Page eight

22 10 2
                                    


°°°

"Bukankah Ayah sudah bilang? Seorang bangsawan dilarang menunjukkan kelemahannya, seorang bangsawan dilarang menunjukkan perasaannya yang berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah Ayah sudah bilang? Seorang bangsawan dilarang menunjukkan kelemahannya, seorang bangsawan dilarang menunjukkan perasaannya yang berlebihan. Tetap terlihat tenang, angkuh dan memiliki harga diri tinggi adalah kriteria seorang bangsawan yang baik. Apa kau selama ini tidak mendengarkan Ayah, Theodore? Kau membawa nama Gregorio di dalam dirimu, di dalam darahmu, kau adalah anak laki-laki pertamaku. Apa kau tengah berencana menjadi hal yang memalukan dan membuat keluarga Gregorio tercoreng? Apa kau tengah berencana hidup menjadi gelandangan dan peminta-minta di luar sana? Jangan mengujiku, Theodore, jangan pernah. Kau tidak akan tahu apa saja yang bisa Ayah lakukan untuk membuatmu jadi sempurna. Buka matamu Theodore, buka dan perhatikan dengan baik seluruh aspek kediaman yang kau injak, yang kau tinggali. Lihat seluruh detailnya, apakah ada yang terlihat kusam? Apakah ada yang terlihat buram? Sempurna! Semuanya sempurna Theodore! Aku membangun kediamanku dengan darah dan keringat, dengan kebanggaan dan harta. Kau tahu dari mana aku mendapatkannya? Dengan akal, dengan pikiran pintar yang enggan dikalahkan. Bukan dengan perasaan, bukan dengan kasih sayang atau rasa kasihan berlebihan. Mungkin kita akan tinggal di kandang sapi atau di kandang kuda jika kau adalah kepala keluarganya. Lihat Ibumu, Theodore. Lihat bagaimana penampilannya, apakah ia terlihat rendah? Apakah ia dipandang rendah? Seluruh permata dan perhiasan yang paling baik mengalung di tubuhnya, gaun-gaun mahal membalut tubuhnya, banyak kepala yang akan menundukkan wajahnya saat Ibumu melangkahkan kaki."

Theodore hanya menundukkan kepala ketika Ayahnya mulai buka suara, Theodore paham betul apa yang sudah ayahnya lakukan untuknya juga untuk Gregorio. Theodore sungguh merasa beruntung karena tidak perlu bermalam di jalan, dan dapat mengenyam pendidikan yang luar biasa baiknya.

Namun, tidak ada hal buruk yang Theodore lakukan, ia tidak mencuri, ia tidak mengambil milik orang lain dan membuatnya menjadi miliknya, ia tidak mengatai atau menghina kaum bangsawan lain, ia tidak buat masalah. Theodore tidak pernah buat masalah, yang ia lakukan hanyalah membela Rosabella saat Ibunya memarahi Rosabella dan menuduh wanita itu mencuri permata yang hilang. Theodore lebih dari pada tahu jika Rosabella tidak akan pernah melakukannya, sebaliknya, itu adalah perbuatan para gadis penunggu milik Ibunya sendiri. Mereka yang selalu mengangkat kepala dan berpura-pura hormat di hadapan Ibu dan keluarganya, mereka yang selalu berkelompok lalu saling berbisik untuk menjelekkan. Mereka yang mengambilnya, Theodore tahu persis bagaimana watak mereka sesungguhnya.

Hanya karena dirinya masih kecil, para gadis penunggu itu beranggapan Theodore tidak akan paham dan terus saja bersikap sesukanya. Sampah adalah sampah, bagaimanapun kau menyimpannya di dalam kotak berharga.

"Kau masih tidak mengakui kesalahanmu? Apa kau sudah paham letak lesalahanmu?" Pria tua yang sejak tadi menyebut-nyebut nama Gregorio itu menatap Theodore dan akhirnya memutuskan untuk mengajak Theo bicara secara dua arah, karena sejak tadi, pria yang jadi kepala keluarga Gregorio ini memutuskan untuk berkomunikasi dengan satu arah saja. Theodore menegakkan kepalanya, ia menatap lurus pria yang disebut sebagai ayahnya ini.

"Rosabella tidak bersalah Ayah. Rosabella tidak mencuri permata-permata itu, Rosabella mengurusku dan Rucardius dengan sangat baik, ia terlalu sibuk untuk mencuri, ia terlalu takut dan menghormati kalian sebagaimana mestinya. Rosabella tidak mencuri Ayah. Para gadis penunggu itu adalah pelakunya, mereka adalah kaum rendah yang mencuri milik atasannya sendiri. Ayah, aku mohon jangan hukum Rosabella, aku akan buktikan jika gadis penunggu milik Ibu adalah pelakunya. Aku akan mencari buktinya." Theodore menatap lurus pada lawan bicaranya, tanpa rasa ragu atau pun takut.

Theodore merasa, hanya dirinya saja yang dapat membantu orang-orang yang ia sayanyi. Theodore masih ingat bagaimana lebam dan bengkak wajah Rosabella setelah Ibunya dengan tega memukul wanita itu secara berlebihan, hanya karena olokan para gadis penunggu yang bersikap kurang ajar dan tidak tahu malu itu. Theodore begitu marah. "Kau ingin Rosabella selamat? Ayah berencana memenggal kepalanya karena berani mencuri milik bangsawan, atau hukuman paling kecil adalah hukum cambuk. Kau tahu betul hukuman untuk mereka yang mencuri mikik bangsawan, terutama keluarga atas nama Gregorio. Kau ingin menyelamatkannya Theodore?" Sang ayah menatap ke arah Theo dengan tatapan tajam, ada makna lain yang tersirat dari tatapan itu tetapi Theo tak mengindahkannya, Theo tidak memedulikannya, selama Rosabella dapat selamat dan melanjutkan kehidupan. Theo mengangguk dengan cepat, ada secercah harapan yang terlihat di ujung mata Theodore, ia begitu berharap Ayahnya akan membelanya kali ini. "Jangan tunjukkan rasa sayangmu padanya, bersikaplah sebagaimana atasan dan bawahan. Jangan biarkan kau disentuh olehnya dengan suka rela, jangan menganggapnya Ibu, jangan menyayanginya, anggap dia bawahan rendah yang hanya dibayar untuk mengurus keperluanmu. Karena pada kenyataannya, memang begitu adanya. Adalah pekerjaannya untuk mengurusmu dan adikmu, tidak yang lain, dan dia akan dapatkan upah setiap bulannya. Dengan begitu, aku akan lakukan penyeldikkan dan membebaskan Rosabella dari tuduhan. Kau paham?"

Theodore tertegun ketika mendengar apa yang ayahnya katakan. Jantung Theo terasa berhenti bekerja dalam waktu singkat, ia sangat tidak setuju dengan usulan ayahnya. Namun, jika Theo menolak makan kehidupan Rosabella adalah bayarannya. Theo tidak mau membuat wanita baik hati itu hidup dalam kesengsaraan, Theo tidak mau wanita itu dipukul lagi. Theo mengharapkan kebahagiaan untuk wanita itu dan juga keluarga kecilnya di luar sana. Dan tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan kecuali menurut pada permainan yang ayahnya ciptakan. Theo tidak punya apa-apa pada kedua tangannya, yang ia lihat saat ini adalah Neraka. Neraka yang akan ia bawakan pada Rosabella. "Paham, Ayah."

°°°

"Panggil petugas! Panggil petugas!"

"Cepat turunkan dia! Jangan sampai beritanya tersebar!" Keributan terjadi di kediaman Gregorio pada tengah malam setelah beberapa minggu dari kejadian pencurian permata. Theodore yang baru saja merasa lega karena ayahnya menepati janji untuk tidak menghukum Rosabella dan keluarga kecilnya kini harus diguncang oleh sesuatu yang lebih mengerikan. Sesuatu yang membuat jiwanya hancur tanpa sisa, sesuatu yang membuat Theodore merasa diterpa angin ribut dan badai secara bersamaan.

Tergantung di hadapannya, Rosabella, yang tak lagi bernyawa dengan lidah terjulur dan kedua mata yang kehilangan harapan dan sorot putus asa yang begitu dalam. Theo tidak dapat bergerak, tidak dapat bersuara, ia bahkan tidak bisa mengalihkan tatapannya dari apa yang ia lihat saat ini. Perutnya bergejolak seperti baru saja dihantam benda tumpul yang begitu besar, telinganya berdenging dan kepalanya berputar. Rosabella bunuh diri. Dan semua itu adalah kesalahannya, bukan ayahnya, bukan keluarga Gregorio yang merenggut kehidupan Rosabella. Melainkan dirinya, dirinya sendiri yang merebut kehidupan, merebut cahaya dan seluruh harapan yang dapat membuat Rosabella bertahan selama ini.

Adalah dirinya penyebab kematian Rosabella, adalah dirinya yang bersikap dingin dan memperlakukan Rosabella dengan buruk, adalah dirinya yang memberikan penderitaan yang begitu buruk dan tidak dapat Rosabella hadapi. Hitam mendatangi Theodore, ia tidak kuasa untuk tetap terjaga.

"Tuan muda!"

°°°

Hex [ Book One ] [ COMPLETED - SUDAH TERBIT By Anika Publisher ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang