GRIZELLE
Seorang wanita yang berjuang menyembuhkan mental health nya dari masa lalu yang sangat buruk baginya. Ia dipertemukan dengan salah satu laki laki yang hidupnya jauh berbeda level dengan wanita itu yang menjadi anak dari seorang CEO.
Laki...
-Meskipun gelap gulita dan tidak berwarna, tapi ia bisa membuatku cerah kembali disaat semua tubuhku sangat dark- . .
Sepanjang disekolah, semuanya baik-baik saja. Bedanya, disaat istirahat tiba, Azzam mendatangi kelasku lalu to the poin mengajakku jalan-jalan malam ini juga.
Ada apa dengannya dan dengan kita berdua?
Semesta mempertemukan kita dengan traumatikku.
Sebelumnya kita hanya teman sekelas biasa, dia sebagai ketua kelas dan aku hanya anggotanya.
Sudahlah, lupakan. Yang harus diperhatikan sekarang adalah outfit jalan-jalan di malam hari dengan sang anak vintage. Kak monata sudah ku beri tahu dan dia pun bersedia antar jemputku.
Memang kakak yang baik.
Kenapa sekarang aku gugup hanya karena ingin menemui Azzam? Biasanya sering ketemu tapi tak segugup ini.
Dia mengirim pesan kalau ia sudah siap, beberapa menit yang lalu. Tapi aku tak langsung membalasnya karena sibuk mencari outfit, itupun dibantu oleh kak Monata.
Dengan kepikunanku, aku baru ingat kalau Azzam memberikanku sweater.
Apakah dia sengaja memberikan sweater itu untuk aku pakai sekarang?
So, sweet.
Setelah selesai menemukan outfit yang sederhana, hanya sweater pemberian Azzam dengan kaus putih didalamnya dan celana hitam kesayanganku, aku membalas pesan dari Azzam yang sepertinya sedang menungguku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku membalas 'aku siap' dan cuss!
Kita bertemu di SURGA DVD tempat Azzam bekerja. Sebelum ijin, dia membantu Chandra sedikit, merapikan dvd yang berantakan dan melayani pelanggan.
Sebenarnya kak Monata malas mengantarkanku ke tempat toko itu, karena jarak yang jauh dan sepanjang jalan melewati jembatan yang sangat indah kalau di siang hari. Kalau malam? Seperti jembatan angker, katanya.
Kita -Aku,Monata- menuruni anak tangga menemui mama, papa yang sedang di ruang tamu dengan menonton film penuh mesra.
Aku meminta izin dan beralasan menemui teman lama yang mengajaku jalan-jalan, ditambah anggukan Kak Monata untuk meyakinkan mereka.
Dari kemarin alasanku kerjakelompok hanya untuk menemui Azzam, mereka bingung karena aku menolak diantar jemput supir pribadiku dan malah membebani kak Monata.
Untungnya, dengan sigap Kak Monata membalas bahwa ia bosan dirumah dan ingin keluar jalan-jalan tapi keluarpun gak ada teman dan gak tau mau jalan-jalan kemana.
Maka dari itu, kesempatan emas kalau aku ada keperluan keluar, dialah yang semangat mengantarku.
Dengan begitu, kedua orangtuaku mempercayai dan memperbolehkanku menemui teman lamaku. Alasannya.