9

750 118 13
                                    

PEMINAT JANGKKU EMANG DIKIT APA STORY ZHA EMANG NGGAK MENARIK ?

SEPI BANGEEEEEETTTT😭😭😭

ABIS INI KAYAKNYA ZHA BAKAL BERENTI DULU DEH DI BOOK INI, NUNGGU RAME DULU. MAU LANJUTIN BOOK YG LAIN AJA
.
.
.
.
.
.
...


"Aku merasakan sesuatu padamu."

Sekarang sudah tidak ada lagi jalan untuk mengelak. Dari pintu kaca yang terlihat, Wonyoung tidak menemukan seseorang pun yang bisa membantunya kabur.

Kenapa dia ingin kabur? Karena jujur saja dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak yakin dengan perasaannya sendiri

"Aku...tidak tahu."

Alis Sunghoon mengerut. Tentu tidak puas dengan jawaban Wonyoung. "Itu bukan jawaban, Wonyoung. Jawab aku dengan benar."

"Tidak tahu! Aku benar-benar tidak tahu! Kenapa kau memaksaku?" Wonyoung kehilangan kendali. Dia bahkan berani menunjukkan tatapan nyalang pada Sunghoon. Dia terlalu gugup hingga bicara seperti itu. Tentu saja Sunghoon terkejut. Karena itu setelahnya dia mengendurkan genggamannya sampai terlepas.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu." Sunghoon menghela napas. "Maafkan aku. Aku tidak akan bertanya apa-apa lagi.." Sahutnya lagi. Kemudian meninggalkan Wonyoung dengan langkah gontai.

"Sung-"

Ingin rasanya dia memanggil Sunghoon kembali. Tapi rasanya itu egois. Dia bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan Sunghoon, kenapa menginginkan Sunghoon tetap tinggal?

"Sayang sekali."

Wonyoung mendongak ke arah suara. Heeseung memandang Wonyoung sambil bersandar di
tembok. Sepertinya sudah lama dia berdiri di sana.

"Maaf, aku tidak sengaja menguping. Tapi aku terlanjur mendengar semuanya." Lanjutnya.
Wonyoung menunduk lagi.

"Apa kau yakin kau tidak tahu perasaanmu sendiri?" tanya Heeseung. "Jujur saja, Sunghoon banyak bercerita tentangmu. Dan dari ceritanya aku langsung bisa menyadari satu hal. Tapi apa kau tidak menyadarinya selama ini?"

Wonyoung harnya menatap bingung Heeseung. Melihat itu, Heeseung menghela napas dan menggaruk-garuk tenguknya "Ck, sepertinya kau memang tidak tahu apa-apa ya Wonyoung. Sunghoon harus berusaha lebih keras lagi."

"Apa maksud oppa?"

Heeseung menyeringai. "Coba kau cari tahu sendiri, Tuan Putri. Apa jantungmu berdetak tiap berdekatan dengan Sunghoon? Apa tanganmu berkeringat ketika bersentuhan dengannya? Apa rasanya di perutmu ada kupu-kupu menari ketika melihat Sunghoon tersenyum? Apa kau kesal jika Sunghoon mengacuhkanmu? Jika iya, kau boleh tanya padaku lagi."

"T—tapi-"

"Aah, aku duluan ya. Maaf sudah mengganggu. Sampai ketemu lain waktu, Tuan Putri."

"Akh, oppa!" Seru Wonyoung. "Terima kasih atas resepnya!" Katanya, yang hanya ditanggapi dengan lambaian tangan.

Saran Heeseung tadi pagi masih terngiang di kepala Wonyoung. Meski dia masih tidak mengerti apa maksudnya, tapi ada suatu keinginan untuk mencobanya. Tapi bagaimana bisa dicoba jika sasarannya mulai menjaga jarak?

Iya, semenjak kejadian tadi pagi Sunghoon seperti menghindari Wonyoung. Dia hanya menjawab seadanya setiap perkataan Wonyoung. Sunghoon bahkan lebih memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku di perpustakaan daripada mengobrol dengan Wonyoung seperti yang biasa dia lakukan. Hingga akhirnya Wonyoung berinisiatif untuk menghampiri Sunghoon.

Kingdom [Sunghoon enhypen-Wonyoung IVE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang