14. Break

132 14 3
                                    

Seorang pemuda bersurai panjang sedang mengaduk-aduk buburnya sembari melamun membuat pemuda yang lain merasa jijik melihatnya. Tentu saja, dia tidak suka jika bubur yang sudah lembek dan benyek itu malah makin warna warni karena bumbu dari buburnya

Pemuda bernama Yang Jeongin ini sedikit merasa aneh dengan temannya. Seperti sedang mengalami masalah yang sangat besar saja

"Choi Beomgyu!" Panggil Jeongin untuk kesekian kalinya dan akhirnya yang ia panggil mendengarkannya. "Apa yang terjadi? Kau benar-benar putus dengan Taehyun? Dan akan kembali dengan mantanmu yang ada di Amerika? Yang benar saja kau ini." Protes Jeongin yang tentu saja tidak di gubris oleh sang empu

"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa diabaikan oleh Taehyun akhir-akhir ini. Dia saja berangkat saat aku belum bangun, dan pulang saat aku sudah tidur. Baru tadi pagi kami sempat sarapan bersama, setelah lebih dari seminggu."

Jeongin merasa bahwa Beomgyu sudah keterlaluan. Beomgyu sangat egois. Dulu, Beomgyu rela meninggalkan Hyuka demi Taehyun karena pemuda berhidung lancip itulah yang menemaninya selama Hyuka berada di Amerika. Sekarang Beomgyu ingin meninggalkan Taehyun hanya karena ia di diamkan selama seminggu lebih?

"Apa kau sudah gila Gyu? Dengar, aku rasa hal ini wajar-wajar saja. Taehyun sudah mendekati masa sidang,tugas sangat banyak. Aku yakin kau pasti sudah melihat Taehyun yang selalu berkutat dengan kertas saat dia pulang." Jeongin berucap tanpa menatap Beomgyu. "Kau tidak pernah belajar dariku. Lihatlah aku, sudah di diamkan selama hampir sebulan. Sama seperti dirimu, dia pulang saat aku sudah tidur dan aku berangkat saat ia masih tidur, bahkan kadang dia tidak pulang sama sekali. Tapi kami berdua memahami kesibukan satu sama lain. Yang di perlukan hanya satu, kepercayaan. Jika kau percaya dengan kekasihmu, maka minta maaflah padanya setelah ini."

Jeongin mengambil ponselnya dan menunjukkan ponselnya pada Beomgyu. "Lihat, Taehyun tidak fokus mengerjakan tugasnya, padahal deadline sudah lusa, sedangkan tugasnya masih belum 50%, kau yakin masih ingin meninggalkannya?" Tanya Jeongin sambil menengok ekspresi Beomgyu yang merasa bersalah. "Oh, aku dengar dari Han, Taehyun sudah belasan kali revisi skripsi miliknya, juga sudah belasan kali di tolak oleh dosen pembimbingnya. Kemarin, adalah genap yang ke 15 kali ia di tolak. Judulnya sudah di terima, hanya saja isinya masih belum bisa di terima oleh dosen yang killer itu."

•••

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang dan Jongho baru kembali ke ruangannya setelah ia mondar-mandir, keluar-masuk kamar pasien untuk memeriksa perkembangan atau penurunan kesehatan pasien yang ia tangani

Baru saja ia bersantai sembari memejamkan matanya, tiba-tiba saja telepon rumah sakit berdering membuatnya terkejut. Ia mengangkat telepon itu dan mendengar suara pemuda yang bekerja di balik meja resepsionis. Hwang Hyunjin

"Permisi, Dok ada yang mau bertemu dengan anda."

Kening Jongho mengernyit mendengarnya, "Tapi aku tidak memiliki janji temu dengan siapapun."

Samar-samar Jongho mendengar suara Hyunjin yang bertanya pada orang yang ingin bertemu dirinya, tapi Jongho malah shock mendengar suara yang ia kenal dan jawaban dari orang itu membuatnya lebih shock lagi

"Janji? Untuk bertemu dengan kekasihku sendiri, apakah aku perlu membuat janji? Sudahlah, antarkan saja aku ke ruangannya. Jangan membuatku berdiri lama di sini."

Jongho menghela napasnya lelah. Ia malas jika harus bertemu kembali dengan gadis gila yang mengejarnya terus-terusan itu. "Usir dia. Aku tidak mau tau, usir dia. Jangan sampai dia mengganggu hubunganku."

Jongho langsung menutup teleponnya dengan kasar dan ia menghembuskan napas kasar pula. Ayolah, ia sudah lelah mondar-mandir, belum lagi ia harus belanja kebutuhannya di apartemen, apakah harus ia menghadapi gadis gila itu? Sudah lelah fisik, haruskah ia lelah bathin juga?

𝐇𝐲𝐛𝐢𝐫𝐝 (?) [𝙅𝙤𝙣𝙜𝙝𝙤 & 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang