Chapter 12 : Gurume Moshi

1K 106 7
                                    

Mahari-chan sangat manis jika dilihat dengan jarak dekat. Aku bisa mencium bau parfumnya yang sangat membuatku bergairah untuk membunuh. Seakan dunia milikku, aku juga ingin dia menjadi milikku juga. Bibirnya, tubuhnya, rambutnya, aku ingin sekali mengecup mereka hingga puas. membuat diriku terpenuhi hasratnya sebelum aku membunuhnya secara perlahan. Ini bagaikan mimpi dia bisa menerima ajakkanku untuk berkunjung.

Aku sibuk memperhatikannya, termasuk dadanya. Aku ingin sekali mengelus tapi aku tahu Mahari-chan pasti menolak. Dia bukan tipe perempuan yang mudah untuk didekati, dia layaknya harimau yang harus dijinakkan. Jika aku sanggup, aku pasti akan 'memeliharnya'.

          "Di duninya nyata, dimana kau tinggal?" suara sinis Mahari-chan membuatku tergila-gila.

          "Kenapa menanyakan hal itu?"

          "Mungkin saja ketika kita lolos dari game ini kita masih bisa bertemu."

Bertemu.... "Di Kyoto."

Mahari-chan hanya mengangguk.

"Mahari-chan tinggal di Tokyo ya? Aku pergi ke Tokyo hanya untuk datang ke tempat Life Game yang mengatakan akan terdapat wanita cantik. Walaupun aku terjebak, ternyata tawaran itu benar. Aku bertemu bidadari sepertimu." Aku mulai mengelus kepalanya. Mahari-chan sedikit menjauh.

"Apa kau pintar dalam berhitung?"

Hmmm... kenapa dia menanyakan itu. "Ya. Aku selalu mendapat nilai sempurna."

"Tapi catatan identitasmu tidak mengatakan demikian. Dan perhitunganmu tidak mungkin bisa mengalahkan pemikiran Kano yang hampir dikatakan sempurna."

Apa? Dia menjebakku? "Ya tadi aku hanya berbohong."

Mahari-chan mengancungkan pisau ke arah leherku. "Jangan berpura-pura lagi. Ini terkesan sangat konyol jika kau mulai memainkan sandiwara yang sudah jelas kebohongannya. Cepat katakan apa yang kau tahu tentang game ini? Kenapa kau bisa tahu waktu yang berjalan di ruang putih sialan itu padahal waktu tidak pernah berjalan di sana. Aku tahu kau bodoh dan jangan membuat diriku berpikir seakan kau terlihat pintar."

          Aku tahu ini agak mencurigakan ketika Mahari-chan menerima ajakkanku. Pasti dibalik semua ini ada sebuah rencana besar yang ditutupi. Ini juga kesalahanku bisa salah bicara dengan seseorang yang memiliki ingatan super.

Waktu itu aku sempat panik tapi ketika berjalannya waktu, Kaito nampak tidak mencurigakan seakan Kaito tidak mengetahui tentang keanehan ini. Segera mungkin aku menganggap masalah ini berakhir dan tidak akan terungkap keasliannnya.

Ternyata dugaanku salah. Masih ada Mahari-chan yang memiliki segudang kecerdasan dan ketelitian dengan orang-orang di sekitarnya. Mungkin Mahari-chan yang memberi tahu keganjalan ini sehingga Kaito mulai mengingat kembali ingatan yang seharusnya telah dilupakan. Ini memang suatu kecerobohan yang sangat fatal.

Dua insan menakutkan dipasangkan sehingga menjadi sebuah malapeta dari keputusan yang dibuatnya untuk mereka ditempatkan bersama. Tinggal bersama dan mengakhiri semuanya dengan kerja sama tim. Bukan hanya aku tapi dia juga membuat kesalahan sangat fatal.

         

Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang