Chapter 13

243 32 5
                                    

Disclaimer :

Bleach : Tite Kubo

Selamat membaca semuanya

.

.

.

.

.

Pagi ini tidak seperti biasanya, semenjak bangun tidur Orihime terus menempel manja pada Ichigo tidak mau melepaskan dekapan tangannya di lengan Ichigo seolah tidak rela membiarkan pria bermata madu itu pergi ke kampus meninggalkannya sendirian di rumah. Perasaan Orihime tiba-tiba saja tidak enak, dan rasanya tidak mau jauh-jauh dari Ichigo seolah-olah kalau akan terjadi sesuatu entah apa.

Namun mengingat kalau sedang hamil, Orihime berusaha berpikir positif kalau sikap manjanya sekarang akibat dorngan hormone hamil saja, tidak berpikir yang aneh-aneh.

"Bisakah kau tidak pergi ke kampus," rengek Orihime dengan mata berkaca-kaca, memohon kepada sang suami agar tidak meninggalkannya sendirian di rumah.

"Hari ini aku ada ujian dari dosen, dan harus mengikutinya jika mau lulus mata pelajarannya," jelas Ichigo berharap sang istri mengerti.

Dekapan di lengan Ichigo perlahan melonggar, Orihime menundukkan wajah dalam menyembunyikan raut sedihnya.

Tersenyum sesaat Ichigo membawa kepala Orihime ke dadanya, "Aku akan pulang cepat hari ini,"

"Janji,"

"Iya, jadi jangan sedih lagi. Lagipula aku hanya pergi ke kampus sayang, bukan berperang," ucapnya dengan nada gemas melihat kekhawatiran Orihime serta sifat manjanya yang sedang datang.

"Tapi entah kenapa aku merasa kalau kau akan pergi jauh meninggalkanku, atau mungkin sebaliknya," ucap Orihime sedih.

Firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu, maka dari itu Orihime tidak mau pergi jauh dari Ichigo.

"Mana mungkin itu terjadi, sudah susah payah aku mendapatkanmu tidak akan pernah aku lepaskan apapun yang terjadi. Jadi tenanglah jangan terlalu cemas karena tidak baik untuk perkembangan anak kita," tangan mengusap punggung Orihime penuh kasih.

Menghela nafas pelan Orihime melepaskan diri dari dekapan Ichigo, manik abu-abunya menatap penuh arti wajah Ichigo, "Hari sudah semakin siang pergilah nanti kau datang terlambat ke kampus,"

"Kau sudah tidak sedih dan merajuk lagi?" tanya Ichigo memastikan.

"Hmm..." angguk Orihime.

"Sebelum pergi berikan aku semangat dulu," jari telunjuk Ichigo berada di atas bibirnya memberikan tanda pada sang istri ingin di cium.

"Mesum!" seru Orihime dengan wajah memerah malu.

"Kalau kau tak mau biar aku saja," Ichigo menempelkan bibirnya di bibir Orihime lalu melumatnya selama beberapa detik sebelum melepaskannya.

"Aku berangkat, sayang," pamit dengan wajah tersenyum lebar.

"Hati-hati di jalan,"

Ichigo meminta Orihime untuk tetap di dalam kamar tidak perlu mengantar ke pintu depan takut nantinya Orihime kelelahan berjalan sebab kedua kakinya mulai membengkak, dan hal ini normal terjadi pada ibu hamil meski awalnya Orihime sempat panik tapi setelah di jelaskan oleh dokter Orihime merasa tenang dengan perubahan kondisi fisiknya.

Heart And SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang