Chapter 24: Mahari Yusa

1K 99 12
                                    

Hadiah yang dikatakan setelah kami menyelesaikan level 13 hanyalah sebuah bibit tanaman. Ini adalah hadiah paling buruk yang pernah kuterima.

Setelah level 13 selesai, hanya tertinggal 15 peserta yang tersisa. Itu secara otomatis Joshi tidak ditempatkan dengan siapapun lagi. Joshi juga tidak terlalu senang jika dia tinggak dengan seseorang.

Aku, Joshi, Kano, Kentarou, dan Takuma berkumpul di tempt Joshi untuk membicarakan mengenai apa yang kami dapat di level 13. Kami salaing membagi informasi tentang apa yang kami dapat. Ini agak semakin memusingkan jika semua masalah mulai terlihat.

"Ayano adalah seorang program." Kentarou menyimpulkan.

Identitas salah satu program mulai teruak lagi. sebenarnya seberapa banyak program dalam game ini?

"Dari mana kau tahu?" Tanya Kano.

"Kami mendapat pertanyaan konyol. <Kapan game ini dibuat?> itu pertanyaan sungguh konyol. Jadi kami membuat rencana yang luar biasa yang tidak dapat dipercaya. Kami menunggu sebuah program datang. Itu tidak masuk akal."

"Ya, itu sangat konyol. Bahkan aku tidak dapat mempercayai itu. Kemungkinan itu akan terjadi sekitar 0,00000000000000001%. Jadi itu sangat luar biasa." Kano meenggak jusnya hingga habis.

"Ya, sangat luar biasa." Tambah Tamuka.

Aku dan Kano juga memberitahu mereka jika nama Gururme, Kamizawa masih terdapat di bar chat kami. Ternayata nama mereka tidak tertera di bar chat mereka. Apa tujuaannya? Aku tidak tahu.

"Ini semakin memusingkan." Ujar Joshi sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Mereka juga tidak akan musnah. Mereka akan hidup tanpa batas."

"Bagaimana kita akan memusnakannya?"

Untuk soal itu masih belum bisa ditemukan jawaban yang pasti. Aku dan Kano tidak memberitahu mereka apa yang telah terjadi pada Kano. Kano menyuruhku merahasiakan kematiannya. Dia tidak ingin semuanya menjadi khawatir tentangnya.

"Mahari, bagaimana kau bisa menyelesaikan pada babak lima? Bukankah pertanyaan itu sangat sulit apalagi terdapat penghalang." Joshi bertanya-tanya.

"Penghalangnya hanya memberiku pertanyaan tentang cerita hantu. Dan soal perhitungannya, aku hanya menghitung angka belakangnya saja."

Mereka bertiga hanya melongo.

"Itu trik dari ayahku."

"Bagaimana kalian dapat menyelesaikan babak 7?" Tanya Kano.

"Babak 7? Hanya ada 6 babak."

"Hah? Ada 7." Tambahku.

"Apa kalian tidak salah? Apa kalian serius?"

Aku dan Kano mengangguk.

"Ini tidak dapat dipercaya. Apa mungkin karena kalian yang peserta akhir yang lolos?"

Alasan itu tidak mungkin. Ini semakin menguatkanku tentang alasan mereka mengincar Kano. Pasti mereka mengincar Kano.

"Lupakan. Apakah babak ke 7 sulit?"

"Pertanyaan tentang sejarah dan hal-hal kuno seperti Sphinx dan Leonardo da Vinci." Kata Kano.

"Kalian dapat meyelesaikannya? Dua orang tidak masuk akal. Kau dan Kaito sama saja. aku menyerah." Kata Takuma sambil pergi ke dapur.

Aku tidak sama dengan Kano. Dia terlalu sempurna dan sulit sekali untuk menandinginya. Dia bukan pesaing yang tepat untuk semua orang. Dia tidak sempurna tapi entah kenapa dia sangat sempurna di mataku.

Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang