Bagian 17 :: Surat Pengantar Rasa

63 10 0
                                    

Soo-jeong langsung masuk ke kamarnya.

Seperti biasanya yang pertama kali ia lakukan setiba di kamarnya adalah mengganti pakaiannya dan membersihkan diri di kamar mandi.

Setelah itu ia akan mencoba untuk membaringkan tubuhnya sambil membaca buku atau bahkan terlelap selama satu sampai dua jam ke depan.

Namun pandang matanya malah membentur paket di meja kerjanya.

Dengan rasa ingin tahu, dia mengambil paket yang terbungkus kertas coklat tebal.

Paket dari Jong-in dengan alamat kota Fremont. Tanpa membukanya Soo-jeong sudah tahu bahwa isinya adalah tugas-tugas pengganti ujian yang sangat tebal.

Dan di dalamnya ada sepucuk surat pengantar.

Dengan perasaan gundah, Soo-jeong membaringkan tubuhnya ke tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan perasaan gundah, Soo-jeong membaringkan tubuhnya ke tempat tidur. Tapi sungguh amat sulit baginya untuk istirahat karena teringat isi surat yang menari-nari di mata dan hatinya.

Alih-alih marah, ia malah mengulangi kata-kata dalam surat itu sepatah demi patah.

Ia seperti gadis remaja yang baru pertama kali jatuh cinta.

Merasa kesal pada dirinya sendiri, ia bangkit kembali dan bergerak ke meja tulisnya.

Kali ini ia meraih tugas Jong-in yang dijilid dengan rapi dan bersampul karton warna biru muda. Dibawanya karya tulis Jong-in ke tempat tidur dan lalu dibukanya helai demi helai, mengikuti apa yang tertulis di situ.

Ada yang berdesir di hati Soo-jeong ketika ia membaca kalimat demi kalimat yang dirangkai Jong-in dalam penulisan ilmiahnya itu.

Rasanya ia seperti mendengar sendiri semua hal yang dikatakannya.

Ia harus mengakui bahwa pria itu memiliki pengetahuan yang cukup luas dan berbobot.

Alhasil, Soo-jeong membaca karya tulis Jong-in itu selama dua jam lebih tanpa sekali pun menguap. Padahal biasanya kalau membaca-baca sambil tiduran di atas tumpukan bantalnya, ia pasti akan segera tertidur sebelum yang dibacanya selesai—kecuali kalau bacaannya itu amat menarik.

💗

Sore itu Soo-jeong tidak jadi tidur, tapi malah termenung lama sekali sesudah selesai membaca tugas Jong-in.

Saat ia berbaring kembali, ia merasa seluruh tubuhnya terasa hangat oleh perasaan yang sulit diterjemahkan dalam kata-kata.

Yang jelas, ia merasa senang sekali karena Jong-in mampu mengerjakan tugasnya melebihi apa yang ia harapkan.

Dan ternyata pernyataan rindu pria itu telah menyebarkan kemanisan yang bergerak bersama dengan derasnya aliran darah di sekujur tubuhnya. Ia pun merindukan pria itu—dengan sadar ia merasakannya.

Tiba-tiba Soo-jeong merasa malu pada dirinya sendiri.

"Ah, apa kata orang kalau mereka tahu apa yang saat ini terjadi dalam batinku? Ke mana aku harus menyembunyikan wajahku dari orang banyak?"

0 cm | Kaistal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang