Chapter 37 : Mahari Yusa

896 73 28
                                    


Kakiku begitu lelah ketika banyak sekali yang mengejarku. Ketika aku dikejar oleh satu orang, ponselku terus kugunakan untuk menelpon peserta yang lolos dan pada saat itu aku menyadari aku tidak melihat letak titik merah di dalam map. Saat aku mendengar suara teriakan aku menjauhiya tapi aku bertemu suara teriakan lain dan pada saat itu aku terjebak. Tidak ada jalan keluar lagi dan tanpa sengaja musuh melihatku dan mendengar suaraku yang terus berdumal dengan ponselku. Ingat, mereka yang menjadi musuh di jam connection dapat menangkap suara dari mahluk asing yang dianggap mereka seperti itu.

Pisau yang kubawa sebelumnyatelah kulempar pada salah satu dari mereka dan mengenai jantungnya dan itu hanya tumbang satu orang. Masih tersisa 7 orang. Yang bisa kulakukan sekarang adalah lari.

"Ayolah!!!!"

Suara operator selalu terdengar dan menyebutkan kalimat yang sama. Kepalaku seakan ingin kubenturkan agar semua ini berakhir dan aku tidak akan lelah terus berlari seperti ini.

"Kumohon!"

.........tersambung! Tidak ada suara operator, hanya terdengar suara panggilan menunggu.

"Cepatlah!! Kenapa Joshi lama sekali menjawabnya?"

Ini mungkin kesempatan terakhir yang diberikan tapi aku tidak tahu mungkin ini akan menjadi nasibku.

"Mahari?" Joshi bertanya begitu ragu dari sebrang sana.

"Joshi! Aku butuh bantuanmu. Kode? Tolong tanyakan pada semua peserta yang lolos berapa kodenya. Aku sangat membutuhkannya!!" Aku kehabisan suara sehingga aku harus berteriak.

"Kode? Hei, dimana kau? semua orang mencarimu."

"Aku butuh kode!" jawabku frustasi.

"0000." Suara lelaki yang dapat kukenali bahwa itu Kentarou. "Mungkin itu yang kau maksud. Aku mendapat pesan itu."

"Benarkah?" aku menjauhkan poselku dan menoleh ke belakang. "Jumlah mereka bertambah." Gumamku.

"Hei Mahari, sebenarnya kau dimana? Kami semua mencemaskanmu! Apa benar kau berada di Life Game?" Suara Takuma begitu serak di telingaku.

Bagaimana mereka tahu bahwa aku sedang berada di Life Game? mungkin saja mereka menemui ayah Kano dipenjara seperti halnya diriku yang mengetahui babak dua darinya.

"Life Game babak 2." Aku terus berlari dan berlari. Kali ini aku harus pergi ke rumah makan itu. Ah sial, barterainya mau habis.

"Bagaimana kau dapat kesana?!" tanya Kentarou.

"Itu.." sebelum aku menjelaskan, baterai ponselku habis. "Kenapa harus diwaktu sepenting ini!"

Aku melihat jam tanganku. waktu terus berjalan dan tertinggal 1 menit lagi untuk memasuki jam free. aku ulur setiap waktu yang berjalan dan terus menghitung mundur. Terus... terus... hingga aku tidak menyadari sebuah tongkat besi mengarah padaku dan mengenai tepat pada jantungku. Waktu terus berjalan dan itu berarti kurang dari satu menit.

Badanku terjatuh ke jalan beraspal. Aku mencabut tongkat besi di dadaku dan menikam kembali pada tempat yang sama. Darah begitu banyak keluar hingga salah satu dari mereka memegangi tanganku membuatku berhenti menusuk dan melepas gas maskerku. Tubuhku sekarang sulit kugerakan. Pandanganku pudar. Kali ini aku hanya berharap aku mati secepatnya.

1... masuk jam free. Mereka kembali normal. Mereka meninggalkanku dengan darah terus berkucuran dari dadaku. Sakit... sangat sakit... seharusnya aku sudah terbiasa dengan rasa sakit ini tapi entah kenapa tetap saja begitu sakit. Sekarang aku tahu apa yang dirasakan Kano ketika dia mati, rasanya begitu menyakitkan. Kematian memang begitu menyakitkan.

Aku melihat jam tanganku. 54...53...52... waktu terus berjalan. Aku berusaha meraih gas maskerku yang tergeletak tidak jauh dariku tapi tanganku tidak dapat menjangkaunya. Kali ini pasrah.. tenang... aku akan mati secepatnya melebihi hitungan detik ini. Dan benar, napasku berhenti pada detik 21.

*****

21.34 aku terbangun dari kematian. Aku menggeleng-gelengkan kepala karena pusing. Ahh..... jam free. Ini baru pertama kali aku mati pada jam selain warning. Ternyata aku sungguh dihidupkan setelah jam warning. Itu berarti aku melewati jam free dan warning sebelumnya. berarti aku mati sangat lama tadi.

Beberapa meter lagi aku tiba di tempat dimana aku dapat membuka brangkasnya. Rumah makan Sushi cukup besar di tengah kota yang begitu padat. Terdapat berangkas di depan pintu masuk. Aku sedikit mengintip dari kaca, banyak pengunjung tapi tidak ada satupun dari mereka memakan sushi mereka.

Berangkasya berukuran sedang dan sangat keras ketika aku mengetuk-ngetuknya. Terdapat 4 dijit kotak kosong dan di bawahnya tersedia angka-angka yang tersusun rapi seperti di ponsel. Disana juga terdapat lampu kecil berwarna merah dan biru yang menurutku untuk menyatakan kode apa yang dimasuk benar atau salah. Seperti apa yang dikatakan Kentarou, aku menekan 0000. Muncul sinar biru dan aku dapat membuka brankas itu. Di dalam berangkas terdapat tombol merah yang siap untuk ditekan. Dengan percaya diri aku menekannya dengan gerakan santai.

Terdengar suara tit..tut..tit..tut dan itu berasal dari barku. Terdapat bintang merah dan aku dapat melihat terdapat option baru disana. Biasanya making question and answer akan menemani important time di bar-ku untuk sementara tapi terdapat option baru, Entrant. Peserta? Aku menekan option itu dan muncul beberapa foto yang tidak asing dengan wajah mereka semua. Disana ada foto Kano. Dia sangat tampan. Walaupun tidak memasang senyum dia tetap terlihat sangat tampan.

"Kapan aku bertemu denganmu?" gumamku.

Benar. Aku sudah bertemu dengannya tapi itu seakan bukan dirinya. Dia berbeda. Kano yang disini masih Kano yang dulu tidak seperti yang kukenal selama ini, yang selalu bersamaku. Apa lagi ada Kano Palsu yang begitu menyebalkan. Bagaimana aku bisa menyelamatkannya? Aku bahkan belum menemukannya. menjalani semuanya sendiri sangat berat. Biasanya aku dibantu oleh Kano untuk menuntaskan masalahku dan selalu di sisiku tapi sekarang aku harus berjalan sendiri, menyelamatkannya setelah dia menyelamatkanku. Dan aku akan menepati janjiku bahwa aku akan menjadi penolongnya.

Aku scroll kebawah foto-foto itu dan semua wajah mereka dapat kukenali dan juga terdapat nama di bawah foto mereka. jumlah foto 17. 17? Hah?! Semua peserta berjumlah 21 dan karena sudah kubunuh 1 peserta berarti harusnya tertinggal 20. Kenapa 17? Apa ada yang mati pada jam connection? Karena hanya jam itu yang dapat mengancam para peserta. 



Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang