2. Dia

503 32 1
                                    

Jongho menggendong Yeosang hingga sampai ke apartemennya. Sebenarnya tubuh Jongho kelelahan karena sudah seharian ia bekerja, dan kini ia menemukan seorang pemuda manis seperti kucing di gang sempit

Saat di lobi apartemen, mereka sempat menjadi tontonan. Bagaimana tidak, seorang dokter tampan seperti Jongho sedang menggendong pemuda dengan paras yang ayu, yang mungkin bisa mengalahkan seorang wanita, dengan pakaian yang lusuh

Jongho menurunkan Yeosang dengan pelan dari gendongannya sesampainya ia didalam apartemennya yang berada di lantai 8

Dari yang Yeosang ketahui, apartemen ini adalah apartemen yang paling terkenal karena pemandangan yang indah disekitar apartemen ini. Diamond Apartemen adalah apartemen yang memiliki penghuni yang kaya raya. Jabatan para penghuni apartemen ini pastinya tinggi, dan bukan sembarang orang bisa tinggal di apartemen ini. Itu artinya orang yang menyelamatkannya ini bukan orang sembarangan

Menyadari Yeosang yang menatapnya terkejut, Jongho langsung menggeleng. "Jangan salah paham. Aku hanya seorang dokter umum biasa, bukannya dokter dari kalangan elit. Cuma ini peninggalan dari orang tuaku." Yeosang langsung mengangguk paham setelahnya

Yeosang membawa matanya untuk melihat sekitar. Cukup berbeda dengan apartemen biasanya. Apartemen ini memiliki satu sofa panjang dan dua sofa single. Jendela yang besar hingga ia bisa melihat pemandangan kota Seoul yang indah dengan lampu-lampunya yang menyala dengan terang. Di ruang tamu terdapat satu televisi yang lengkap dengan pengeras suaranya. Tepat diseberang ruang tamu terdapat dapur yang cukup luas dengan meja pantry sebagai penghalang. Dan yang paling penting adalah kamarnya ada dua

"Nah, Yeo. Kamar kamu ada di sebelah sana dan sampingnya itu kamarku." Yeosang menoleh kearah Jongho lalu menatap sebuah kamar yang tepat berada disebelah kamar Jongho

"Kamu bisa pakai kamar itu dan untuk sementara kamu pakai bajuku." Lanjut Jongho dengan senyumnya yang manis membuat jantung Yeosang berdisko karena degupan yang kencang

Yeosang mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya dengan takut. Ia ingin bicara tapi entah rasanya ia malu untuk mengatakannya

"Ada apa?" Oh sial. Jantungnya makin berdegup kencang saat Jongho menunduk guna menatapnya yang juga menunduk. Jangan lupakan tangan Jongho yang berada di atas kepalanya

Yeosang menggeleng pelan lalu bergumam lirih hampir tidak terdengar, namun Untung saja Jongho memiliki pendengaran yang tajam. "K-kamar mandi." Ucap Yeosang nyaris berbisik

"Oh, didalam kamar ada kamar mandi kok, tenang saja. Kamu kedalam lalu bersih-bersih. Aku akan ambilkan baju untuk kamu." Setelah mengucapkannya, Jongho langsung pergi meninggalkan Yeosang yang masih mencoba untuk menetralkan detak jantungnya

Jongho berada didalam kamarnya dengan tersenyum kecil. Ia tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Yeosang tengah malu sekarang. Terlihat bagaimana pipinya yang memerah juga panas

Jongho menggeleng lalu mulai mencari bajunya yang sekiranya muat dengan tubuh ramping tapi berotot milik Yeosang. Ya, bisa Jongho rasakan bahwa Yeosang sedikit berotot tadi saat menggendongnya. Jongho tahu lengan Yeosang yang kuat itu karena otot bisepnya, karena Jongho juga punya otot itu. Malah diantara seluruh temannya, Jongho yang paling kuat dan paling berotot

Jongho masuk kedalam kamar yang sekarang menjadi kamar Yeosang untuk beberapa waktu ke depan diam-diam dan tanpa bersuara sedikitpun. Bisa ia dengar suara air dari shower dalam kamar mandi yang menandakan bahwa Yeosang tengah mandi sekarang

Jongho dengan pelan mengetuk pintu kamar mandi lalu berteriak. "Yeo, bajunya aku taruh di kasur. Nanti pakai saja." Setelahnya Jongho langsung keluar kamar tanpa menunggu jawaban Yeosang untuk menyiapkan makanan yang tadi sempat ia beli

•••

Yeosang keluar dari kamar mandi lima menit setelah ia mendengar teriakan Jongho. Ia keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang ada didalam kamar mandi

Yeosang tersenyum saat melihat setelan baju di atas kasur. Hanya sebuah kaos berwarna putih dengan celana pendek berwarna hitam

Setelah memakai bajunya, Yeosang tidak langsung keluar kamar, tapi mengamati kamar ini. Lagi-lagi Yeosang dibuat terpukau dengan interior apartemen yang tidak main-main ini

Sama seperti ruang depan. Kamar ini juga memiliki jendela besar dengan pemandangan langsung Seoul Tower diseberang. Bukan hanya itu. Ada sebuah lukisan monokrom yang digantung di atas kepala ranjang, dan tidak ada lecet sedikitpun. Meski tidak dihuni, tapi kamar ini tetap dirawat dengan baik

Setelah hampir sepuluh menit, Yeosang akhirnya keluar dari kamar dan mencari Jongho yang ternyata berada di dapur. Dengan sendirinya Yeosang duduk di kursi pantry dan mengamati punggung lebar Jongho yang sepertinya tidak sadar bahwa dirinya ada di sana

Hingga saat Jongho berbalik, Jongho terdiam mematung. Jongho mengerjap pelan lalu kembali menatap kompor dengan tatapan terkejutnya

Sial. Kenapa dia jadi cantik begini?

Jongho menggerutu dengan sendirinya. Tentunya tidak ia ucapkan secara langsung karena dia sendiri masih shock. Bayangkan saja penampilan Yeosang yang kini memakai kaos putih milik Jongho yang ternyata masih kebesaran dan rambut pirangnya yang panjang ditambah dengan tanda merah di pelipisnya membuatnya semakin cantik

Ingin rasanya Jongho terkam, tapi mereka baru kenal. Tidak sopan jika langsung melakukannya

"Ekhem. Yeo, bisa tolong ambilkan mangkok di meja?" Mendengar perkataan Jongho, Yeosang langsung berdiri dan mengambil mangkok yang dimaksud oleh Jongho

Sialan. Jongho merutuki kebodohannya yang memberikan Yeosang baju itu. Bagaimana bisa celana pendek hitam itu masih kalah dengan kaos putih yang dikenakan oleh Yeosang? Malah sekarang terlihat seperti yeosang tidak mengenakan bawahan apapun karena kaosnya yang terlalu besar

Sama dengan Jongho. Yeosang juga mematung menatap orang didepannya ini. Meski pipinya membuat gemar Yeosang, tapi tetap saja, gaya rambutnya itu membuatnya ketar ketir sekaligus jantungnya kembali berdisko. Rambut berwarna hitam legam itu dinaikkan hingga membuat kening mulus Jongho terlihat, atau bahasanya sekarang adalah jidatan:)

Mereka berdua sama-sama terdiam dan membeku menikmati pemandangan depan mata mereka masing-masing. Untung saja kompornya sudah Jongho matikan, jadi masakannya tidak gosong

Mereka terdiam dengan posisi yang sama selama sepuluh menit hingga akhirnya Jongho mengalihkan pandangannya terlebih dahulu, menatap makanan yang kini sudah dingin tapi masih didalam pan karena di diamkan selama itu

"Ekhem." Jongho mencoba membuat Yeosang sadar dan itu berhasil. Kini dua anak Adam itu tengah sibuk dengan urusan masing-masing karena masih salah tingkah. Jongho yang kembali menyalakan kompor dan Yeosang yang kembali duduk di kursi pantry setelah meletakkan mangkok yang tadi ia bawa disebelah kompor

Hanya butuh dua menit untuk memanaskan makanan yang sudah dingin karena diabaikan itu, dan akhirnya mereka makan dengan tenang. Iya, tenang karena masih salah tingkah. Keduanya makan dalam diam. Tidak ada percakapan basa-basi di sela-sela mereka makan. Datar

































































































_________
Tibici

Chapter 2 yang punya alur sama tapi beda bahasa. Yang ini lebih baku

Lynn
11 April 2023

𝐇𝐲𝐛𝐢𝐫𝐝 (?) [𝙅𝙤𝙣𝙜𝙝𝙤 & 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang