Page one

168 22 8
                                    


#for better experience, please play the song first. This song inspired me to write this story#

°°°

Ada sebuah rumor yang menyebar di ibu kota Rumania, Bukares; ada satu sindikat yang bisa mengabulkan hampir semua keinginan dengan bayaran tertentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada sebuah rumor yang menyebar di ibu kota Rumania, Bukares; ada satu sindikat yang bisa mengabulkan hampir semua keinginan dengan bayaran tertentu. Rumor itu juga mengatakan bagaimana caranya membuat keinginan kita terkabul. Pertama, tuliskan alamat rumah dengan begitu lengkap di atas kertas polos berwarna putih. Kedua, siapkan dua buah permen rasa Stroberi. Ketiga, masukkan kertas berisi alamat beserta permen ke dalam amplop berwarna putih lalu mengirimkannya ke alamat tertera pada sebuah website tidak resmi yang beredar.

Setelah mengirimkan dengan benar maka proses selanjutnya adalah menunggu, katanya, kurang dari satu minggu jawabannya akan muncul. Jangan terkejut jika pada waktu yang tidak ditentukan kau dijemput atau didatangi oleh sebuah mobil Van berwarna hitam pekat dengan logo Gagak berwarna emas, itu artinya permintaanmu diterima. Namun, jika dalam waktu satu minggu kau tidak juga mendapat jemputan atau didatangi oleh Van berwarna hitam, tandanya permintaanmu ditolak. Untuk alasannya sendiri bisa karena permintaannya terlalu berat atau tidak sesuai dengan ketentuan yang mereka berikan. Mengenai masalah bayaran, mereka tidak selalu mengharapkan uang semata. Semuanya tergantung pada jenis permintaanmu dan pada siapa yang akan menerima juga menyelesaikan permintaan tersebut. Rumor terburuknya, mereka akan meminta nyawa sebagai bayaran. Rumor adalah rumor, tidak sedikit yang percaya dan tidak sedikit juga yang tidak percaya. Mereka yang menganggap rumor membayar dengan nyawa adalah hal konyol dan terlalu dibesar-besarkan. Dan tidak ada juga yang dapat membenarkan rumor buruk tersebut karena tidak ada saksi yang tertinggal.

°°°

Di sebuah rumah kecil yang dikelilingi pagar kayu dan terlihat begitu sepi; rumah tersebut terlihat sendirian diantara semak dan pohon-pohon karena jarak ke rumah lainnya mencapai lima ratus meter. Tepat pukul sebelas malam, sebuah mobil Van mewah berwarna hitam pekat dengan logo Gagak emas di sebelah kanan mobil berhenti di depan pagar. Seorang pria dengan setelan jas formal bergaya klasik berwarna perak turun dari dalam mobil, perlahan pria itu melangkah melewati pagar kayu dan berdiri di depan pintu rumah. Pria dengan rambut hitam dan berwarna mata emas itu tersenyum manis sebelum mengetuk pintu rumah sebanyak tiga kali, lalu ia diam menunggu jawaban.

Klik-

"Oh?" Seorang wanita dengan pakaian sederhana, terlihat sedikit berantakan dengan bekas noda makanan di pakaiannya. Wanita dengan rambut merah gelap itu menatap si pria dengan mulut setengah terbuka dan tatapan mata tak percaya. Si wanita bahkan tidak membiarkan tamunya masuk atau sekadar bertanya identitas. Ia hanya berdiri dengan wajah kaget penuh rasa tidak percaya.

"Selamat malam, saya Rucardius. Benar dengan Martha? Saya menerima amplop berisi permintaan, apa Anda Nona bernama Martha?" tanya Rucardiys sembari menatap rumah tersebut seolah sedang memastikan jika ia tidak salah alamat. Martha menggeleng cepat, tanpa sadar ia menarik lengan Rucardius seperti tidak rela membiarkan pria itu pergi meninggalkan rumahnya.

"Benar, benar saya Martha! Saya yang ... saya yang mengirimkan permintaan tersebut, saya ... " jelas Martja dengan terputus-putus. Rucardius terkikik pelan karena reaksi yang ia dapat, Si pria dengan warna mata yang berkilatan itu menatap Martha dengan tatapan lurus sebelum menepuk perlahan tangan wanita muda tersebut dengan tangannya yang berlapis sarung tangan kain berwarna hitam.

"Martha, tenanglah. Saya tidak akan ke mana-mana, saya datang untuk menjemput Anda dan membicarakan tentang permintaan yang Anda ajukan. Apa saat ini ada waktu? Jika iya, saya sudah siapkan mobil untuk mengajak Anda ke kastil saya." Rucardius menunjuk ke arah mobilnya yang terparkir di depan pagar rumah. Kedua mata Martha membelalak ketika melihat mobil mewah di hadapannya, ia akan naik mobil mewah yang selama ini hanya bisa ia lihat di jalan dan televisi. "Saya ... saya akan naik itu? Kalau begitu, kalau begitu saya akan ganti pakaian terlebih dulu. Ah! Masuk, silakan masuk Tuan Rucardius, saya sampai lupa membiarkan Anda masuk ke dalam rumah!" serunya dengan takut-takut, ia sudah berbuat tidak sopan, bagaimana jika Rucardius sampai memutuskan untuk membatalkan permintaan yang ia ajukan pikirnya.

