14

1K 101 5
                                    

HOOOOIII
BERAPA LAMA BOOK INI NGANGGUR ?
MASIH ADAKAH YANG MENANTI ?
.
.
.
.
.
.
.
...

"Aku malu."

"Kenapaa? Perkataanmu waktu itu justru membuatku senang. Kenapa malah malu?" Seraya menepuk-nepuk kepala Wonyoung, Sunghoon tersenyum gemas.

"Itu memalukan! Kenapa aku berubah seperti itu ketika mabuk?"

Jadi sekitar lima menit yang lalu, semua memori saat dia mabuk kembali lagi. Entah karena apa yang pasti kejadian-kejadian itu dengan jelas terpampang di ingatannya. Dan sekarang Wonyoung sangat malu ketika mengingatnya. Betapa agresifnya dia saat mabuk.

Rengekan Wonyoung tidak kunjung berhenti, maka Sunghoon membawanya duduk di pangkuannya. Semua pelayan sudah keluar atas perintah Sunghoon. Mereka sempat khawatir ketika tiba-tiba Wonyoung berteriak sambil memukul kepalanya sendiri.

"Wonyoung, aku tidak masalah jika kau berubah jadi apapun saat mabuk. Yang penting akulah satu-satunya orang yang menyaksikannya." Penjelasan lembut Sunghoon mulai menenangkan Wonyoung.

Memang benar, setiap Wonyoung mabuk pasti selalu ada Sunghoon. Pada akhirnya pun Sunghoon satu-satunya orang yang menjadi sasaran keagresifan Wonyoung.

"Sunghoon-a mianhae. Aku pasti sudah menyusahkanmu."

Sunghoon mencubit pipi Wonyoung. "Iya! Kau sangat menyusahkan! Karena kau, aku jadi tidak bisa tidur. Dan juga aku hampir menyerangmu saat itu." kalimat terakhir diucapkan dengan lirih. Cubitan Sunghoon juga berubah jadi usapan.

"Karena aku pria sejati aku tidak mau menyerangmu saat tidak sadar." Tegas Sunghoon lagi. "Aku keren, kan?"

Giliran Wonyoung mencubit pipi Sunghoon. "Iya, iyaaa kau sangat keren pangeran Sunghoon! Dasar narsis."

Keduanya terkekeh. "Pokoknya lain kali kau tidak boleh menyentuh alkohol lagi!" Kata Sunghoon. "Boleh tapi harus ada aku. Mengerti?"

Wonyoung mengangguk. "Mengerti, Pangeran!"

Sunghoon tersenyum lagi. "Ngomong-ngomong, Wonyoung."

"Hm?"

"Aku gagal sarapan panecake-mu lagi"

000


Sunghoon berbaring di kamarnya. Bermain dengan boneka milik Wonyoung yang di bawa dari rumahnya yang dulu.

"Benda ini enak juga untuk dipeluk. Pantas Wonyoung tidak mau melepaskannya." Gumam Sunghoon pada boneka itu. "Tapi bagiku tentu saja Wonyoung yang paling enak dipeluk. Hehehe."

Suara pintu terbuka membuat senyum mengembang di wajah Sunghoon. Tadi Wonyoung bilang ingin ke perpustakaan untuk mengambil bacaan. Dia bilang karena belum bisa tidur jadi ingin membaca satu dua buah buku. Dan sekarang dia sudah kembali.

"Sudah?"

Wonyoung mengangguk pelan sambil membawa tubuhnya ke atas tempat tidur. Sunghoon hampir menerjangnya dengan pelukan sebelum mata lelaki itu menemukan apa yang dibawa Wonyoung.

"Dari mana kau dapatkan itu?"

Wonyoung hanya meringis mendengar seruan Sunghoon. Dia juga langsung menyembunyikan benda yang dia bawa ketika Sunghoon berusaha merebutnya. Ternyata itu adalah album foto milik Sunghoon. Sudah pasti di dalamnya ada banyak
foto-foto Sunghoon saat masih kecil.

"Kenapa ? Aku hanya ingin lihat sebentar. Ini lebih bagus dari buku manapun."

"Aku tanya dari mana kau dapatkan itu?" tanya Sunghoon lagi.

Kingdom [Sunghoon enhypen-Wonyoung IVE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang