Hari resepsi pernikahan Park Sunghoon dan Jang Wonyoung telah tiba.
Seperti yang diimpikan Wonyoung, resepsi dilaksanakan di pulau eksotis. Tepatnya di Maldives. Mereka memboyong semua keluarga kerajaan, beberapa kerabat Wonyoung dan teman-teman sejurusan.
Itu tidak sulit dilakukan seorang pangeran, bukan? Padahal Wonyoung bilang tidak perlu mengabulkan impiannya yang waktu itu hanya asal ucap. Tapi bukan Sunghoon namanya jika tidak keras kepala. Dia juga bilang ini akan jadi momen sekali seumur hidup. Jadi dia akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya.
Belum lagi Ibu Sunghoon yang suka pesta sangat setuju saat tahu resepsinya akan dilaksanakan di pulau indah. Pesta yang sangat meriah tentu saja. Pengantin yang cantik dan tampan. Ini pernikahan kerajaan terbesar dalam sejarah Korea Selatan. Sunghoon bilang dia akan menceritakan hari bahagianya ini pada anak-anaknya nanti.
"Memang kau ingin punya berapa anak ?" tanya Wonyoung.
"Mm...segini."
Wonyoung menoleh dan melihat sepuluh jari yang ditunjukkan Sunghoon.
"Eeeeh??"
...
Seminggu setelah resepsi, pengantin ini langsung pindah ke rumah baru mereka. Tadinya ibu Sunghoon sempat protes. Beliau bilang mereka tidak usah pindah karena istana akan jadi sepi.
Sunghoon bilang mereka akan sering berkunjung. Dia juga bilang sesuatu yang memalukan, setidaknya bagi Wonyoung;"Kalau kami pindah ibu akan dapat cucu lebih cepat." Ucap Sunghoon, yang langsung mendapat cubitan dari Wonyoung.
Tapi kalimat itu justru menumbuhkan harapan besar bagi Ibu yang langsung merelakan mereka pindah.
Tidak terasa waktu sudah berjalan tiga bulan setelah mereka pindah. Menikmati hari-hari sebagai pengantin baru.
"Aku mau makan es krim."
Sunghoon menoleh pada Wonyoung yang duduk di sampingnya. Kepalanya bersandar pada Sunghoon selagi lelaki itu menonton televisi. Alih-alih menjawab, Sunghoon menegakkan badan Wonyoung dan menatapnya lekat.
"Kau mau beli es krim?" Wonyoung mengangguk. "Di cuaca dingin begini?"
"Tapi aku mau."
"Wonyoung..jangan-jangan kau." Sunghoon mernutup mulut.
Beberapa detik kemudian Wonyoung menangkap maksud suaminya. "Tidak, Sunghoon. Aku tidak hamil. Buktinya aku sedang ada tamu bulanan."
Raut wajah Sunghoon berubah. "Ah, iya. Kau benar. Kalau begitu tidak boleh. Nanti kau batuk."
Melihat Sunghoon yang kembali menonton TV, membuat Wonyoung mengguncangkan tubuhnya. "Tapi aku mau makan es kriiim. Ayoo Sunghoon kita beli. Kalau tidak aku tidak mau tidur denganmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom [Sunghoon enhypen-Wonyoung IVE]
FanficWonyoung di buat terkejut saat tiba-tiba di pagi hari ia sudah di seret keluar rumah dengan beberapa pria ber-jas hitam rapi yang membawanya ke sebuah istana kerajaan modern satu-satunya di era abad-21. dan keterkejutan Wonyoung semakin bertambah sa...