Rucardius terkikik lagi, lalu menggeleng. "Tidak perlu, Martha tidak perlu ganti pakaian. Saya juga cukup berdiri di sini saja, penampilan Martha sudah baik sekali. Jangan malu, kastil saya tidak semewah itu untuk sampai mengubah penampilan. Saya hanya seorang pengusaha kecil yang menjajakan jasa sewa, saya bukan pria terhormat Martha." Rucardius meraih tangan Martha yang kotor karena tepung dan coklat leleh, mata Rucardius bersinar karena rasa penasaran lalu mendongak menatap gadis yang jadi kliennya malam ini.

"Anda sedang membuat sesuatu? Saya menemukan bekas-bekas coklat lezat di tangan Anda, haha." Wajah Martha memerah karena ucapan Rucardius, ia mengalihkan tatapan matanya sedikit dan berdeham pelan sebelum mengangguk malu-malu.

"Benar, saya sedang membuat kue pesanan. Ada tetangga yang meminta dibuatkan cozonac untuk makan pagi mereka bersama keluarga besar, jadi aku membuatnya tengah malam agar pesanannya bisa diambil pagi-pagi sekali," jelas Martha perlahan pada Rucardius yang mendengarkannya dengan baik. Rucardius mengangguk perlahan, kini tangannya membuka salah satu pintu mobil untuk membantu Martha masuk dan dapat duduk dengan nyaman. "Cozonac? Terdengar lezat sekali, saya sudah lama tidak makan itu. Mungkin Martha bisa membuatkan saya itu juga setelah permintaan Anda selesai."

Rucardius tersenyum, menutup pintu mobil sesaat setelah masuk ke dalam Van tersebut untuk segera menuju kastil.

"Ah, tentu saja. Saya bisa buatkan Anda beberapa, tidak hanya cozonac, makanan manis lain juga akan saya buatkan. Uhm, apa kita akan membicarakan masalah permintaan saya begitu tiba di kastil?" tanya Martha memastikan. Rucardius melirik gadis yang mungkin usianya belum mencapai dua puluh lima itu sembari tersenyum manis. Bukan karena Martha memiliki wajah yang menarik hati melainkan karena harum jiwa yang Martha miliki. "Anda ingin hidup seperti seorang Tuan Putri, dengan Pangeran tampan yang begitu mencintai Anda, yang menganggap Anda wanita paling cantik di dunia. Anda ingin kamar yang dipenuhi mawar merah dan perhiasan yang terbuat dari Rubi. Anda ingin daging rusa panggang, kaviar, dan berbagai macam makanan manis yang hanya disajikan untuk para bangsawan sebagai makan pagi. Pada siang hari Anda ingin jalan-jalan ke ibu kota dengan Pangeran, memilihkan kekasih Anda pakaian, pergi ke teater lalu naik kuda di halaman kastil. Malam harinya sebelum usai, Anda ingin pergi ke pesta dansa yang biasa didatangi bangsawan, memakai gaun mewah berwarna merah dan berdansa hingga kaki Anda sakit bersama pangeran yang mencintai Anda."

Rucardius menatap lurus pada wajah lugu Martha, pada kedua mata hijaunya yang menunjukkan rasa ingin begitu besar. Seperti impian masa kecil dan tidak akan bisa terwujud bagaimanapun Martha berusaha. Rucardius dapat melihat semburat merah di kedua pipi Martha, tanda yang menunjukkan jika gadis ini benar-benar menunggu hal yang Hades sebutkan terjadi. "Terkabul. Saya menerima permintaan Anda Martha, dan mengingat perjalanan kita cukup jauh sepertinya Anda bisa memilih kekasih Anda di sini. Tunggu sebentar, saya akan ... " tawar Hades terputus karena Martha yang segera menjawab dengan gelengan kepala.

"Ah maaf memotong penjelasan Anda, tetapi ... tetapi saya tidak mau memilih Pangerannya, saya ingin dia tiba-tiba muncul di hadapan saya ketika saya bangun tidur. Saya ingin dibuat terkejut oleh kedatangannya, dan saya percaya pilihan Anda Tuan Rucardius." Martha menjelaskan alasannya dengan perlahan, tampak ia menggigit bibir bagian bawahnya beberapa kali karena merasa gugup. Rucardius mengerjapkan mata perlahan sebelum tertawa. "Saya mengerti, saya akan pilihkan Pangeran yang paling sempurna bagi saya. Dan akan saya siapkan kastil terbaik, lengkap dengan semua yang Anda inginkan Martha," jelas Rucardius dengan lembut, lalu secara perlahan pria itu mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Martha, "dan saya harap Anda tidak lupa untuk bayarannya."

°°°

Hex [ Book One ] [ COMPLETED - SUDAH TERBIT By Anika Publisher ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang