Bagian 15 :: Aku Tercipta untuk Mencintaimu

86 12 0
                                    

Pada akhir tengah semester, Jong-in mengikuti dua kuliah terakhir yang diberikan oleh Soo-jeong sebelum menghadapi ujian tengah semester.

Wanita itu berhasil memperlihatkan sikap dingin dan mengambil jarak dari pria itu.

Di ruang kuliah, ia tidak membiarkan pandang matanya berpautan dengan pandang mata mahasiswanya tersebut. Kalau mengajar tanpa membawa mobil ayahnya, pada saat pulang ia akan keluar dengan diam-diam dari pintu belakang kampus.

Pendek kata sejauh yang telah berhasil diusahakannya, Soo-jeong bisa menghindari kedua pria itu di luar urusan kampus.

💗

Sehun masih menyimpan harapannya meski ketika melihat sikap Soo-jeong yang selalu mengambil jarak menyebabkan harapan itu semakin lama semakin menipis.

Cinta tak bisa dipaksakan.

Bukankah aku sendiri pun demikian terhadap wanita-wanita yang masih saja mencoba meraih hatiku?

Namun tidak demikian halnya dengan Jong-in.

Ia tidak mengerti kenapa sikap Soo-jeong berubah menjadi dingin dan mengambil jarak darinya.

Rasanya ia melihat Soo-jeong seperti sekuntum mawar putih yang indah namun penuh duri dan sulit disentuh. Baginya, ia lebih suka ditegur, dikritik dan bahkan dimarahi seperti yang sudah-sudah daripada didiamkan seperti itu.

Itukah Soo-jeong yang kukenal waktu itu?

Merasa bingung menghadapi sikap Soo-jeong yang tidak disangka-sangkanya itu, Jong-in merasa harus mengetahui sendiri dari mulut gadis itu tentang apa kesalahannya atau tentang penyebab terjadinya perubahan sikapnya itu.

Kemarin ujian tengah semester telah berakhir. Esok sore ia sudah harus meninggalkan Seoul. Oleh sebab itu sebelum pergi, ia harus mengetahui apa sebenarnya yang jadi pada diri Soo-jeong sehingga ia bisa pergi dengan perasaan lebih tenang.

Dengan pemikiran seperti itulah sehari menjelang keberangkatannya ke luar kota, ia datang lagi ke rumah Soo-jeong.

💗

Kedatangan Jong-in diterima oleh pembantu ibu Soo-jeong. Perempuan itu belum pernah melihat Jong-in.

"Mencari siapa?"

"Saya mencari Soo-jeong~ssi. Beliau ada di rumah?" sahut yang ditanya. "Dan apakah ibu dan ayah Soo-jeong~ssi ada di rumah, Ahjumma?"

"Tuan dan Nyonya saja pergi bersama Jae-hyun~ssi dan Sung-chan~ssi. Tapi Soo-jeong~ssi ada di rumah."

"Bisa saya bertemu dengannya?"

"Sedang di kamar mandi. Silakan duduk dulu. Saya akan memberitahu dia."

"Terima kasih, Ahjumma."

Sambil duduk di ruang tamu, Jong-in menekan perasaan gembiranya dapat berjumpa Soo-jeong tanpa ada keluarganya, sehingga ia bisa berbicara dengan Soo-jeong lebih leluasa.

Soo-jeong yang diberitahu oleh pembantunya bahwa ia dicari seorang pemuda, mengerutkan sambil mengeringkan rambut yang masih basah.

"Orangnya seperti apa?"

"Hmm, ganteng dan gagah. Begini!" Pembantunya mengacungkan jempol sambil meringis.

"Naik mobil?"

"Ya. Mobilnya warna merah."

Jong-in!

Soo-jeong mengeluh di dalam hati. la tidak ingin bertemu dengan pria itu.

Dengan perasaan kesal yang tak ditutupi, Soo-jeong menemui lelaki itu di ruang tamu dengan rambut masih sedikit basah. Harum shampo menyentuh hidung Jong-in setiap kepala Soo-jeong bergerak.

0 cm | Kaistal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang