Chapter 34 : Mahari Yusa

870 80 12
                                    

Jam warning telah selesai dan itu berarti untuk ke 20 kali aku lolos dari kematian. Sekarang jam connection dimulai. Aku tidak terlalu yakin Kano akan membalasnya karena beberapahari yang lalu aku sempat mengirimkan pesan tapi tidak pernah dijawab.

Udara siang, teriknya matahari walaupun langit gelap. Sulit untuk dijelaskan tapi aku bisa merasakan teriknya sinar matahari. Suasana sedikit tersinar tapi semua tetap gelap. Ini layaknya ruang gelap yang diberi tiga lampu. Bayangkan jika hanya satu lampu yang bersinar, itu sudah pasti ruangan akan tetap gelap.

Aku berjalan di dekat sungai dan dipinggir sungai terdapat beberapa anak kecil yang bermain lempar batu. Sudah lama aku tidak memainkan permainan itu. Itu sudah beberapa tahun lamanya, itu terhenti karena ayahku telah pergi.

Seseorang duduk di atas rumput dekat jalan kecil yang kulewati. Dia juga sedang melihat anak-anak kecil itu bermain. Tatapannya kosong seperti biasanya.

Aku mengeluarkan ponselku.

Kau sendiri?

Ponselnya bergetar. Dia menaruhnya kembali di saku celana. Dia masih tidak mau menjawab.

Apa kau merasa kesepian?

Kano tetap tidak menjawab.

Aku duduk disampingnya. Aku sudah menemukannya dalam keadaan hidup tapi aku tidak bisa berbuat apapun padahal Kano sudah berada di depanku sekarang. Apa yang harus aku lakukan!

Aku menggenggam tangan Kano. Denyut nadinya bekerja dengan sangat baik. Rasanya sangat hangat.

"Ini akan segera berakhir. Tunggalah sebentar lagi."

Kulepas genggamanku dan mengambil alih ponsel Kano. Kuhidupkan GPS miliknya agar aku dapat menemukannya dengan mudah pada jam connection. Ini baru terpikirkan olehku dan ternyata ini berhasil.

Map muncul di layar. Terdapat titik biru yang menandakan letak Kano berada, tapi kenapa ada banyak titik berwarna merah. Ada satu titik merah yang letaknya tak jauh dari kami.

"AAAAAAAAAAA."

Suara perempuan berteriak. Aku tidak tahu kenapa dia berteriak di tempat sesunyi ini...? berteriak? Bukankah semua orang yang berada disini tidak bisa mengeluarkan suara?

Aku mendekati letak suara itu berasal. Aku bahkan tidak mengerti ini terjadi. Aku tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. pasti terdapat petunjuk!

Perempuan itu sedang berdiri di luar pagar lapangan baseball. Dia berteriak tanpa henti.

"Hei."

Dia berhenti. Dia berhenti berteriak. Tiba-tiba saja angina datag mengibas rambut panjang kami. dia berbalik melihatku dengan sebuah pisau. Tatapannya tajam tepat pada mataku. Ah tidak! Dia menyadari kehadiranku! Tatapannya tidak kosong.

Dia mendekat, mendekat. langkahnya menjadi langkah untuk berlari. Spontan aku menghindarinya dan lari untuk menghindarinya. Dia melempar pisaunya dan mengenai kakiku. Sial! Kenapa? Kenapa ini terjadi? bukankah ini bukan jam warning? Benar. Ini juga buka jam free. jadi ini sebenarnya jam connection!

Kucabut pisau itu dari kakiku dan kembali berlari. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku melewati Kano yang sedang bersantai, aku harus menyelamatkan diriku dari ancamannya. Tapi hal mengejutkan terjadi. Dia menendang kepela Kano sehingga Kano terpental.

"Sialan kau!" Pisau yang kupegang kulempar tepat pada perutnya tapi dia masih bisa bangkit. Dia mencabut pisau itu dan ingin menusuk Kano. Dengan sigap, aku berlari dan menendang tangannya yang memegang pisau.

Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang