Chapter 33 : Mahari Yusa

939 82 13
                                    

Aku mencari petunjuk dari babak ini tapi aku tidak menemukannya. Banyak hal yang tidak kuketahui tentang babak ini, dan ini bahkan lebih sulit dari teka-teki di babak sebelumnya.

Aku menemukan fakta baru.

<<<Anda sungguh tidak akan hidup lagi jika anda melepas gas masker anda hingga angka pada jam tanga anda berubah ke angka nol.>>>

Pada saat aku dalam keadaan sekarat, gas maskerku sempat terlepas dari kepalaku, sebagian orang memblok pergerakanku agar lumpuh menungguku hingga aku mati. Saat itu aku mati ketika detik di jamku tinggal 51 detik lagi dan pasa saat itu jamku mati secara otomatis. Pada saat itu aku berpikir aku akan mati tapi ternyata tidak. Itu bisa jadi karena angka yang berada di jamku belum menunjukkan angka nol saat aku mati. Ternayta penilaianku sebelumnya sedikit meleset.

Aku juga sempat bertanya kepada program, dan ternyata semua orang disini hanya tertarik pada gas maskerku karena aku dianggap virus dimata mereka. Dan ketika aku sudah mati mereka tidak akan tertarik pada gas maskerku lagi dan misalnya mereka mendapatkan gas maskerku, mereka membuangnya sehingga aku sulit bernapas ketika aku bangkit dari kematian tapi untung saja mereka tidak menbuangnya jauh dari tempatku mati. Aku juga tidak bisa menggunakan gas masker orang lain.

Kira-kira sudah 25 hari aku tidak menemukan petunjuk apapun dan itu berarti aku sudah 81 kali melakukan bunuh diri dan 19 kali lolos. Aku sudah menggunakan cara, melompat dari lantai atas, memutus urat nadi, menggorok leher, kutusuk jantungku dengan besi, dll. Sebagian aku mengulangi cara yang sama.

Tas ransel milik Kano yang sengaja kubawa untuk menaruh makanan, minuman, alat tulis dan buku untuk mecatat apa saja keanehan yang akan aku temukan, terus kutenteng di bahuku. Sekarang jam free, 05.10. Tidak ada ancaman yang datang padaku.

Ini terasa aneh. Ketika aku mengirim pesan ke Kano dan ibu tiriku, itu sama sekali tidak ada gangguan tapi entah kenapa ketika aku mengirim pesan ke Joshi, Kentarou, dan Takuma, semua pesanku yang kukirim kepada mereka gagal.

Aku tidak pernah mencari petunjuk di laur daerah rumahku, sekolah Kano, dan rumah Kano karena prioritas utama yang harus aku lakukan lebih dahulu yaitu aku harus menyelamatkan Kano.

Langkahku kerus kepercepat ketika orang-orang mulai masuk ke dalam kereta. Aku masuk secara ilegal, mungkin ini salah satu keuntungan karena aku masuk tanpa izin. Seperti halnya ketika aku lapar, aku hanya perlu mengambil makanan atau minuman sesukaku tanpa membayar. Ketika aku membutuhkan koin untuk membeli minuman di mesin minum, aku hanya tinggal mengambil uang milik orang lain dengan cara mengambil di saku mereka atau dompet mereka. Lagipula aku tidak dianggap ada.

Aku turun di stasiun pertama. Aku mengambil sepeda yang diparkir di luar stasiun -tanpa izin- dan mengayuh pergi ke rumah Joshi.

Sesampai disana, aku memanjat pagar pendek rumahnya dan masuk melalui pintu belakang karena pintu depan dikunci. Aku melihat disana ada pria paruh baya yang sedang membaca Koran di ruang tamu. Dia ayah Joshi. Aku mengabaikannya dan menuju kamar dekat dapur. Kubuka pintu kamar itu dan---

"---Gudang?!"

Joshi tidak dianggap ada? Ternyata ini bukan hanya berlaku untukku tapi untuk Joshi juga. Apa mungkin?

Aku pergi ke tempat Takuma dan Kentarou, dan ternyata mereka juga dianggap tidak ada. Aku mengunjungi sebagian rumah peserta yang lolos dan tetap saja mereka semua tidak dianggap ada.

Kepalaku terasa pusing. Aku tidak mengerti kenapa mereka juga dihapus. Apa ini juga sebuah petunjuk? Tapi mengarah pada apa?

Aku menunggu keretaku datang. Kira-kira beberapa menit lagi datang. Banyak pegawai kantor, anak sekolah dan orang-orang berpakaian rapi juga sedang menunggu kereta yang datang. Aku mengecek Important Time di barku. Setelah ini jam warning pada jam 06.00-07.30. Aku melihat jamku.

Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang