29

6.7K 544 9
                                    

Setelah insiden kecelakaan hebat di arena malam itu, Haechan dan Mark semakin dekat. Entah apa yang ada pada otak Haechan sehingga pria itu merasa bersalah setelah Mark menolongnya.

Haechan tahu kalau sebelumnya Mark tipe pria yang benar-benar bejat sampai berselingkuh dengan dua gadis sekaligus dibelakangnya, tetapi dia sebisa mungkin untuk kembali mempercayai Mark setelah kejadian di arena malam itu.

Saat ini, Haechan tengah berada di kamar Mark. Dia dengan telaten merawat Mark dan bahkan tanpa dipaksapun dia dengan senang hati menawarkan diri untuk menemani leader Vagos itu untuk check up rutin kaki kanannya.

Sudah dua bulan lebih Mark menjalani hari-harinya dengan kaki di gips dan juga Haechan yang always stay membantunya. Untuk Vagos, mereka juga sering menjenguk Mark. Ya, walaupun pada akhirnya mereka hanya akan berisik.

"Makan dulu," perintah Haechan.

Mark menggeleng dengan pelan sambil memainkan ponselnya. Haechan menghela napas panjang, lalu dengan kasar dia menarik ponsel Mark menjauh dari pria itu.

"Hy-"

"Makan, Bangsat! Lo udah cacat kek gini bikin repot, Anjing! Jangan bikin gue makin repot kalo maag lo kambuh!" potong Haechan.

Mark terdiam beberapa saat, lalu dengan segera meraih semangkuk bubur yang dipegang oleh Haechan.

"Gitu kek!" sinis Haechan.

"Anywhy, nanti Jaehyun dateng ke sini. Dia Meu jemput gue," ucap Haechan.

Mark yang tadinya berniat menyuap bubur pada mulutnya, seketika menghentikan aktifitasnya.

"Balik aja. Gue gak apa-apa," ucap Mark.

"Gak. Gue bakalan tanggung jawab sampai lo udah sembuh. Gue tetap tanggung jawab, Mark!" tegas Haechan.

Mark mendecih, lalu meletakkan bubur tadi dengan keras di atas nakas.

"Kemarin gue juga minta lo balik, kan? Balik aja."

"Masalah ucapan Jeno di rumah sakit waktu itu, lupain aja."

"Nggak usah maksa diri lo buat satu atap sama gue. Itu nyiksa lo, kan?!"

"Lo pikir, gue yang sayang sama lo nggak sakit hati dengerin semua yang lo bilang sama gue setiap harinya? Nggak, Hyuck."

"Everything hurts!"

"Sakit banget, Hyuck! Sakit."

"Pertama, gue dilanda rasa bersalah dan nyesek karena udah gak terikat sama lo."

"Kedua, gue semakin merasa bersalah karena lo harus jagain gue, padahal lo sama Jaehyun pacaran."

"Ketiga, hati gue sakit tiap kali lo panggil gue cacat, panggil gue cowok sialan, berengsek, bangsat, hobi manggil gue anjing."

"Poin ketiga emang sering banget gue dengar dari anak-anak kalau mereka marah atau gimana sama gue."

"Tapi, saat gue dengar itu dari mulut lo. Rasanya sesak, Hyuck."

Haechan menatap Mark dengan tatapan datar karena kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Mark.

"Kalo gue jadi orang jahat. Itu karena lo, Mark! Gue jadi pemeran antagonis karena lo, Bangsat!" teriak Haechan emosi.

"GUE DISALAHKAN ATAS KECELAKAAN LO INI! PADAHAL DISINI LO YANG MULAI MAIN API! GUE CUMA IKUT DOANG!" teriak Haechan.

Napas Haechan terburu, sedangkan Mark terdiam di tempatnya sambil menatap tepat pada kedua bola mata hazel Haechan.

"Gue udah bilang, gak usah perduli sama mereka atau lo fitnah gue aja biar mereka balik haluan nyalahin gue. Bukan lo," saran Mark.

Haechan terkekeh sinis.

"Gue gak berengsek kayak lo anjing!" sinis Haechan.

Mark tertawa sumbang.

"Lo mau ngehukum gue kek mana lagi, Hyuck?! HA?!"

"Lo udah putusin gue! Fine!"

"Lo mau rawat gue dalam bentuk tanggung jawab? Thank you so much!"

"Lo pacaran sama Jaehyun di depan gue? I accept."

"Tapi, lo gak mikir gimana sakit hatinya gue saat lo dengan santai bicara sama Jaehyun di depan gue dan bilang kalau gue beban yang bikin waktu pacaran kalian tertunda."

"LO MIKIR ITU NGGAK?!"

Haechan terdiam.

Ya, memang selama tinggal di kediaman Mark, Haechan kerap kali bermesraan dengan Jaehyun tepat di depan mata Mark. Mark? Dia tak merespon apapun dan memilih untuk mengalihkan atensinya agar tak fokus pada Haechan dan Jaehyun. Tapi, telinganya tak tuli untuk tidak mendengarkan percakapan Haechan dan Jaehyun.

Bagi Mark, dia terima Haechan balas dendam atas apa yang pernah dia lakukan. Tapi, tidakkah Haechan berpikir bahwa caranya untuk membalas dendam amat menyakiti Mark.

"Siapa suruh selingkuh?" tanya Haechan pelan.

"..."

Haechan berjalan pelan mendekati Mark, lalu menyentuh kaki Mark yang di gips.

"Masih sakit?" tanya Haechan.

Mark tak menjawab, tetapi raut wajahnya tak berbohong kalau dia kesakitan saat kakinya disentuh Haechan.

Tak ada percakapan lagi di antara mereka.

"Lee Taeyong."

"Ha?!"

"Dia orang yang disiksa Jaehyun."

"..."

"Yang tempo itu gue ceritain sama lo."

Haechan menggeleng pelan.

"Lo tahu dari mana?" tanya Haechan.

"Gue emang gak tahu wajahnya. Tapi, waktu geng HS jenguk gue di rumah sakit dan gue gak sengaja lihat jaket yang digunakan sama Lee Taeyong itu. Jaket kebanggaan HS dengan coretan bunga mawar merah disamping huruf E jaket kalian."

Haechan terdiam. Tebakannya tepat sasaran.

"Dan satu lagi-" Mark menjeda ucapannya sambil menatap Haechan dengan serius.

"Yang sabotase motor lo malam itu, Yuta," lanjutnya.

- ❄️❄️❄️ -

Cold Leader (?) | MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang