8. Perasaan

291 23 2
                                    

Hari ini dijalani oleh Jongho layaknya hari biasanya karena memang tidak ada yang spesial kecuali San yang juga bekerja di rumah sakit tempatnya bekerja juga Yeosang yang masih tinggal di apartemennya

Entah kenapa rasanya tidak tega untuk membiarkan Yeosang pergi dari apartemennya. Jadi setiap kali Yeosang mengatakan bahwa ia akan keluar secepatnya dari apartemen Jongho, pasti selalu jongho halangi dengan alasan yang sebenarnya cukup masuk akal

Setiap kali ada kesempatan Yeosang akan bilang bahwa ia akan segera keluar dari apartemen Jongho dan mencari tempat tinggal baru agar Jongho lebih nyaman. Tapi Jongho selalu menghalanginya dengan kata-kata tentang uang. Pasti akan susah bagi Yeosang untuk mencari tempat tinggal baru karena ia tak punya pendapatan sedikitpun untuk membeli atau bahkan menyewanya. Ditambah lagi Yeosang tidak memiliki pengalaman bernegosiasi. Sejak kecil ia tinggal di istana yang semuanya serba di persiapkan, dan saat kabur juga ia tinggal di tempat tinggal Wooyoung. Karena Yeosang yang tidak bisa membantah lagi, jadinya Yeosang tetap tinggal di apartemen milik Jongho

Hari ini seperti biasa, Jongho menghabiskan waktunya sepanjang hari di rumah sakit tempatnya bekerja. Dan akhirnya setelah berjam-jam duduk dan memeriksa setiap pasien yang datang, ia berdiri juga meski endingnya juga duduk lagi di bangku kantin

Karena tadi ia terlambat bangun, jadinya tidak sempat untuk menyiapkan bekal yang selalu ia bawa. Sementara Yeosang sudah menawarkan diri untuk memasak untuk Jongho, tapi malah ditolak dengan alasan tidak mau merepotkan

Jongho duduk sambil membawa piring yang berisi nasi goreng kimchi kesukaannya. Makanan paling umum yang ada sekaligus paling favorit. Jongho mengunyah makanannya sambil melihat ada dua dokter muda lain yang mendekat padanya dengan piring juga ditangan mereka

Dua dokter itu memiliki paras yang tampan, membuat siapapun yang melihatnya ingin meleleh. Ditambah lagi jas dari salah satu dokter itu dilepas membuat kemeja putih miliknya mencetak dengan jelas bisep yang selama ini ia miliki. Sementara yang satunya memiliki surai yang cukup mencolok, berwarna separuh hitam dan separuh putih membuatnya menjadi semakin tampan. Panggil saja keduanya Choi San dan Kim Hongjoong, dua orang yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Jongho

"Tumben nggak bawa bekal?" Jongho mengangguk guna menanggapi ucapan Hongjoong, orang yang lebih tua darinya

"Darimana aja seminggu nggak keliatan?" Tanya Jongho yang masih saja mengunyah makanannya

"Nyari ayang dia mah." Balas San dengan terkekeh dan dibalas tatapan maut dari Hongjoong. Bukan tatapan maut sih, lebih ke tatapan julid nya si bapak

"Oiya? Belum ketemu juga tuh?" Hongjoong hanya menggeleng lalu menghela napasnya panjang

"Kau ada punya salah atau apa gitu sama dia? Kasian aku tengok kau ini, murung kali." Celetuk Jongho dengan nada yang sangat-sangat asing ditelinga kedua kakaknya tapi mereka berdua tidak peduli. Bukan sekali dua kali Jongho tiba-tiba berucap menggunakan bahasa dari planet lain

"Nggak ada. Yang terakhir nih ya, dia itu bilang kalau dia nggak pede. Takut sama keluarga besar yang padahal Nerima dia apa adanya. Nggak pantes dan nggak cocok jadi mantu keluarga katanya." Balas Hongjoong sambil mengusap surainya sendiri

"Sungguh frustasi sepertinya engkau pak." Hongjoong ingin protes tapi itu memang benar

"Tapi kalian pernah denger nggak tentang Hybird kucing Persia?" Tanya Hongjoong tiba-tiba dan keduanya menjawab dengan gelengan meski kebingungan

"Itu tuh jenis Hybird yang paling langka dan cuma tinggal satu di dunia ini. Dia punya bulu lebat plus panjang kayak kucing Persia pada umumnya. Cuma bedanya di bagian mata, kalau kucing Persia biasa matanya warna biru terang, nah yang satu ini tuh warnanya hazel gitu, bagus banget." Jelas Hongjoong dengan penuh keseriusan

𝐇𝐲𝐛𝐢𝐫𝐝 (?) [𝙅𝙤𝙣𝙜𝙝𝙤 & 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang