Page five

29 11 2
                                    


°°°

Matahari masih bersinar, begitu terik seolah tidak terganggu awan sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari masih bersinar, begitu terik seolah tidak terganggu awan sama sekali. Sebuah pemandangan yang begitu menakjubkan, seperti kerajaan yang tidak akan pernah tergeser bahkan oleh ribuan musuh. Rucardius tidak punya waktu untuk menatap matahari lebih lama, ia harus bergegas, tiga hari setelah rapat penting keluarga Gregorio, Rucardius harus menemui calon istrinya. Sebelum pergi sebagai wakil, Rucardius diminta untuk menikah lebih dahulu dengan seorang putri dari salah satu bangsawan hitam lainnya yang memiliki kedudukan cukup tinggi. Mereka memiliki bisnis turun temurun dan dikenal sebagai kolektor permata, sejujurnya, Rucardius tidak pernah berjumpa muka dengan gadis yang akan dinikahinya. Rucardius hanya mengetahui namanya: Falencia Taran.


Setelah langkah besar melewati taman bagian depan kastel dan mencapai pintu kini ia bisa melihat sosok gadis dengan helai rambut berwarna Lila. Menggelombang panjang menyentuh punggung, tatanan rambutnya sedikit berantakan seolah-olah ia sudah menunggu kedatangan Rucardius cukup lama. Pakaian yang dikenakan teramat sopan, tertutup pada bagian yang harus ditutup, tampak sekali jika gadis di hadapannya ini tidak mengikuti tendensi pakaian masa kini.

Rucardius tersenyum tanpa sadar, tatapan matanya mengarah pada si gadis. Gadis yang ia tatap tersentak lalu mengalihkan pandangan dengan rona merah pada kedua pipinya.

"Rucardius, kau terlambat. Kau membuat Nona muda Taran menunggu terlalu lama," tegur Theodore yang entah bagaimana bisa ada di sana. Rucardius bisa melihat jika sang kepala keluarga dan ibunya tidak ada. Rucardius tidak begitu kecewa, ia paham betul posisinya di keluarga Gregorio.

"Ada sedikit pekerjaan yang belum selesai, aku minta maaf sudah membuat Nona muda Taran menunggu." Rucardius membungkukkan badannya perlahan sebagai penebusan rasa bersalah.

"Bukan hal besar, aku hanya menunggu sebentar. Lagi pula, ini kesalahanku karena datang pada saat jadwal sibuk Tuan muda Gregorio. Aku juga minta maaf yang sebesar-besarnya. Ah, saya Falencia Taran, senang bertemu dengan Tuanku." Falencia sedikit membungkukkan badannya, menarik sedikit bagian bawah gaunnya dengan tangan lalu tersenyum. Hades ikut membungkukkan sedikit badannya, meletakkan satu tangan di dada dan balas tersenyum.

"Kesenangan adalah milik saya Nona, saya Rucardius Fortress Gregorio. Cuaca sangat baik saat ini, apa Nona ingin berjalan-jalan dengan saya? Taman keluarga Gregorio tidak begitu sedap dipandang mata, tetapi saya harap dapat sedikit menghibur Nona muda Taran." Rucardius mengulurkan tangannya ke arah Falencia, Falencia tampak tersenyum semringah karena Rucardius yang menerima kehadirannya. Gadis yang tingginya lebih rendah dari Rucardius itu menyambut uluran tangan Rucardius, menggenggamnya erat dan melangkah perlahan mendekat ke arah Hades.

Theodore yang berdiri di belakang mereka hanya menyampaikan salam terakhir sebelum menatap punggung orang-orang muda yang akan berbunga sebentar lagi, meski keduanya tidak mengetahui takdir macam apa yang menanti mereka nantinya.

°°°

Hex [ Book One ] [ COMPLETED - SUDAH TERBIT By Anika Publisher ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang