi dengan adiknya entah ke mana. Ibunya tidak bisa mengatakan secara pasti ke mana mereka berdua pergi.

"Dia hanya mengatakan mau pergi, begitu saja, kok. Dan saya lupa menanyakannya," katanya. "Dia tidak mengatakannya. Jadi saya juga tidak berani bertanya."

Sehun mempercayai ibu Soo-jeong.

Meskipun sudah membohongi Sehun, tapi ketika berhadapan dengan Soo-jeong, sang ibu tidak mau lagi membiarkan kebohongan-kebohongan itu terus terjadi.

"Lelaki itu, Jeong~ah. Eomma merasa tidak enak terus membohonginya. Dosa. Kalau kamu memang tidak suka padanya, hadapilah secara langsung," katanya.

"Kalau Sehun~ssi itu langsung mengatakan "Aku cinta kamu", pasti akan kuhadapi dengan tegas."

Soo-jeong menjawab perkataan ibunya dengan menahan rasa kesal.

"Tapi dia itu hanya mengajakku ke sana dan kemari. Mau menolak, tidak enak. Mau menuruti ajakannya, aku benar-benar tidak suka. Kami punya banyak perbedaan selera."

"Tapi sudah beberapa kali ia datang. Sekali-sekali turutilah ajakannya, Jeong~ah. Dia bermaksud baik, ingin mengisi liburanmu dengan sesuatu yang menyenangkan."

Sang Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan terlalu keras menghadapi pria, Honey. Berapa banyak perempuan seusiamu yang sudah mempunyai pasangan. Ingat itu!"

Merasa risih ditegur ibunya, Soo-jeong mencari jalan tengah yang paling aman untuk menghindari Sehun. Ia memutuskan untuk menghabiskan sisa liburannya untuk pergi ke San Francisco, ke rumah kakek dan neneknya.

Tanpa sepengetahuannya, ia juga telah berhasil menghindari Jong-in ketika pria itu memberanikan diri datang ke rumah dengan alasan yang dibuat-buat saja.

Liburan mendatang, ia akan melakukan hal yang sama, berlibur ke San Fransisco lagi.

💗

Sebagaimana yang sudah dikatakan Soo-jeong pada Jong-in, pada semester berikutnya yaitu semester genap, ia mengajar Etika lagi. Juga Filsafat Manusia bagian kedua.

Sebelum ujian tengah semester, Jong-in yang selalu mencari kesempatan untuk mendekati Soo-jeong, datang menemuinya ketika gadis itu selesai mengajar.

"Apakah saya bisa mengganggu Anda sebentar?" tanya lelaki itu.

Soo-jeong menatap Jong-in dan mengerjapkan matanya. Ia langsung melenyapkan pemandangan yang memukau di depannya.

"Asal jangan terlalu lama," sahutnya kemudian dengan terburu-buru. "Saya masih punya urusan lain."

Untuk menguatkan ucapannya, Soo-jeong melihat arlojinya, menunjukkannya pada Jong-in bahwa ia sangat sibuk.

Padahal tugasnya hari ini telah selesai dan ia ingin segera pulang. Perutnya sudah lapar sekali karena tadi pagi ia hanya sempat minum sekarton susu.

"Saya sudah melihat jadwal kuliah, dan tahu bahwa tugas Anda mengajar hari ini telah selesai," katanya dengan sikap kalem. "Kalau boleh, saya ingin mengantar Anda sampai urusan Anda selesai. Anda hari ini tidak membawa mobil, 'kan?"

0 cm | Kaistal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang