𝟏𝟏

12 1 0
                                    


𝟏𝟏. 𝐋𝐞𝐥𝐚𝐡

Happy Reading

↜💛💛💛↝

Selama dua hari dilakukan pencarian. Tapi mereka tidak menemukan siapa pun.

Dilan setelah mendengar kabar bahwa Divya dan teman-teman sekamarnya sudah menghilang beberapa hari. Itu membuatnya sangat cemas. "Belum ada info, Zam?"

"Belum, Lan. Mereka sangat cepat menghilangnya," ujar Azam.

"Aduh gimana nih. Semoga engga terjadi apa-apa pada ayang Winda," ucap Calvin yang merasa gelisah.

"Zoya memang engga punya ponsel lagi. Tapi kalau Asha sama Divya punya ponsel lagi engga?" tanya Levi.

"Kalau Divya, ponselnya pasti langsung disimpan digudang rumahnya," jawab Dilan.

"Kalau Asha kurang tau deh. Bang, Asha punya ponsel cadangan lagi engga ada?" tanya Hariz pada abangnya.

"Ada. Tapi ponsel lama atau jadul gitu," ujar Kenan.

"Kalau gitu coba di telpon aja," usul Ezra.

"Kayaknya ponselnya ini, dia simpen di kamarnya deh. Soalnya gue pernah lihat dia lagi simpenin barang-barangnya dia."

"Retta," ucap Calvin tiba-tiba.

"Kenapa dengan Retta?" tanya Ezra pada Calvin yang tiba-tiba menyebutkan nama Retta.

"Iya, Retta. Menurut gue, selama ada Retta itu aman terkendali,"

Perkataan Calvin sangat membingungkan sama sekali. Tidak ada yang mengerti maksud ucapannya.

"Jadi gini. Retta itu yang gue lihat, kayak ibu beranak lima. Didalam video tersebut terlihat Asha, Zoya, dan Winda masih memakai ranselnya. Setauku saya, mereka itu suka ngambil jajanan. Jadi menurut gue di tas mereka pasti banyak makanan," ujar Calvin.

Lagi-lagi tidak ada yang mengerti maksudnya. "Iya lalu kenapa?"

"Retta, pastinya akan membuat aturan untuk makan yang secukupnya."

"Yaa terus, apa hubungannya dengan masalah ini?" tanya Levi keheranan yang tidak mengerti maksud Calvin dari tadi.

"Kalian benar-benar engga paham maksudnya?" tanya Calvin yang agak sedikit kesal. Lalu Calvin memutar ulang rekaman cctv sebanyak 3 kali.

"Di dalam rekaman ini terlihat jelas, bahwa Zoya, Asha, dan Qaila yang paling cepat larinya. Mereka pasti yang selalu lari lebih dahulu daripada yang lain. Dan pastinya mereka membutuhkan stamina lebih banyak untuk mendorong atau menarik teman-temannya berlari lebih cepat. Jadi Retta akan mengatur jumlah asupan Zoya, Asha, dan Qaila lebih banyak," jelas Calvin dengan penjelasan yang kurang nyambung.

"Yaya, gue agak paham dengan maksud lo ini walaupun pembahasan lo engga nyambung sama ponsel. Tapi lo tau di tas Zoya, Asha, sama Winda ada isi makanan darimana?" tanya Hariz, pertanyaan yang sedari tadi ada dipikirannya.

"Iya taulah. Kan gue yang bantuin tilepin makanan di pengungsian. Gue masukin banyak makanan di tas mereka berenam. Tapi yang bawa tas cuman Zoya, Asha, dan Winda," ujar Calvin.

"Oh oke."

"Jadi kesimpulan gue. Mereka masih hidup. Asupan sedikit terpenuhi. Dan pastinya mereka terdehidrasi." Calvin memberikan kesimpulan.

"Darimana lo tau mereka pasti hidup? Siapa tau mereka udah---" ucap Levi yang menggantungkan ucapan terakhirnya.

"Firasatku berkata seperti itu. Dan bang Kenan, coba telpon Asha. Soalnya gue kek ngeliat alat elektronik di tasnya gitu," ucap Calvin yang menyuruh Kenan untuk mencoba menelepon Asha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang