Page twelve : A Good Husband

21 7 2
                                    


°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pikiran manusia terbagi menjadi pikiran sadar dan pikiran bawah sadar atau alam bawah sadar. Dan pikiran bawah sadar ini memiliki hampir sembilan puluh persen kendali dari otak manusia. Bagian ini disebut sebagai pikiran yang tidak dapat dicurigai oleh manusia itu sendiri. Para orang pintar menamai fenomena ini dengan nama Suspension of Disbelief. Apa Anda pernah mendengarnya?" Seorang pria dengan tinggi yang hampir mencapai seratus sembilan puluh senti ini tersenyum lebar ketika duduk di hadapan Eduardo. Tatapannya terasa tajam dan seolah siap menusuk Eduardo kapan saja, kalau saja Si pria tidak kenakan kacamatanya, Eduoardo tidak akan berani menatap mata Si pria.


Eduardo menggeleng perlahan, dia sudah berkeringat sejak tadi, rasa gugup sudah menyelimutinya, tapi ini adalah jalan di mana ia bisa menyelamatkan istri dan kebahagiaan keluarganya. Ini adalah satu-satunya jalan yang harus ia tempuh, tidak apa mengorbankan sedikit rasa kemanusiaan untuk hal yang ia lindungi, lagi pula yang salah adalah pria tua tidak tahu malu itu. Darah Eduardo seperti tengah direbus jika mengingat hal-hal yang pria tua itu lakukan. Eduardo menarik napas perlahan dan mencoba menjawab pertanyaan tamu yang sudah jadi lawan bicaranya sejak tiga puluh menit lalu ini.

"Apa, apa seperti hipnotis di acara televisi? Akhir-akhir ini ada satu acara televisi yang menampilkan hal seperti itu. Para tamu yang diundang akan dihipnotis dan menuruti kata-kata atau menjawab pertanyaan tanpa mereka sadari." Eduardo mencoba tenang, ia tahu betul jika pria di hadapannya ini tidak akan menyakitinya. Bukan dia korbannya, bukan Eduardo yang harus mereka habisi kali ini melainkan pria busuk di sebelah rumahnya. Dan orang yang akan menghabisi pria busuk itu adalah orang di hadapannya. Pria yang mengenalkan dirinya dengan nama Walter itu tertawa. Badannya perlahan ia condongkan ke arah Eduardo, jari-jari tangan tampak mengetuk-ngetuk meja menimbulkan suasana yang lebih menegangkan dari sebelumnya.

"Ya benar. Salah satunya disebut sebagai hipnotis. Namun, apa yang akan saya lakukan bukan hipnotis. Saya akan menciptakan rasa percaya manusia dari alam bawah sadarnya, dan jika dimanfaatkan dengan sangat baik, saya bisa menghabisi siapa saja tanpa harus menyentuh mereka. Bukankah itu cara membunuh yang begitu indah? Tidak ada barang bukti tandanya tidak ada pelaku, tidak ada pelaku tandanya tidak ada pembunuhan. Hal sempurna, sederhana dan indah ini yang akan saya pakai untuk target Anda Tuan Eduardo. Haha. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya datang karena Rucardius meminta saya menjelaskannya terlebih dahulu pada Anda agar Anda paham bagaimana cara kerja saya. Rucardius memilih saya untuk mengerjakan tugas kali ini karena merasa saya lebih cocok untuk kasus yang Anda alami. Jika itu membunuh dengan tangan, maka Anda bisa saja terkena imbasnya, dan Anda tidak akan suka hal itu, benar? Saya percaya pada keputusan Rucardius. Lalu, yang terakhir, apa Anda percaya pada saya?" Walter tersenyum, tidak menjauhkan wajahnya satu senti pun dari sekarang.

Sepasang mata berwarna merah layaknya darah itu sudah menerobos masuk ke dalam isi kepala Eduardo dan dirasa sudah mengobrak-abrik bagian dalamnya. Tidak ada hal lain yang bisa Eduardo lakukan kecuali percaya dan tergantung pada Rucardius atau anggota Hex lainnya. Keputusan Eduardo sudah bulat. Eduardo mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Walter, membuat Walter semakin tersenyum dengan lebar.

Hex [ Book One ] [ COMPLETED - SUDAH TERBIT By Anika Publisher ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang